15:00 KST
Matanya perlahan terbuka, maniknya berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk melewati pupilnya. Kepalanya terasa berat sehingga ia harus menutup mata dalam untuk menahan rasa sakitnya. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri memperhatikan sekitar, sebuah tirai penghalang khas Rumah Sakit dirasa cukup baginya mengetahui dimana dirinya berada saat ini.
Belum lagi perban yang melilit di kedua pergelangan tangannya meyakinkan dirinya bahwa kali ini ia berhasil selamat sekali lagi. Jungkook mendesah kecewa seraya memijit pelipisnya, masih teringat di benaknya saat sebelum ia berada di tempatnya sekarang.
09:00 KST
Matahari sedari tadi sudah bersinar menerangi seisi dunia. Pun begitu, sebuah ruangan berukuran sedang tidak mengizinkan cahayanya masuk melewati tirai jendela yang tertutup rapat.
Di sudut ruangan yang gelap, seseorang sedang terduduk lemas melipat kaki seraya memeluknya. Tubuhnya bergetar ketakutan, tatapannya menatap kosong ke depan, sesekali bibirnya bergumam, meracau mengeluarkan sumpah serapah terburuk yang diketahuinya. Kuku-kuku jarinya meremas bagian bawah tubuhnya -betis- hingga meninggalkan cakaran berbekas disana.
Brakk..brakk..
"Jungkook-ah! Ahjumma mohon jangan berbuat seperti ini!! Buka pintunya! Jebal!"
Suara bising yang di hasilkan dari balik pintu di hiraukan begitu saja olehnya. Semakin ketakutan Jungkook menjambak rambutnya sendiri, seperti seseorang yang kehilangan akal sehat ia bangkit dan menghancurkan segala yang ada di depan matanya.
Prang..
Pecahan vas porselen terbelah berkeping-keping dan menyebar kemana-mana. Rasa bersalah ini selalu ada dalam benak Jungkook, pikirannya semakin gila bahkan semakin parah, menimbulkan sebuah trauma yang selalu datang disaat dirinya bersedih dan merindukan Eunha.
Seseorang yang seharusnya ia lindungi tapi kenyataannya ia tidak bisa. Wanita yang dua tahun lebih muda darinya itu sudah tiada beberapa tahun yang lalu saat dirinya berada di tahun ketiganya bersekolah di sekolah menengah pertama.
Eunha pergi begitu saja meninggalkan Jungkook seorang diri. Yang paling ia sesali adalah bagaimana Eunha harus menghadapi kematian nya. Adik kandung kesayangannya itu harus menerima perlakuan kasar dan tidak berperikemanusiaan dari ayahnya sendiri. Laki-laki bejat itu menyiksa, melucuti dan merenggut sesuatu yang berharaga milik Eunha disaat Jungkook tidak bisa melakukan apa-apa karena saat itu ia tidak ada di sekitarnya.
Kedua orangtua mereka memanglah sudah lama berpisah, dan secara tidak beruntungnya Jungkook dan Eunha harus pergi bersama ayah mereka yang kasar dan tidak bertanggung jawab. Semakin buruk setiap harinya, bahkan Jungkook juga sering merasakan pukulan dari amukannya.
Setelah kejadian itu, setahun setelahnya tuan Jeon, ayah dari Jungkook meninggal dunia karena sakit-sakitan saat berada di balik jeruji, mengingat pola hidup sebelumnya yang tidak di perhatikan. Ia pergi tanpa meninggalkan sepersen uangpun untuk Jungkook. Beruntung adik dari tuan Jeon, nyonya Jeon Shin Rin berbaik hati mau mengurus Jungkook karena merasa bersalah atas perlakuan kakak laki-lakinya itu.
Sejak kematian Eunha, Jungkook menjadi orang yang berbeda. Ia selalu menutup diri, enggan berbicara pada orang lain. Ia juga selalu mengunci dirinya di kamar dan tidak berbuat apa-apa setelah kegiatannya di luar. Bibi Jeon baru-baru ini mengetahui tentang Jungkook yang selalu melukai dirinya sendiri.
Saat itu tidak sengaja ia melihat luka sayatan di balik kemeja berlengan panjang nya saat Jungkook hendak berangkat kuliah.
"Self injury biasanya dilakukan untuk melampiaskan emosi yang tidak bisa diungkapkan lewat kata kata, mereka melakukannya sebagai pengalihan dari kenyataan yang tidak mengenakkan atau hanya untuk melepaskan emosi yang menyakitkan. Terkadang mereka yang melakukan Self injury tidak mempunyai cara lain untuk melampiaskan emosi mereka. Karena menurut mereka hanya cara itu yang dapat membuat mereka lega dari serangan amarah, kebencian, dendam, kesedihan, rasa bersalah, dan rasa negative lainnya. Padahal ada cara lain yang jauh lebih baik, dan bisa mengatasi masalah mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAGATA. (Completed)
FanfictionIf I could do one thing, I would ask time to wait for me, and for you to wait a little bit longer. -Pierre Jeanty-