Chapter 1 [Athena Evangellyn Dominique]

15.4K 762 6
                                    

In mulmed; Athena Evangellyn Dominique

---

Athena POV

Namaku adalah Athena Evangellyn Dominique, yang artinya Dewi kebijaksanan yang diberkati oleh Tuhan. Tapi, nyatanya yang aku rasakan, aku tidak pernah merasakan apa itu berkat dari Tuhan. Tuhan merenggut kedua orangtuku, keluarga satu-satunya yang aku punya. Bayangkan diumurku yang masih 10tahun aku harus merasakan kehilangan kasih sayang seorang Ibu dan Ayah sekaligus.

Seakan Tuhan belum puas melihatku menderita, tepat setelah mendengar kabar bahwa kedua orangtuaku meninggal, segerombolan pria berjas dan berbadan besar membiusku dan memasukanku kedalam mobil mereka.

Saat di pagi hari aku terbangun, aku merasakan bahwa badanku terasa sangat sakit dan pegal dibagian kakiku. Betapa terkejutnya aku saat mengedarkan mata, aku berada didalam sebuah sel tahanan yang pengap, lembab, tidak ada pencahayaan, dan terukurung dalam keadaan satu kaki yang di rantai.

Seakan Tuhan masih ingin bermain-main denganku, penderitaanku tidak berhenti sampai disitu saja, 'mereka' yang menyebut dirinya sebagai The Fit Zaragoza, terus menyiksaku, mereka tidak memberikanku makanan dengan layak, tidak memberikanku pakaian dengan layak, tidak membiarkan aku keluar dari sel tahanan, bahkan akupun harus kencing ditempat yang sama dimana aku tidur malam harinya. Sungguh mereka benar-benar biadab.

Mereka hanya memperbolehkanku keluar jika aku ingin buang air besar atau mereka yang membutuhkanku. Lebih tepatnya mereka yang ingin mencicipi tubuhku. Mereka yang berusaha mencicipi tubuhku selalu berakhir mengerang kesakitan karena 'aset' nya selalu ku tendang jika mereka mencoba untuk menyentuhku. Dan akupun selalu berakhir dengan tubuh babak belur karena dihajar oleh sekumpulan pria yang mencoba menyentuhku.

Bukannya aku tidak takut, jujur aku sungguh ketakutan disini, diruangan pengap nan lembab ini, tapi jika aku berhenti berusaha dan menyerahkan mahkota yang selama ini ku jaga, lalu apa yang akan tersisa nanti untuk calon suamiku? Sedangkan, sudah tidak ada lagi yang tersisa dalam diriku. Aku tidak munafik bahwa akupun memimpikan kelak akan memiliki Anak dan seorang Suami. Walaupun sepertinya tidak ada celah untukku bisa keluar dari sel tahanan ini. Tapi apa salahnya bermimpi dan berharap? walaupun aku tau, mimpi itu terlalu jauh nan tinggi untuk kugapai.

Hingga 12tahun berlalu aku dikurung didalam sel tahanan tersebut, tidak ada yang berubah dariku yang selalu berharap dan melafalkan do'a agar Tuhan mau berbaik hati mengabulkan doaku.

---

Aku terbangun tengah malam saat mendengar seseorang yang berusaha membuka pagar besi untuk masuk ke sel tahanan. Aku yakin mereka akan menghampiriku dan memaksaku lagi untuk berhubungan intim dengan mereka.

Akhirnya waktu yang kutunggu datang juga, bukan, bukan karena aku menyerah dan akan membiarkan mereka menyentuhku. Tetapi aku sudah memantapkan hatiku untuk mencoba peruntungan. Aku akan kabur dari sini, dari sel tahanan yang membuatku hampir mati ini.

Aku sudah menyiapkan paku yg berada ditanganku, aku mendapatkan paku itu dari depan jeruji sel, entah mereka bodoh atau bagaimana tapi ini sungguh membuatku merasa seperti mendapatkan undian lotre yang bernilai jutaan dollar.

Aku mendengar pintu sel tahananku dibuka, aku masih pura-pura tertidur saat dia melangkahkan kaki ke sel. Pengawal berbadan besar itu semakin dekat kearahku, saat ia akan membangunkanku, dengan tangan yang bergetar aku langsung menggoreskan paku itu di sepanjang pelipis hingga hampir menyentuh bibirnya. Dia berteriak dengan histeris. Selanjutnya aku mengambil kunci yang di genggam oleh pengawal itu untuk membuka rantai di kakiku. Aku bersyukur karena lukanya cukup dalam jadi dia tidak bisa mengejarku.

Aku berlari, berlari dan terus berlari mencari jalan keluar dari mansion yang luas ini, hingga aku menemukan sebuah pintu yang kukira seperti pintu belakang dapur, dan ternyata benar, itu adalah pintu dapur yang langsung mengarah ke arah hutan. Saat aku melangkahkan kaki untuk keluar, udara dingin datang menyambutku yang hanya mengenakan gaun dibawah lutut dengan lengan spaghetti yang sudah lusuh dan berlubang dimana-mana.

Aku baru menyadari bahwa mansion ini terletak di tengah-tengah hutan yang cukup indah dengan dihiasi banyaknya pohon pinus dan tumbuhan liar lainnya. Sedang asik-asiknya melihat pemandangan hutan, tiba-tiba aku melihat dari arah belakang ada yang berteriak memanggil namaku dengan membawa obor dan senter.
Matilah aku, ternyata mereka mengejarku. batinku

Detik selanjutnya, aku kembali berlari, mengerahkan segala kekuatan, mengabaikan rasa sakit saat kaki dan tanganku terluka akibat tergores tumbuhan liar. Aku terus berlari entah kemana arah, yang terpenting aku harus keluar dari hutan ini. Saat aku sedang berlari, di depanku ada sebuah kayu yang cukup besar tergolek di tanah, alhasil akupun terjatuh dengan posisi tengkurap.

Saat aku mencoba untuk bangun, yang pertama kurasakan adalah bau amis darah menguar. Saat mencoba melihat darimana arah bau amis darah itu, ternyata lutut dan sikutku mendapatkan luka cukup dalam dari goresan kayu tadi. Saat telah berdiri aku mencoba untuk lari lagi tetapi ini sungguh menyakitkan, kakiku benar-benar sakit.

Kristal bening yang sudah mengering 12tahun lamanya pun akhirnya hari ini meluncur dengan perlahan di kedua pipiku, ini sungguh menyakitkan. Tidak bisakah Tuhan memberikan kemudahan untukku sedikit saja? Tidak bisakah Tuhan membiarkan aku tersenyum walau sebentar saja? Tuhan kumohon aku benar-benar ingin keluar hidup-hidup dari Mansion ini.

---

Setelah 1 jam aku berlari tanpa memedulikan rasa sakit disekujur tubuhku, akhirnya aku bisa bernafas lega, didepan sana ada sebuah jalan raya. Aku semakin mempercepat lari ku menuju jalan raya itu. Aku melihat cahaya, aku mendengar deru suara mobil. Oh Tuhan akhirnya aku bisa bebas.

Semakin cepat aku berlari rasanya penglihatanku semakin memburam, kepalaku pun terasa memberat. Tidak, tidak, aku tidak boleh menyerah aku sudah sampai sejauh ini, aku akan berhasil, sedkit lagi, ya hanya beberapa meter lagi aku akan mencapai jalan raya. Tuhan tolong pinjamkan kekuatanmu untukku.

Dan ya aku berhasil, aku sudah menginjak jalan raya, mobil itu terus melaju kearahku, semakin dekat denganku. Dengan seluruh kekuatan yang tersisa, aku menerjang mobil itu dengan merentangkan kedua tanganku berharap mobil tersebut berhenti. Setelah itu aku mendengar suara ban berdecit memekakan telinga. Dia berhenti, mobil itu berhenti.

Sang pemilik mobil keluar dan melihat kearahku, meneliti seluruh pakaianku, melihat wajahku, lalu tatapannya jatuh tepat dimataku.

Saat dia terlihat akan mengatakan sesuatu, aku langsung memotong ucapannya dengan berkata "Kumohon, kumohon selamatkan aku Tuan, selamatkan aku dari mereka, akan kulakukan apapun itu sebagai imbalannya jika Tuan mau menolongku, aku sudah tidak sanggup untuk berlari lebih jauh lagi". putusku dengan suara yang mulai memelan.

Aku tidak bisa menebak ekspresi apa yang sedang di perlihatkannta, wajahnya begitu datar dan dingin. Saat dia hendak mengatakan sesuatu kembali. Seketika itu pula kegelapan datang menyelimutiku.

TBC~
---

Chapter satu udah ku Publish maaf jika masih banyak kesalahan hihi....
Salam sayang aurumyn_ 😘

The Capo of LucaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang