---lima:apa---

105 11 2
                                    

Eun Ji POV
"Kupikir kau masih tidur."

Suara berat berhasil membuat ku bangun sepenuhnya. Suara tersebut benar-benar panas diantara dinginnya udara pagi dan pendingin kamar ini. Ini bukan kamar yang biasa aku gunakan untuk bangun.ya, ini kamar apartemen seseorang.

"Siapa kamu?" Kurasakan tangannya yang hangat memeluk pinggang ku posesif. Kilasan apa yang terjadi semalam masih membayangi pikiranku. Terbayang jelas apa yang terjadi, bagaimana ia juga menikmati surga dunia bersama laki-laki di sampingnya. Pupus sudah harapan.

"Apa semalam kita tidur bersama? "

"Kau sudah menemukan jawabannya."

Eun Ji tidak terkejut dengan apa yang didengarnya. Sudah selesai semua, saat seorang perempuan kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupnya.

"Ijinkan aku pergi, setidaknya anggap kau tidak mengenalku. Lupakan apa yang terjadi, jika suatu saat kita bertemu hilangkan ingatan dan berpura-pura lah kita tidak pernah bertemu."

Eun ji bangkit dengan tertatih mengingat apa yang terjadi semalam. Memungut apa yang telah jatuh karena perbuatan seseorang yang kini juga bangkit mengikuti apa yang dilakukan Eun Ji. Sekarang Eun Ji sudah berpakaian lengkap dan bersiap pergi.

Sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, sebuah tangan lain menahan lengannya. Tinggi badan yang memaksanya mendongak menatap sang pelaku.

"Apapun yang terjadi, aku tidak akan melupakanmu. Sekarang tanggung jawabku. Aku akan mengantarmu. " Ia menyeret Eun ji menuju mobilnya di garasi.

Ditempatkan Eun Ji dengan perlahan, begitu pun ia yang memposisikan menjadi pengemudi. Ini mengingatkan nya pada kejadian semalam. Ia menyetir dengan gelisah. Sesekali menatap Eun Ji yang hanya terdiam menatap jalanan.

"Maaf"

Eun Ji spontan menoleh. Bukankah laki-laki anti dengan kata maaf?

"Maaf tidak mengembalikan semuanya. Lagipula rasanya aku tidak pantas lagi hidup di dunia ini. Semuanya berubah dan hidupku benar-benar tidak berguna." Keluh eun ji

"Aku tau masalahmu, kukira normal jika kau ingin balas dendam dengan kakakmu."

Eun Ji terkejut. Seingatnya ia tidak pernah menceritakan masalahnya itu kepada laki-laki di samping nya.

"Jika kau bertanya bagaimana aku tahu, kukira kau tidak ingat kejadian saat kau mabuk."

" Apa aku menceritakannya padamu? Benarkah?"

Sang empu yang ditanya hanya tersenyum kecil, benar-benar manis dengan gigi kelincinya.Sekilas pipi Eun Ji memerah.

"Dan apa yang terjadi sema---"
"Jangan dibahas. Mari kita membahas yang lain saja." Eun Ji segera memotong perkataan lawan bicaranya.

Suara kekehan menggema di dalam mobil.

"Siapa namamu? Sampai sekarang bahkan aku tidak tahu namamu. Hm?" Tanya Eun Ji yanv mulai terbuka dan nyaman.

"Aku... Jungkook, jeon jungkook. Lalu, siapa namamu?"

Nama yang indah- eun ji

"Aku sedang malas pulang ke rumah. Apa kau bisa membawaku ke suatu tempat?"

Jungkook terkekeh,

"Baiklah, mungkin... Pantai?"
"Aaa, daripada pantai, bagaimana kalau...."

Jungkook memasang wajah berpikir. Eun ji menjadi gemas. Akhirnya eun ji mendekati jungkook dan berbisik.

"Arraseo! " Jungkook terkekeh setelah mendengar apa yang menjadi keinginan eun ji.

Eun ji pun hanya tersenyum. Ia bersyukur sejenak bisa melupakan masalah nya.

Brrrmmm

Jungkook melajukan kecepatannya.
.
.
.
.

????
Akward bgt. Makasih yg udah ngikutin sampe sekarang. Maaf klo kurang cocok ama tokohnya. Sebenarnya udh ga ada niatan lanjut sii,😂 tp ada yg minta. Makasih yaaa buat yg masih setia. Oiya
Chpt awal bakal aku edit supaya lebih rapi. Tp klo yg udah baca ga usah baca ulang gapapa..

Between your destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang