08

97 11 2
                                    

Motor hitam itu bergerak gesit menyapu jalanan yang lumayan sepi, dengan dua remaja yang sedang duduk diatasnya. Satu remaja yang terlihat sedang berfikir dan satu remaja yang tak bisa digambarkan ekspresinya, bagai ada yang bertengkar didalam fikirannya, hati yang mengatakan senang dan otak yang mengatakan bodoh.

Sedari tadi Velia hanya duduk mematung dibelakang Andre, gadis bermata coklat itu hanya diam memandang punggung pria yang sedang memboncengnya. Dia enggan membuka percakapan atau lebih tepatnya dia tak ingin berbicara dengan pria didepannya tersebut, tapi Velia tidak merasa nyaman dengan suasana seperti ini, seperti ada tembok es kesunyian disekelilingnya.

Andre sudah merasa geram sendiri karna sudah dari tadi, dia berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara kepada Velia, tapi dia sendiri tidak tau ingin membicarakan apa.

Didepan Andre lampu merah sedang menyala, dia melihat beberapa pejalan kaki sedang menyebrang, karna lampu hijau untuk para pejalan kaki. Mereka kelihatan asik mengobrol dan salah satu dari mereka membawa bungkusan kue ditangannya. Andre tersenyum menatap orang itu, sepertinya Andre tau apa yang harus dia lakukan untuk menghancurkan tembok es kesunyian itu.

"Vel laper gak?" Tanya Andre mencoba membuka percakapan.

"Gak"

"Masa gak laper, orang aku yang nungguin kamu aja laper"

"Emang gak laper juga"

Kruk Kruk

Refleks, Velia memegang perutnya yang tiba-tiba berbunyi dan detik berikutnya kepalanya ikut tertunduk, sebab suara itu cukup keras kedengarannya. "Nih perut gak bisa diajak kompromi banget sih" umpatnya dalam hati.

Andre tersenyum geli mendengar suara itu pikirnya perut Velia memang selalu jujur, dia melirik spionnya dan melihat wajah Velia yang sudah menunduk karna malu.

Kemudian Andre membelokkan arah motornya ketempat yang dulu menjadi favoritnya bersama Velia.

Fresh cafe.

"Eh kenapa belok sini, ini bukan jalan rumah gue" ucap Velia sambil menepuk pundak Andre.

"Kamu laperkan"

"Udah dibilang enggak" bohong Velia lagi.

"Yakin ga laper" tanya Andre, ada nada menggoda dipertannyaannya.

"Yak__"

Kruk Kruk

Lagi-lagi perut Velia berhianat.

****

Ruangan yang lumayan luas itu terlihat ramai oleh pengunjung yang tak hentinya hilir mudik, ruangan dengan nuansa alam itu banyak didatangi para pengunjung dari berbagai usia, normalnya yang akan berkunjung disore hari merupakan para muda-mudi yang kasmaran atau geng sahabat yang hanya sekedar nongkrong. Sedangkan malam harinya, biasa diisi oleh keluarga-keluarga yang sedang dinner atau hanya sekedar bersantai, membawa seluruh keluarga makan diluar. Tapi, tak jarang para muda-mudi juga menjadi pengunjung dimalam hari.

Tempat yang berada diujung kota membuat Fresh cafe banyak diminati pengunjung, meski letaknya lumayan jauh dari pusat kota. Tapi Fresh cafe memberikan pemandangan yang menjanjikan dan memanjakan mata, apalagi saat matahari tumbang diujung barat langit, seolah mempunyai magnet tersendiri menikmati setiap detiknya.

Diujung cafe tepat beradapan dengan taman mini disampingnya dan hamparan pasir pantai, dua remaja sedang duduk dengan kesibukannya masing-masing. Seorang dari mereka sedang sibuk dengan ponselnya dan yang satu lagi sedang sibuk memandang orang yang berada didepannya.

MY EX BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang