06

127 10 3
                                    

Velia mempercepat langkahnya meninggalkan kantin. Melewati koridor lantai satu SMA Sakti, kemudian berbelok kearah kiri lorong timur dan melanjutkan langkahnya melewati ribuan rumput didepannya, hingga sampai. Dia berada dilapangan luas yang ditumbuhi berbagai jenis pohon dan bunga, tempat pavoritnya.

"Huhhh" gumam Velia sembari mendudukkan bokongnya dikursi yang berada diujung taman.

Velia menegakkan kepalanya menatap murid yang lalu-lalang melewati bagian tengah taman. Baginya taman adalah pengalih perhatian yang paling efektif untuk suasana hatinya saat ini.

Velia mengeluarkan benda pipih berwarna gold serta earphone dari sakunya, mengukir pola dengan indah dilayar ponsel dan mencari icon musik, kemudian menggeser layar keatas kebawah, memilih lagu yang tepat untuk didengarnya saat ini.

Velia tersenyum samar melihat judul lagu yang ditemukannya kemudian tanpa basa basi dia mengetuk tombol play diatas layar ponselnya.

🎶hadirmu hanya sekilas dihidupku
namun meninggalkan luka
tak terhapus oleh waktu

tertawa hanya tuk tenangkan jiwa
namun yang kurasa hampa
semua hilang tak tersisa

bayangkan rasakan
bila semua berbalik kepadamu
bayangkan rasakan
bila kelak kau yang jadi diriku🎶

Velia menutup mata sambil menyandarkan punggungnya pada kepala kursi yang berada dibelakangnya dengan telinga yang sudah disumpal earphone. Menikmati lagu tersebut penuh penghayatan, sehingga tanpa dia sadari seseorang yang berada tepat diujung taman sebrang sedang menatapnya.

**

Cewek pemilik bola mata coklat itu berada diujung taman sebrang, sedang duduk santai sambil menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya, -sangat menikmati musik yang dia putar.

Andre menatap heran melihat raut wajah Velia yang terlihat begitu tenang tanpa beban, meski dia tau bahwa raut itu hanya menjadi topeng dari semua masalahnya, agar semua orang tak pernah merasa bahwa sebenarnya dia sedang rapuh.

Entah harus senang atau bersedih, Andre tak tau apa yang harus dilakukan ketika melihat Velia seperti sekarang. Andre merasa senang tapi saat itu juga rasa sedih turut hadir, tapi lebih tepatnya bisa disebut rasa penyesalan, -membuat semuanya serba-salah.

Saat melihat Velia tersenyum perasaan berdesir menyerang dada Andre membuatnya bahagia dan saat itu pula Andre merasa hatinya ditusuk ribuan sembilu sehingga membuatnya tak berdaya, -sama seperti Velia.

Tapi Andre tak ingin hubungannya dengan Velia berakhir tak berarti seperti ini. Dia tak kan pernah menyerah untuk membuat Velia bisa menerimanya seperti dulu. Itulah mengapa Andre selalu berusaha bahagia saat sedang berhadapan dengan Velia.

Tapi tak ada seorangpun yang bisa membohongi perasaannya sendiri, termasuk cowok beralis tebal yang sedang menatap Velia sekarang, dia tak bisa lagi menutupi rasa penyesalannya. Sekarang tepat berada diujung sebrang kursi Velia, cowok beralis tebal dengan rahang gagah itu sudah tak bisa lagi menahan kesedihannya. Mata hitamnya mulai berkaca-kaca, membuat bola matanya berbinar-binar bagai air yang terkena cahaya.

Saat dia menatap wajah gadis yang berada disebrang, tepat diujung taman. Sekarang, Andre tak bisa memikirkan bagaimana hidup Velia satu tahun silam tanpa dirinya. Mungkin saat ini orang disekitar Velia menganggap bahwa dia tak pernah mempunyai kesedihan yang berarti didalam hidupnya karna setiap hari dia selalu tersenyum dan riang.

Dan tanpa mereka ketahui bahwa begitulah Velia. Dia tak ingin ada seorangpun yang tau bahwa dia sedang sedih, dia tak ingin membuat siapapun khawatir. Dan Velia yang dilihat Andre sekarang masih sama dengan Velia yang dulu, hanya satu yang berubah dari Velia, Senyumnya.

MY EX BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang