Chapter 4

30 8 1
                                    

"To–long!! Ada Gurita Raksasa!!!"

Alvy menoleh kebelakang, dia langsung berenang dengan cepat ketepian. Tentakel raksasanya menarik perahu yang player lain tumpangi. Alvy berusaha sekuat tenaga untuk berenang ketepian dengan cepat, sambil mendorong Vincent diatas batang kayu. Saat sedikit lagi menyentuh tepian, tentakel raksasa mengincar Alvy dan Vincent. Lautan menjadi merah darah, warna merah itu dari player lain yang sudah menjadi santapan gurita Raksasa itu.

Sampai ditepi Alvy menarik tubuh Vincent kuat-kuat, kedalam hutan. Tentakel itu masih saja mengincar Alvy, dia melihat besi runcing tergeletak disebelah kananya, dekat pohon kelapa. Alvy mengambil besi itu dan menusuk tentakel gurita tersebut, lalu menghela napas lega.

"Kau menyusahkan saja." keluh Alvy, menyeret tubuh Vincent ke pinggir hutan.

Dia bersender dipohon ek untuk istirahat sejenak, sambil menunggu Vincent tersadar dari pingsannya.

#

"Alvy?" Vincent memanggil Alvy, Alvy melempar roti kearah Vincent.

"Makan itu, setelah itu kita harus melanjutkan game ini." Avly terlihat sedang memperhatikan sebuah kertas. Vincent mulai melahap rotinya.

"Kau dapat dari mana?"

"Tadi ada sebuah peti, aku mengambilnya dari peti itu." kemudian dia bersandar dipohon ek. Di terus memperhatikan kertas putih tadi, Vincent ikut melihat.

"Sebuah peta?" Vincent bertanya. "Apa itu sebuah peta?" Vincent lebih meyakinkan.

"Begitulah..." Alvy terus memperhatikan kertas putih itu. Vincent menghabiskan rotinya.

"Bukankah itu pulau terpencil yang dilupakan dunia? Sebaiknya kau hati-hati, masih banyak hewan liar." Alvy berdiri melihat tajam kedalam hutan, lalu berjalan Vincent mengikuti langkahnya.

"Bukannya kita sudah sampai? Kita menang dong!!"

"Itu hanya untuk memanas-manaskan player, Contohnya seperti kau. Cepat kita harus di tanda x itu!" Jawab Alvy mengamati jalan dan peta.

"Yah merepotkan..." Keluh Vincent.

"kau yang merepotkan, kita hampir mati gara-gara kau."

"Aku? Seingatku aku tercebur, lalu..." sebelum melanjutkan kata-katanya Alvy langsung menyela.

" perahu kita terbalik, player lain sepertinya Mati..."

"Mati?"

"Ya, sepertinya mereka sudah jadi santapan pagi gurita tadi." jelas Alvy terus melangkah ke depan, Vincent setia mengikutinya.

"Gurita? Seharusnya itu robot kan?" Vincent berusaha berpikir positive.

"Bukan, gurita itu hidup."

"Apa gurita itu raksasa?"

"Ya, aku menyelamatkanmu. Gurita itu masih hidup."

"Aku pingsan? Terimakasih, kukira aku akan mati tenggelam."

"Jelas saja itu karena kecerobohanmu sediri, ayo kita masih harus berjalan. Kalau kau lapar bilang saja." kata Alvy, Vincent mengangguk pelam.

#

Sekitar 3 jam lamanya mereka berdua terus berjalan menuju tanda X. Sejauh ini mereka tak mengalami bahaya.

"Grr..." suara geraman dari sebelah kanan terdengar jelas di telinga Alvy dan Vincent, dia langsung mengumpat dibelakang tubuh Alvy.

"Alvy itu apa?"

"Seekor singa..." jawab Alvy berhentu melangkah, dia bersikap waspada. Sekujur tubuh Vincent bergetar merinding. Alvy hanya berusaha setenang mungkin.

"Alvy kita harus pergi!!"

"ssshss.. singa itu sudah menjadi target seseorang."

"ba–bagaimana kau tahu?"

Alvy tidak menjawab pertanyaan Vincent, dia terus diam ditempat. Sedangkan singa itu terus melangkah mendekati dua daging segar didepannya. "CRUG" anak panah menancap pas dikepala singa itu.

"huft, akhirnya pointku bertambah." kata seorang perempuan cantik, dengan rambut panjangnya dikuncir ekor kuda. Rok pink pendek melekat dipinggangnya, sweater biru muda, pupil mata merah terang. Dia menoleh kearah Alvy dan Vincent.

"ups...ketahuan ya...siapa kalian?" perempuan itu mendekati Alvy, diapun menjawab.

"harusnya aku yang bertanya seperti itu."

"baiklah terserah padamu, aku Skarlett overtest. Kau?"

"kau bukan player dari Harvest school?"

"tentu bukan, aku bukan siapa-siapa. Hanya budak. Nama kalian siapa?"

"aku Vincent fanthom!" Vincent menyela obrolan mereka.

"kau?"

"Alvy trancy..."

Perempuan itu menjaga jarak dengan Alvy, lalu pergi tanpa pamit. Bagi Alvy perempuan itu aneh, sepertiada yang janggal pada perempuan itu. Vincent bingung dengan sikap perempuan tadi.

"dia kenapa?"

"entahlah...sepertinya itu sebuah penginapan." Alvy menujuk kedepan.

"penginapan? Aneh..."

Alvy berjalan menuju penginapan itu, diikuti Vincent dari belakang. Penginapa dalam hutan, pulau terpencil itu aneh. Dindingnya berwarna putih cerah tanpa noda dan terlihat mewah.

"SELAMAT!! Peta itu berakhir disini, kalian lolos game pertama. Alvy trancy, Xiar thelockd, Alexia edward, Jesicca worth, Elly suitrom, Vincent fanthom...bla....bla..." tiba-tiba terpancar layar hologram dari dinding.

"kita lolos!" Vincent tersenyum lebar, Alvy mengangguk.

#

"boss kau gila ya? Mengikut sertakan Alvy trancy?"

"tidak, ini akan jadi lebih menarik..."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bersambung...

halo, ini paragraf kegajean authornya.... Makasih yang sudah sempetin diri untuk mampir.

Salam HSCMJA

The gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang