Heart Agreement 05

3.1K 349 10
                                    

Yewon membelalakkan matanya mendengar kata-kata Yang dilontarkan oleh Yoongi. Sejenak dia mencoba mencerna apa yang barusan di dengarnya lagi, berharap ada kemungkinan dia salah dengar.

Tetapi kemudian ketika dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Yoongi itu benar-benar seperti yang dimaksudkannya, wajahnya menjadi merah padam oleh kemarahan bercampur rasa terhina.

"Saya tidak tahu kenapa anda melakukan penghinaan yang begitu besar kepada kami. Tapi yang perlu anda tahu, kami tidak butuh uang atau pemberian apapun dari anda, coba anda tanyakan ini ke Samuel dan mungkin dia akan menghajar
anda."

Yoongi hanya diam di sana dan mengamati Yewon dengan tatapannya yang tajam, seolah-olah ingin menelanjangi seluruh isi hatinya.

Lama kemudian lelaki itu tampaknya telah mengambil kesimpulan dan tersenyum.

"Oke, jangan marah. Kata-kataku tadi hanyalah ujian, aku memang mengatakannya kepada siapapun, yang dekat dengan Somi."

Yewon mengernyit, "Mwo?"

"Kau tahu, kata-kata itu tadi, bahwa aku akan membayar mereka dengan timbal balik mereka harus meninggalkan
Somi." wajah Yoongi mengeras, "Kau akan terkejut mengetahui berapa banyak yang setuju untuk menyambar umpanku
mentah-mentah."

"Tidak semua orang miskin tidak punya harga diri," sela Yewon sinis.

Yoongi menatap Yewon lagi,

"Benarkah?" pertanyaan itu sepertinya tidak perlu jawaban, hanya sebuah retorika yang menyindir.

Yewon menyadari bahwa berdasarkan pengalamannya, lelaki itu punya pandangan negatif kepada orang-orang tidak mampu. Dia tadi bilang banyak orang lain yang mau menerima penawarannya mentah-mentah.

"Apakah urusan kita sudah selesai?"

Yewon melirik gelisah ke lorong TK yang sepi. Lelaki ini membuatnya tidak nyaman, entah kenapa.
Yoongi menegakkan tubuhnya yang sedari tadi bersandar santai di pilar.

"Belum." gumamnya tenang, "Dan aku bersikeras untuk mengajakmu ke suatu tempat, dengarkan dulu,!"
serunya ketika melihat Yewon akan membantah keras kata-katanya,
"Kau adalah kakak Samuel, kekasih adikku. Aku berjanji tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepadamu, demi adikku. Dan memang aku tidak punya niat buruk sama sekali, aku hanya ingin bicara."

"Bukankah saya bilang anda bisa membicarakan semua yang perlu anda bicarakan di sini?"

"Tolong jangan pakai istilah anda dan saya."

Yoongi mengerutkan alisnya, "Itu terlalu formal dan mengganggu. Aku ingin berbicara tentang Somi, ini penting!."

Yewon menatap wajah Yoongi. Lelaki itu tampak serius. Benar-benar serius
Sejenak dia ragu, beranikah dia mempercayakan dirinya untuk pergi bersama lelaki ini? Yewon menghela napas,

"Baiklah, tetapi hanya sebentar, kalau lebih dari jam dua siang aku belum pulang, orang rumah akan bertanya-tanya."

Yoongi mengangguk, "Hanya sebentar, kita bicara di cafe langgananku di dekat-dekat sini."

-----

Cafe itu bertema garden cafe dengan ruangan-ruangan yang redup karena rimbunnya pepohonan dan taman dan lampu- lampu berwarna kuning hangat yang menentramkan. Seluruh dindingnya adalah kaca bening yang besar-besar, memantulkan suasana hijau di sekelilingnya.

Hari ini mendung dan berada di cafe yang begitu hijau itu membuat Yewon merasa semakin sejuk.

Dengan sopan, Yoongi menarikkan kursi untuk Yewon dan duduk di depannya, lalu memesankan makanan mereka kepada pelayan yang menunggu. Setelah itu menunggu pesanan datang,
Yoongi menyandarkan punggungnya di kursi dan menatap Yewon

Heart AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang