Chapter 1

67 11 1
                                    

Anak cowok berambut pendek kecoklatan sedang duduk dibawah pohon sendirian. Hembusan angin membuat rambutnya bergoyang.

"Hoi! Alvy, kamu menang The game! Tahun ini!!" Jerit seorang cowok tinggi rapih dengan kemeja putih yang dibalut dengan sweater.

Alvy hanya menoleh sedikit untuk memastikan siapa yang datang. Dan itu Ronald Stevenson teman yang paling dekat dengannya.

"Hoi, jangan diam aja!" Tegur Steven dengan napas terengah-engah. Alvy masih saja tak merespon omongan Steven.

"Hei! Ka-"

"Kau mendaftarkan-ku? Kau sengaja ya?" Dengan wajahnya yang lebih suram dari pada saat dia sendirian.

"Ahahaha ternyata kau tahu ya? Harusnya kau berbaha-"

"Bahagia? Kau mendaftarkan-ku? Sebentar lagi aku akan mati!" Dengan nada yang ia keluarkan menjadi lemas dan frustasi.

"Apa?! Nggak mungkin, kalau kau menang bisa dapat rumah dan sertifikat tanah tahu!!" Steven bersikeras untuk membangkitkan semangat Alvy.

Alvy tak menjawab omongan Steven, keheningan langsung melanda mereka berdua. Tak ada yang berbicara sama sekali. Steven merasa bersalah dengan apa yang sudah ia perbuat.

"Kalau aku mati, tolong jaga adikku ya!" Pinta Alvy sedikit tersenyum. Walau tak terlihat gembira tapi senyumannya hangat dan sangat berarti.

"Iya...Alvy maafkan aku!! A-aku bisa meminta guru untuk mencoret namamu dari permainan itu, a-"

"Tidak bisa! Kita tidak bisa mengundurkan diri! Lagian, hanya 40 orang saja yang masuk. Dan yang mendaftarkan diri itu orang bodoh!" Alvy berdiri dan meninggalkan Steven. Steven jadi tak enak hati, dia mengikuti langkah Alvy dari belakang.

Sekolah ini mengadakan sebuah acara tahunan. Permainan yang berbeda dari semua permainan yang ada. Dari 3 angkatan pasti ada yang mendaftarkan diri karena penasaran yang sangat kuat. Dari beratus orang yang mendaftar hanya dipilih 40 orang.

Nama permainan itu adalah The game. Jika menang kau akan beruntung, atau bisa dibilang sangat sangat beruntung.
Tapi jika kau kalah kau benar-benar hilang. Hanya ada 1 orang pemenang, tak ada juara 2 maupun 3, seorang saja yang dapat menang.

#

"Nah, bapak akan menginformasi kan tentang permainan ini..." suara lantang dari pak William terdengar jelas ditelinga Alvy.

"Pihak sekolah sudah meminta izin dengan para orang tua! Besok kalian akan kumpul di depan sekolah, bagi perempuan disarankan membawa barang khususnya. Ada pertanyaan?" Kali ini sesi pertanyaan.

Dengan informasi yang kurang jelas. Dan dari 40 orang itu tidak ada yang berpengalaman, termasuk dengan Alvy. Sampai salah seorang mengangkat tangan.

"Ya?"

"Kita tak membawa apa-apa?" Laki-laki dengan kantung mata yang terlihat sangat gelap. Dengan hawa yang suram.

"Mm... anggap saja ini seperti study tour, Xiar kau mengerti?" Jelas pak William.
Xiar mengangguk.

Kali ini Alvy mengangkat tangan.

"Ya Alvy?"

"Besok hari Minggu?"

"Ya...siapkan diri kalian!"

Bersambung...

Makasih yang sudah baca..

salam HSCMJA

The gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang