Heart Agreement 11

3.5K 321 23
                                    


“Senja bergayut berganti malam,
begitupun rasa hatiku kepadamu. Kau
yang selalu ada, kau yang terbiasa
ada,tiba-tiba kusadari, aku takut
kalau kau jadi tak ada... Aku takut
kehilanganmu."

—————


Yewon tertegun. Menyadari kebenaran kata-kata Yoongi. Benar juga. Dari awal alasan utama mereka menikah adalah
demi menjaga perasaan Nyonya Jeon, sekarang sang Ibu sudah tiada, tidak ada lagi alasan yang membuat mereka harus
menikah. Tapi Yewon teringat kepada Somi yang mempercayakan Yoongi kepadanya, kepada Samuel yang akhirnya mempercayai kalau Yewon dan Yoongi saling mencintai, dan kepada ibunya yang begitu berbahagia karena Yewon akhirnya bisa menyembuhkan luka hatinya dan bertemu dengan jodohnya. Bagaimana perasaan mereka semua kalau menyadari bahwa Yewon dan Yoongi telah membohongi mereka?

Yoongi berdeham pelan, menggugah Yewon dari lamunannya,
"Tetapi tentu saja kita tidak bisa gegabah mengakhiri pernikahan ini...." Yoongi menatap Yewon dalam-dalam,
"Selain karena pernikahan ini baru sebentar, kita juga harus bisa memberikan alasan yang tepat kepada keluarga kita kenapa kita berpisah... Jadi sementara ini, mungkin kita harus bertoleransi dan melanjutkan sandiwara pernikahan ini, kau tidak keberatan kan Yewon?"

Yewon tercenung, sebenarnya melanjutkan sandiwara pernikahan ini terasa sangat memberatkan, tetapi membayangkan bercerai diusia pernikahan yang masih sangat muda, belum lagi menjelaskan kepada semuanya terasa begitu berat. Yewon juga yakin bahwa berpura-pura melanjutkan pernikahan ini adalah yang terbaik.

"Ya... Mungkin kita bisa menjalani seperti ini dulu sampai kita bisa menemukan alasan dan waktu yang tepat untuk berpisah."

Yoongi menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum miring.

"Lagipula kita sepertinya nyaman menjalani pernikahan ini." senyumnya berubah menggoda, "Aku takut tiba-tiba kita sudah menjalani bertahun-tahun dan tetap belum menemukan alasan untuk berpisah.
Hmmm… Bagaimana kalau kita jalani pernikahan yang sesungguhnya saja?"

Yewon membelalakkan mata dan menatap Yoongi dengan marah, "Hentikan candaanmu itu."

"Aku tidak bercanda." senyum Yoongi berubah sensual,
"Kupikir aku cukup bisa menerima memiliki istri sepertimu, dalam hal sebenarnya."

Wajah Yewon menjadi merah padam ketika berhasil mencerna kata-kata Yoongi, lelaki ini benar-benar kurang ajar dan tidak tahu sopan santun. Kalau memang Yewon memiliki impian tentang seorang suami, pasti dia bukan tipe lelaki seperti Yoongi!

—————

"Gaun baru untukmu sudah datang."

Yoongi yang sedang membaca buku di atas ranjang mengedikkan bahunya ke arah gaun hijau keemasan yang digantungkan di lemari.

"Cobalah."

Yewon yang baru memasuki kamar mengernyit bingung.

Gaun baru? Untuk apa? Hari ini sudah hampir tiga minggu setelah kematian Nyonya Jeon. Semula semua terasa berat bagi mereka di rumah ini. Somi masih sering menangis terisak-isak sendirian, untunglah Samuel sering mengunjunginya dan menguatkannya,  hingga bisa membuatnya mulai bisa tersenyum dan tertawa sedikit.

Sementara Yoongi... Yoongi masih tetap sama, selain kerapuhannya yang ditunjukkan kepada Yewon malam itu, Yoongi luar biasa dingin dan kaku. Masih mengenakan topeng yang sama, topeng datar dan tanpa emosi miliknya.

"Kau lupa?" Yoongi terkekeh, "Besok kan hari pernikahan mantan pacarmu."

Hanbin? Besok hari pernikahan Hanbin? Tiba-tiba dada Yewon terasa nyeri, dia memang sudah hampir bisa melupakan
Hanbin, melupakan rasa sakitnya akibat ditinggalkan Hanbin dan melupakan perasaan cintanya yang dulu tumbuh begitu subur kepada Hanbin, tetapi entah kenapa, kesadaran bahwa Hanbin mengikat dirinya kepada perempuan lain, dan pengetahuan bahwa Hanbin tidak bahagia membuat dadanya terasa sesak.

Heart AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang