Mengawali musim yang baru, seperti biasanya. Hari ini merupakan hari terbosan dalam hidupku. Jujur saja, di usiaku yang sudah begitu berumur ini katanya.. Bisa dibilang seperti 'sepeda muda tak terpakai' mungkin lebih tepatnya.
Setelah lulus SMA, aku mengawali pendidikan yang lebih tinggi di jenjang universitas. Memang tidaklah mudah untuk mengawalinya. Aku bahkan teringat bahwa untuk melewati berbagai ujian sewaktu SMA dulu, aku hampir kehilangan kepercayaan diriku sendiri. Sehari sebelum ujian saat itu, aku dalam kondisi yang bisa dikatakan sangat tidak optimal. Tubuhku terus gemetar. Aku tidak ingat pasti kejadian apa itu, namun satu hal di pikiranku adalah kebodohan untuk memulai sesuatu. Padahal kertas ujian belum kusentuh, namun aku sudah berperilaku seperti itu sebelum menyelesaikan ujianku.
Untungnya ada teman terbaikku yang selalu mendukungku. Ia memberikan banyak motivasi ketika aku benar-benar terjatuh dalam kegelapan saat itu. Memberikanku sedikit titik cahaya harapan kecil akan sebuah keajaiban.
Ya.
Benar saja.
Aku lulus dengan nilai yang cukup baik.
Setelah mengetahui semua itu, aku seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bahkan tubuhku lebih gemetar daripada saat sebelum ujian dimulai. Aku sendiri tidak percaya akan apa yang terjadi, namun tuhan tetap memberiku kesempatan untuk melakukan suatu perubahan.
Maka aku tidak akan menyi-nyiakannya lagi. Setelah lulus dengan nilai yang cukup baik di SMA, aku gagal mengambil jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dikarenakan ada beberapa nilai yang kurang dari rata-rata.
Yah, maklum saja, aku dulu tidak serajin temanku, Aldy. Dia adalah murid lulusan terbaik saat ini. Untuk menggapainya saja bisa dikatakan mustahil untuku. Saat Ujian Nasional pun aku hanya bersantai di rumah sembari menikmati kopi. Sungguh tidak patut untuk dicontoh.
Aku tidak kecewa karena tidak bisa masuk jalur SNMPTN. Namun saatnya giliranku sekarang untuk mencoba jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Dengan ini aku harus belajar lebih giat lagi. Padahal kukira waktu istirahat ku akan lama setelah ujian terakhir di SMA itu berakhir, namun itu justru menjadi awal bagi seseorang untuk memulainya di perkuliahan nantinya.
Kucoba kali ini jalur SBMPTN tersebut. Dan alhasil kali ini benar-benar berbanding terbalik dengan SMA dulu. Jika mengharap keajaiban seperti dulu di SMA maka habislah sudah. Sekarang adalah waktunya menghadapi kenyataan yang akan membawamu. Akankah kamu mampu terbang dan mengikuti alur atau kamu akan jatuh ke dasar jurang terdalam.
Nilaiku tidak cukup memuaskan untuk masuk ke perguruan tinggi yang kuinginkan. Akhirnya aku tidak diterima. Sungguh sedih nasibku kali ini. Berharap keajaiban seperti di SMA kala itu, namun yang ada hanyalah seonggok debu. Dukungan dan motivasi yang diberikan seperti di SMA dulu pun kini tidak berdatangan.
Memang bahwa dunia akan terus berubah. Jika kamu merasa semua orang akan terus bersamamu hingga akhir hayatmu, maka kamu salah besar. Pada akhirnya semua manusia akan sendiri. Sendiri untuk menanggung jalan hidupnya. Tidak ditentukan oleh orang lain, dan tidak dibantu oleh orang lain.
Itulah hal yang menjadi masalah utama kini dalam hidupku.
Jalur SBMPTN yang kuambil saat ini adalah pertaruhan terbaik, yang dapat kulakukan.
Hanya tinggal menunggu apakah aku dapat melakukan semuanya dengan baik atau tidak.
Besok lebih tepatnya.
SBMPTN dimulai. Semua ada di tanganku.
.
.
.
Memasuki ruangan seleksi, aku melihat beberapa wajah asing yang tak ku kenal sebelumnya. Sepertinya orang dari berbagai daerah hadir di tempat ini. Makin dibuat malu saja aku. Pesaingku sungguh banyak hingga aku sekarang tidak dapat menghitung satu persatu dari mereka.Akankah aku bisa?
.
.
.
Kertas soal yang kini ada di hadapanku, cukup untuk membuat tanganku sesaat gemetar.Kulihat soal-soal yang sepertinya telah kupelajari. Ku kerjakan terlebih dahulu, soal yang menurutku mudah untuk diselesaikan. Sepertinya sudah hampir semua soal mudah kukerjakan..
.
.
Tinggal sisanya yang cukup membuat kepalaku berputar-putar."Waktunya 30 menit lagi" ucap pengawas ujian seleksi yang menampakan wajah dinginnya.
Kali ini aku dibuat kesal oleh wajahnya itu. Memangnya siapa yang sanggup menyelesaikan soal sesulit ini saat ujian?!
"Pak saya sudah selesai." ucap tiba-tiba seseorang yang duduk di belakangku.
"Wow."
"Hebat sekali ya dia"
"Iya."Banyak orang di ruangan itu serentak memujinya. Membuat pengawas ujian seleksi kali ini harus bertindak karena tampaknya situasi sudah tidak kondusif lagi.
"Semua peserta harap tenang."
Keluarlah kata-kata mematikan yang membuat seluruh peserta saat ini diam kembali. Menyebalkan memang. Orang-orang selalu memberikan pujian kepada orang yang terlebih dahulu menyelesaikan sesuatu. Padahal mereka bahkan tidak tahu, apakah yang dikerjakannya itu benar atau tidak. Mereka hanya sekedar memujinya tanpa tahu alasan sebenarnya. Membuat orang-orang yang tidak bertanggungjawab malah memanfaatkan situasi seperti ini.
Mereka berdiskusi sesaat untuk menyamakan jawaban mereka.
Cukup.
Aku tidak akan akan meniru mereka. Kini saatnya diriku menentukan apa yang aku mau.
Kukerjakan saja soal sulit tadi dengan sisa pikiran di otakku. Tidak peduli mau benar atau tidak, karena untungnya menurutku soal yang mudah telah ku kerjakan semua dengan benar. Jadi tidak masalah bila aku mendapat banyak kesalahan pada soal sulit seperti itu.
"Waktu habis, silahkan kumpulkan kertas ujian seleksi anda semua." ucap pengawas ujian tadi.
Tampaknya rasa kecewa muncul pada orang-orang tak bertanggungjawab tadi. Mereka kehabisan waktu untuk mendiskusikan suatu jawaban. Hingga akhirnya waktu habis dan belum semua mereka kerjakan.
Fyuh.
Untung saja aku menuruti kata hatiku. Untuk tidak melakukan hal semacam itu. Sekarang aku hanya dapat berdoa kepada tuhan, agar aku mendapat nilai yang baik. Nilai yang dapat membuatku masuk ke universitas yang aku inginkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vague of Bastard
Mysterie / ThrillerGenre: Thriller, Romance, Mistery, Fiction Mengetahui siapa akal dan dalang dari segala kekacauan ini, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. darah tak bertuan itu sungguh membuat gempar hingga ke beluk tengkuk. namun aku tak mau memberitahu siapap...