In mulmed adalah penampakan Luca kalau lagi ketawa, ganteng kan ganteng ya, Aku aja ganahan liatnya:(
---
Rabu pagi, Athena tengah menyiram tanaman anggreknya di taman yang mulai tumbuh berupa kuncup kecil. Sejak kejadian 5 hari lalu, Athena tidak diizinkan untuk bepergian sendiri oleh Luca. Ia harus di kawal oleh Gio -pengawal kepercayaan Luca- untuk menemaninya kemanapun ia akan pergi. Tidak terkecuali berada di lingkungan Mansion sekalipun, ia tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi kembali pada gadisnya.
Semenjak kejadian itu pula Athena tidak pernah bisa tertidur dengan tenang seperti biasanya. Ia selalu terbangun di tengah malam karena mimpi buruk yang selalu diimpikannya setiap malam. Yang membuat Luca harus berada di dekatnya saat malam hari tiba. Anehnya, ia hanya akan tertidur tenang jika Luca berada di dekatnya. Bahkan Sella pun tidak bisa menenangkan mimpi buruk yang Athena alami.
Sebenarnya Luca itu siapa? Apa sebenarnya pekerjaannya sampai ia mendatangi pelelangan yang menjual senjata dan manusia seperti itu? Tiba-tiba pertanyaan itu bermunculan kembali di benak Athena, namun ia masih belum berani bertanya langsung pada pria dingin itu. Ia takut jika ia salah berbicara.
Tengah asyik mengguyur pucuk pucuk anggrek yang mulai tumbuh, tiba-tiba ia merasakan ada lengan besar nan kokoh melingkari pinggangnya juga bau kayu manis bercampur mint menyeruak masuk ke indra penciumannya. Bau yang selalu berhasil membuat dirinya tenang.
"Mengapa kau berkeliaran? Bukankah sudah ku katakan, seminggu ini kau harus berdiam di kamar dan tidak boleh mengerjakan pekerjaan apapun?" nadanya sedikit meninggi, ia membalikan tubuh Athena agar menghadapnya, lalu mencengkran kuat bahu Athena, seakan memberitahu bahwa ia tidak suka jika Athena berkeliaran dengan keadaannya yang belum sembuh total itu.
"A...ku bosan berdiam di kamar setiap hari Luca" takut Athena ketika merasakan perubahan emosi pada Luca. Bahunya terasa ngilu, cengkraman Luca terlalu kuat.
"Keras kepala."
"Ayo kembali ke kamarmu." paksanya menyeret lengan Athena."Ta....pi aku belum selesai Luca" menahan cengkraman tangan Luca.
"Apakah tanaman sialan itu lebih penting dari pada kesehantanmu?!" bentak Luca tidak sadar.
Manik biru itu melebar tidak percaya atas bentakan Luca. Ini pertama kalinya Luca marah pada Athena. Walaupun ekspresi Luca tidak berubah dan tetap datar, namun pria itu menguarkan aura intimidasi yang dominan di antara mereka. Membuat si manik biru menunduk ketakutan, kristal bening telah menggenang di pelupuk mata cantiknya.
Luca menggeram dalam hati saat tersadar atas apa yang telah di perbuatnya. Dengan lembut ia mengapit dagu runcing Athena dengan ibu jari dan telunjuknya. Menengadahkan wajah itu agar mau menatapnya.
"Aku hanya khawatir, tolong mengertilah." ucapnya lembut sembari mengelus dagu itu.
"Maaf." bisik Athena
"Sudahlah, ayo masuk." menarik tangan gadis itu dengan lembut.
"Tolong bawakan sarapan Athena ke kamarnya." ucap Luca saat melewati para pelayannya.
Dua insan itu tengah berjalan menyusuri koridor Mansion yang sepi, disana banyak sekali orang, namun tidak ada yang hilir mudik di dalamnya. Seperti Mansion yang tidak berpenghuni.
Tak lama setelah mereka memasuki kamar, pelayan yang membawa sarapan pun ikut masuk ke kamar Athena. Meletakan berbagai macam menu sarapan di atas meja kamar Athena. Setelahnya pelayan itu membungkukan badan hormat pada kedua Tuan dan Nyonya nya, lalu melangkahkan kaki keluar.
"Makanlah." ucap Luca menatap layar ponselnya.
Athena tidak menjawab, katakanlah ia bodoh, karena ia masih tidak mengerti kenapa Luca tadi sampai membentaknya. Juga ia masih memikirkan berbagai pertanyaan yang berkecamuk di otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Capo of Luca
RomanceAction-Romance --- Bagaimana jadinya jika seorang Pemimpin Mafia yang penuh dengan rahasia, sulit disentuh, sekaligus kejam dan paling berbahaya dipertemukan dengan seorang gadis lemah. Pada suatu kejadian sang gadis meminta bantuan dan perlindungan...