Chapter 6

14.4K 714 13
                                    

Suasana ruang makan di sebuah Mansion pagi ini begitu sunyi, dengan banyaknya meja dan kursi makan yang dapat menampung 20 orang di atasnya.

Di kepala meja telihat Luca memimpin jalannya sarapan, lalu Athena yang duduk di samping kanan kursi Luca. Mereka menyantap sarapan paginya dengan hening, tak ada yang membuka suara setelah kejadian semalam dimana Luca yang mengajak Athena membersihkan diri setelah bermain tanah di taman anggreknya itu.

Di atas meja makan tersaji berbagai macam hidangan, mulai dari Appetizer, Main Course, Dessert, hingga buah-buahan dan berbagai macam minuman ada disana.

Sungguh ini terlalu berlebihan jika untuk sarapan saja. batin Athena.

"Bersiaplah nanti malam." ucap Luca memecah keheningan antara mereka.

"Untuk apa?" tanya Athena dengan raut bingungnya yang kentara.

"Menghadiri pelelangan."
"Aku akan menjemputmu pukul 8 malam." "Habiskan makanmu." setelah mengucapkan itu terdengar suara kursi yang berdecit tanda bahwa Luca telah melangkahkan kaki meninggalkan ruang makan.

Menyisakan Athena dalam kesendirian.

----

Ruang kerja dengan luas 11x14 meter itu di dominasi oleh warna hitam dan abu-abu tua, tidak banyak ornamen yang menghiasi ruangan itu, benar-benar simple, di sana terdapat sebuah sofa hitam berukuran sedang, rak buku yang menempel pada dinding, juga kaca-kaca besar sebagai pengganti dinding yang hampir melingkupi seluruh ruangan itu.

"Bagaimana proses jual beli narkoba dan senjata di miami?" tanya seorang pria lalu menghembuskan asap yang berasal dari mulutnya.

"Semua sudah beres, tidak ada yang perlu kau khawatirkan." balas pria berambut sebahu kembali menyesap wine di tangannya.

Pria yang tengah mengapit rokok di jari telunjuk dan tengahnya itu menganggukkan kepala tanda bahwa ia mengerti.

"Luca, kau yakin akan membawa Athena pada pelelangan malam ini?" Dennis bertanya kembali.

Luca kembali mengangguk sebagai jawabannya.

"Apakah itu tidak terlalu berbahaya untuknya? Kau tau bukan, banyak musuhmu di luar sana, mereka bisa saja menjadikan gadis itu sebagai cara untuk menjatuhkanmu." ucap Dennis sedikit khawatir.

Bagaimanapun juga Luca adalah sahabatnya sejak kecil, mereka sama-sama di asuh dan di bimbing agar kelak menjadi seorang mafia seperti sekarang. Athena, gadis yang baru di temuinya seminggu lalu adalah gadis baik-baik, mana tega ia membiarkan Athena menjadi tumbal atas kejahatan La Cosa Nostra. Walaupun Dennis yakin Luca tidak sebodoh itu dengan membiarkan Athena menjadi incaran para musuhnya untuk menghancurkan Luca. Bahkan, mungkin Luca tidak akan membiarkan satu orang pun menyentuh Athenanya barang seujung kuku, batin Dennis.

"Dia akan baik-baik saja. Aku akan melindunginya." putus Luca lalu mematikan rokoknya dan kembali mengerjakan pekerjaannya yang tadi terbengkalai.

Sedangkan Dennis menghela nafas dan kembali menuangkan wine kesayangannya ke dalam gelas.

---

Pukul 7 malam tadi ada seorang wanita masuk ke kamar Athena bersama para astistennya dengan membawa berbagai macam peralatan make up, dress, sepatu, juga clutch dari deretan merk terkenal untuk di kenakan Athena malam ini.

Satu jam sudah Athena di dandani oleh perias yang Athena ketahui namanya adalah Abrina. Perempuan itu terlihat lebih tua dari Athena, dan juga ramah, dia banyak berceloteh tentang kecintaannya terhadap fashion, bagaimana ia bisa menjadi seperti sekarang. Ah ternyata Abrina cerewet juga, kekeh Athena dalam hati.

The Capo of LucaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang