Hai, aku Fia Tia Nayastari.
Aku sekarang berumur 18 tahun.
Aku suka menghayal dan berharap khayalanku menjadi nyata suatu hari nanti. Aku sendiri tidak tau kapan suatu hari itu akan tiba.
Meskipun aku tau bahwa itu semua hanya hayalan, tapi tetap saja aku berharap itu akan menjadi nyata.Aku pikir dunia manusia itu dunia yang penuh drama, bukan hanya di Tv saja yang setiap tayangan nya yang penuh drama, karna dalam kehidupan nyata pun hidup memang dipenuhi oleh drama.
Karna aku yakin Ftv maupun Sinetron yang ada di Tv itu pastinya di ambil dari kisah nyata seseorang- entah siapapun orang itu.
Meskipun aku sering berhayal, tapi aku tau batas. Maksudku batas mana yang harus menghentikan ku untuk berhenti berhayal.
Entah untuk cinta, teman, sahabat bahkan keluarga.Karna nyata adalah nyata berbanding jauh dengan hayalan.
Karna semua orang tau ekspetasi lebih indah dari kenyataan bukan?.RdTH#
Cahaya matahari menerobos masuk melewati celah jendela, mengakibatkan garis silau yang menganggu mata.
Aku terbangun dan menoleh pada nakas di sebelah kananku, melihat angka berapa yang ditunjukkan oleh jam kamarku.Pukul 08.00, satu jam lagi aku harus berangkat kerja di salah satu Rumah Makan ternama di Daerah Semarang, segera ku bangun dan melangkah menuju kamar mandi. Rumah sudah sepi, tentu saja karna kedua orang tuaku bekerja sedangkan adikku menuntut ilmu.
Pukul 08.35 aku sudah siap untuk berangkat kerja, aku menyandang tas punggung yang kubawa dan berhenti tepat di depan gang rumah ku untuk menunggu Go-jek yang sudah ku pesan.
Tak lama Go-jek yang ku pesan pun tiba.
Dalam perjalanan yang ku lakukan hanya diam sambil memainkan handphone, tentu saja tindakan ku itu tidak pantas, tapi dari pada bosan aku memilih untuk memainkan ponselku.Sesampainya disana, Rumah Makan Sambal Mantap itu belum sepenuhnya buka hanya ada Pak Yudha serta kasir Mbak Ningsih.
Sejenak aku termenung, bukankah memang benar hidup dalam hayalan itu seperti mimpi, dulu Orang tuaku yang sangat membanggakan ku itu, menyemangatiku untuk terus belajar agar aku bisa masuk di Universitas ternama di Semarang. Mereka pikir hanya ketika aku mampu masuk di Universitas tersebut aku bisa menaikkan derajat kedua orang tua ku. Agar mereka yang memandang kami sebelah mata tau bahwa kami bisa berdiri sendiri tanpa bantuan siapapun.Tapi harapan tetap harapan, jika Tuhan berkehendak lain kita yang manusia bisa apa?.
Aku menghela napas, lantas menoleh pada abang Go-jek yang sedari tadi menunggu ku untuk membayar serta menyerahkan helm.
"Terimakasih" ucapku
Yang dibalas dengan anggukan.
Sekarang aku tak lagi seorang pelajar, aku adalah karyawan di sebuah RM ternama tentu saja sebagai waiters. Dengan gaji yang hanya cukup untuk menyukupi kebutuhanku sendiri, aku bekerja supaya tidak membebani kedua orang tuaku.
RdTH#
Aku melangkah masuk ke dalam restoran yang cukup besar itu, melewati setiap meja kursi yang tertata rapi. Aku melangkah menuju office untuk meletakkan tas serta menyapa Pak Yudha dan juga Mbak Ning.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Yang dapur belum pada datang ya pak?" tanyaku
"Belum Fi, masih ada Ning tuh orangnya"
Aku terkekeh "Iya pak"
"Saya open-ningan dulu kalo gitu"pamitku.Yang dibalas dengan senyuman.
Ketika aku keluar aku melihat Mbak Ning sedang menghitung uang modal untuk digunakan nanti ketika kami bekerja.
"Pagi Mbak"
"Pagi Mbak Fi"
"Shift pagi berapa orang Mbak?" tanyaku
"5 kayaknya"
"Oh yaudah deh, aku mau openingan dulu"
"Iya"
Lantas aku melakukan tugas ku, tugas yang ku sebut openingan itu adalah tugas wajib untuk semua waiters yang bekerja di RM tersebut.
Mulai dari menyapu, mengepel, mengelap meja, serta menata meja kursi untuk pelanggan, semua kulakukan sendirian.
Lelah pasti, apalagi aku sering melewatkan sarapan.
Sungguh keadaan berubah tanpa bisa kita duga. Semuanya terjadi begitu cepat hingga aku tidak bisa memahami satupun kejadian disekitarku.Yang ku pahami adalah kini keadaan sudah berubah.
Ketika semua tak sama lagi, dan tak bisa dirubah, yang ku lakukan hanya berusaha untuk memperbaiki, entah berhasil atau tidak yang terpenting aku terbebas dari semua rasa ini.
-secret-Fch.
Semarang, 03 Oktober 2017
19.30
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu di Tengah Hujan
General FictionAku kira persahabatanku dengan nya akan menjadi cerita yang nantinya akan ku ceritakan pada putra putriku. Aku mengira persahabatanku dengannya akan seperti pelangi diatas awan. Berbagai warna dengan langit yang menghias. Aku mengira persahabatanku...