04

162 15 10
                                    


"Aku akan perjuangkan,
apa yang harus aku perjuangkan"


-Andre Fikri Ramadhan-


Matahari mengintip indah melewati tirai jendela, sehingga membuat gadis berwajah cantik itu memicingkan matanya silau, dia menjelajahkan tangannya dinakas samping tempat tidur untuk meraih benda pipih yang sendari tadi terus berbunyi dan merusak tidur cantiknya.

Dia meraih benda tersebut dan menggeser tombol merah untuk mematikannya kemudian melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu. Belum full Velia menutup mata, dari luar pintu kamarnya dua orang cowok telah meneriakinya.

"Dek turun udah jam berapa ini" teriak Ardi.

"Kebo cepat! Kamu gak kasihan sama yang nunggu ini, gak lihat jam ya!" timpa Ardhan sambil mengoleskan selai nanas ke atas roti keduanya dan melempar senyum kearah cowok beralis tebal yang duduk disebrang tempat kursinya.

Velia berusaha tidak memperdulikan kakak kembarnya itu, dia ingin melanjutkan tidurnya yang sudah benar-benar terganggu tapi sekali lagi, saat dia ingin menutup matanya benda pipih tersebut kembali berbunyi dan sekarang lebih nyaring.

Velia memicingkan matanya melihat angka yang tertera didalam benda tersebut.

"Mampus!" Ucap Velia langsung bangun dari tidurnya.

Lantas dia segera masuk kedalam ruangan kecil diujung kamarnya untuk mempersiapkan dirinya pergi ketempat yang sebenarnya sangat ingin dia hindari, Sekolah.

**

Ditempat dan waktu yang sama cowok pemilik alis tebal itu sedang menyantap roti dengan selai nanas diatasnya, bersama dua orang yang sangat dia kenal dan mempunyai muka yang sangat mirip mereka berada disebrang tempat duduk Andre.

Andre yang tiba-tiba datang kerumah Velia pagi-pagi membuat Ardi yang sedang memanaskan mobil rush putihnya terkejut.

"Pagi kakak one" sapa Andre dengan senyumannya sembari melangkah menuju Ardi.

Ardi hanya menatap tak percaya kearah Andre, sebab sudah lama sekali mereka tidak bertemu.

"Andre"

"Iya kak one"

"Lo ngapain disini"

"Mau jemput Velia"

"Jangan bercanda"

"Gue gak bercanda kak, semalem gue udah bilang sama Velia mau jemput dia"

Ardi hanya termenung mendengar apa yang diucapkan Andre, "kenapa Velia mau dijemput Andre?" gumam Ardi didalam hati.

"Apa Velia udah gak marah sama lo?"

"Gak tau juga sih kak"

"Trus kenapa dia mau lo jemput"

Andre hanya senyum-senyum kearah Ardi dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Andreeeeeee" teriak seseorang yang mirip sekali dengan Ardi dari arah pintu depan dan sekarang berjalan kearahnya.

"Hey bro" ucap Ardhan sambil menepuk pundak Andre.

"Hey kak two"

MY EX BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang