01

205 20 6
                                    

Cowok itu tersenyum paham.

"Pagi semuanya! Nama gue Andre Fikri Ramadhan, panggil saja Andre" sapanya ramah dengan mengedipkan sebelah mata hitamnya itu "salam kenal!"

Velia terdiam menatap wajah cowok yang berada didepan kelasnya sekarang, bukan terpesona oleh mata hitamnya yang pekat serta alis nan tebal yang eksotis dan rahangnya yang kokoh dengan senyum maut yang dimiliki cowok itu, tapi karna Velia kaget bahwa itu adalah dia. Dia yang ingin Velia lupakan.

"Andre kamu duduk disamping Joni disana ya" ucap Ani menunjuk kursi kosong tepat dibelakang Velia.

Pandangan cowok itu mencari kursi yang ditunjuk oleh Ani dan seketika pandangan mereka bertemu membuat wajah semeringah yang ditunjukkan cowok beralis tebal itu, sontak berubah 180 derajat bagai melihat hantu dipagi bolong.

Cowok itu termenung tak percaya dengan apa yang dilihatnya, tepat didepan kursi yang ditunjuk Ani dia melihat gadis dengan rambut panjang dengan bola mata coklat sedang menatap terkejut dirinya. Dia bisa melihat kebahagiaan, kepedihan dan kekecewaan dimata coklat gadis itu, tiba-tiba seperti ada bisikan ditelinga Andre yang berkata "Apa ini yang namanya takdir?" Andre mengembangkan senyum kepada Velia.

Velia yang merasa ditatap Andre kemudian memalingkan wajah tirusnya malas.

Andre berjalan melewati barisan ketiga tempat duduk Velia sambil menyapa "Hai Vel" dengan senyum yang telah sekian lama tak pernah dilihat Velia.

Velia hanya meliriknya malas kemudian memalingkan wajahnya.

"Eh Vel lo kenal dia?" Tanya Biya tak percaya karna mendengar cowok beralis tebal itu memanggil Velia.

"Udah diem!" Jawab Velia dengan sedikit menaikkan volume suaranya.

Biya tau jika ada yang salah dengan sahabatnya ini kemudian diam dan tak banyak bertanya lagi, Biya bingung kenapa Velia marah kepadanya dan Biya tidak tau jika yang membuat Velia marah adalah cowok yang sekarang duduk dibelakang Velia.

****

Teng...Teng...Teng...

Bagai terbebas dari hukuman mati, wajah Velia yang sebelumnya seperti tomat yang siap dipanen karna berusaha mengendalikan amarahnya sekarang mulai tenang, dia dengan gesit berdiri dan meninggalkan tempat duduknya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Menghabiskan 3 jam pertama dikelas membuat Velia gerah bukan karena cuaca yang panas melainkan ada Matahari dibelakangnya. Velia sangat ingin menjauh dari Andre bahkan dia tidak sudi untuk melihat wajah cowok beralis tebal itu.

Biya yang dari tadi bingung dengan sikap Velia yang mendadak diam selama 3 jam pelajaran hanya bisa menatap bingung sahabatnya, yang telah meninggalkan kelas tepat pada bel istirahat berbunyi, dia merasa ada sesuatu yang aneh terhadap Velia.

"Hei, kenalin gue Andre" ucap cowok beralis tebal itu sambil tersenyum kepada Biya.

"Eh iya, gue Biyaca" ucap Biya kebingungan karena baru tersadar dari fikirannya.

"Lo temennya Velia? Boleh tau dia pergi kemana, tadi gue mau nyapa dia tapi dia langsung keluar gitu aja."

"Oh iya, gue juga gak tau. Dari jam pelajaran dimulai kelihatannya dia kehilangan mood nya deh, gue juga gak ngerti kenapa." Jawab Biya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Oh gitu, oke thanks ya" ucap cowok itu sambil berjalan menuju keluar kelas.

Dia kemana ya? Gumam cowok beralis tebal itu dalam hati.

Pekik tertahan dari cewek-cewek ketika melihat Andre yang sedang berjalan dikoridor sekolah, sebab baru pertama mereka melihat Andre yang berstatus anak baru di SMA Sakti, mereka tak menyangka muncul satu cogan lagi di SMA Sakti.

Kemana sih dia? Gumam Andre kesal karna dia sudah berkeliling sekolah serta naik turun lantai gedung SMA Sakti.

Dia berhenti tepat didepan pintu Perpustakaan sekolah dan terus bergumam pada dirinya sendiri memikirkan kemana gadis dengan bola mata coklat itu pergi.

Saat hendak mengambil langakah untuk kembali mencari Velia dia dikejutkan dengan obrolan dua orang cewek yang berjalan keluar dari perpustakaan.

"Kak Velia kenapa ya? Gak seperti biasanya" ucap gadis berambut sebahu itu.

"Iya tuh gak tau juga, mana buku yang dibaca kebalik lagi" ucap gadis yang rambutnya dikucir kuda sambil terkekeh kecil meninggalkan perpustakaan.

Dilihat dari atribut sekolah dua orang gadis tadi adalah anak kelas X, mungkin mereka kenalan Velia atau hanya sekedar mengenal Velia, maklum saja Velia merupakan salah satu orang penting diSMA Sakti.

Cowok itu mencoba kembali fokus mencari Velia dan mulai melanjutkan langkahnya menyusuri koridor sampai langkahnya terhenti karena dia teringat sesuatu.

Tunggu... tadi cewek itu bilang Velia gak seperti biasanya gumam cowok itu, "berarti dia diperpus dong!" Ucap Andre seolah dia baru menyelesaikan teka teki tersulit sepanjang hidupnya.

Andre memutar 180 derajat tubuhnya dan kembali keperpustakaan. Mata liarnya beraksi saat memasuki perpustakaan, dia mencari kesekeliling ruangan perpustakaan tapi tak menemukan wanita dengan wajah tirus itu.

Dimana kamu Vel!. Gumam cowok itu sembari berjalan lebih jauh kedalam perpustakaan, dia melihat setiap lorong yang diapit rak buku disisi kiri dan kanan.

Saat sampai dilorong terakhir Andre mengembangkan senyum ketika melihat wanita yang dari tadi dia cari duduk manis dipojok ruangan dengan buku yang terbalik ditangannya.

Andre melangkahkan kakinya menuju Velia.

"Lagi jaman ya baca buku kebalik?" Tanya Andre dengan sidikit terkekeh.

Velia yang dari tadi hanya menatap buku tersebut, membulatkan matanya kaget saat mendengar suara berat yang sangat dikenalinya itu, dia membuat ekspresi wajah datar dan membalik buku tersebut saat tersadar buku yang dilihatnya terbalik.

Dibalik ekspresi datar yang ditunjukkannya saat ini, tindakan dan fikiran Velia sedang tidak bersahabat, didalam fikirannya dia malu sekali saat pemilik suara berat itu menyadarkannya, bahwa buku yang ditatapnya itu terbalik. Tetapi dilihat dari tindakannya, Velia menganggap itu hanya sedikit kesalahan yang tidak menjadi masalah.

"Pantas aja dari tadi anak-anak natap gue dengan berbagai ekspresi! mereka pasti bingung kenapa wakil ketua osis baca buku dengan cara terbalik?" Gumam Velia dalam hati tanpa mengubah ekspresi datar yang sedang dipertahankannya "dasar tolol tolol tolol!!"

"Kenapa diem aja? Ditanya orang juga" tanya Andre merasa dikacangi.

Velia hanya melirik Andre malas kemudian berdiri dari duduknya dan mulai melangkah keluar perpustakaan sembari meletakkan buku yang berada ditangannya pada salah satu rak yang dilewatinya.

Apa dia masih marah? Pikir Andre yang sekarang hanya berdiri menatap punggung cewek pemilik bola mata coklat itu yang sekarang menuju keluar perpustakaan.

Ingin sekali Andre mengejar Velia yang telah hilang ditelan pintu perustakaan tapi dia mengurungkan niatnya "Mungkin dia butuh sedikit waktu untuk menerima kenyataan ini"

♡♡♡♡

Haiiiiii Haiiii Haiiii😍 Thanks yang udah baca dan Vote cerita ini😊 maafkan jika typo bertebaran😅

Jika ada kritik atau saran silahkan diketik rapi dikolom komentar yaa😄

Semoga kalian suka😍 selamat membacaa😊

MY EX BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang