"Dia lagi"
*
Jam menunjukan pukul 07.30 WIB itu tanda nya Aisyah harus pergi kesekolah. Yah, memang itu wajib karena dengan ilmu kata ayahnya kita bisa mengubah dunia. Namun, benarkah? Benarkah kita bisa membuat dunia kita sendiri? Aisyah tak bisa memastikan itu.
Aisyah sedang mengikat tali sepatu nya dengan benar, supaya jika ia berjalan tali sepatu nya tidak akan mudah lepas.
"Jika aku harus memilih sekolah atau tidak? Aku lebih memilih tidak, tapi ini demi Ayah." Ucap Aisyah meyakinkan dirinya lagi.
Di gendong nya sebuah tas sekolah, dan pergi keluar kamar. Menuju lantai bawah.
Seperti biasa, meskipun ibunya Riyanti memasak makanan diatas meja sana ia tak pernah sekali pun memakan nya. Ia tak mau karena ia tau uang tersebut tidaklah halal.
"Syah, makan dulu!" Perintah ibunya kepada Aisyah.
"Aku akan sarapan di sekolah." Ucap Aisyah berbohong. Karena sebenarnya Aisyah jarang sarapan ataupun sekedar jajan saja jarang. Ibunya memang setiap hari memberikan nya uang jajan yang lebih dari cukup. Namun ia tak pernah memakai nya. Karena ibunya mendapatkan uang tersebut tidaklah halal.
"Makanlah satu kali bersama ibu."
Ucap Riyanti sedikit memohon kepada anaknya."Aku tidak mau ibu! Karena masakan ibu itu haram untuk dimakan!" Kali ini Aisyah sedikit berani menentang ibunya.
"AISYAH!" sentak ibunya denfan suara yang keras.
Aisyah yang mendengar hanya menampilkan eskpresi biasa saja.
Toh ibunya cuma menggertak nya saja pikir Aisyah."Ya memang benar kan bu? Udah lah nanti telat Aisyah harus berangkat." Aisyah mulai melangkah pergi. Tetapi baru beberapa langkah dia berbalik. "Sampai kapan pun Aisyah gak bakal mau makan-makanan yang hasilnya dari uang haram! Meskipun Aisyah harus mati nahan lapar!! Assalamualaikum." Lalu Aisyah melanjutkan jalan nya lagi menuju pintu.
Ibunya yang mendengar ucapan anaknya hanya menangis tersedu dan membanting semua makanan yang sudah tersedia di meja.
'Beginikah rasanya?' Batin Riyanti.
***
Di dalam kelas disaat semua orang sedang berbisik-bisik mengenai siapa murid baru yang masuk ke kelas nya ini? Karena desas-desus ada murid baru yang akan masuk dalam kelas ini.
Aisyah sibuk mengenakan earphone nya menyumpel kedua telinga nya dan memutar lagu milik dari Shawn Mendes, Never be alone. Aisyah mendengarkan lagu tersebut dengan volume yang full seolah enggan mendengar ataupun ikut campur dengan urusan mereka.
Bagi Aisyah hidup mu milik mu, hidup ku milik ku. Prinsip yang dipegang teguh oleh Aisyah semenjak Yoriko membocorkan semuanya.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa seorang guru yang berperawakan tinggi namun lebar.
Guru tersebut diketahui namanya Ibu Pritty. Beliau mengajar pelajaran PKN yah, mangkanya semua siswa yang bandel-bandel pasti akan bertemu dengan nya karena ruangan Ibu Pritty ada di ruang BK.
"Hari ini rupa nya kalian akan mendapatkan teman baru." Ucap Bu Pritty menginformasikan.
"Cowo apa Cewe bu?" Tanya Yoriko dengan ke ingin tahuan nya.
"Murid baru nya adalah laki-laki." Sesaat Bu Pritty mengumumkan kata laki-laki semua perempuan teriak heboh.
Aisyah yang melihat ekspresi dari mereka hanya berdecak kesal.
"Keliatan siapa yang bitch itu siapa?" Aisyah mendumel disaat semua orang asik dengan dunia nya.
"Silakan masuk!" Perinyah Bu Pritty
Dan masuklah seorang laki-laki semabari melempar senyum pada semua seisi kelas. Kecuali, Aisyah dia sedang menunduk kebawah memainkan ponsel nya.
"Silakan perkenalkan diri nak," perintah Bu Pritty lagi.
Laki-laki Tersebut menurut dengan perintah Bu Pritty.
"Selamat pagi! Perkenalkan nama saya Irham Nuran Harir, tapi karena nama saya mungkin terlalu sulit untuk diucapkan. Jadi panggil aja Ari lebih simple. Saya pindahan dari Bandung, karena kebetulan saya sedang merintis sesuatu disini so saya harus pindah, Terimakasih." Ari mengenalkan dirinya dengan cukup lantang dan semua perempuan yang mengisi kelas ini ber fangirling ria. Seolah sedang berada di sebuah lingkungan yang isi nya cogan semua.
Disaat semua orang mengagumi Ari, Aisyah tak sadar jika murid baru tersebut adalah Ari. Laki-laki yang bertemu dengan nya kemarin di sebuah taman. Sungguh takdir tuhan yang bagus.
"Silakan Ari kamu duduk di sebelah Aisyah."
Ari yang mendengar perintah itu langsung berjalan menuju meja pojok paling belakang di barisan kanan sebelah jendela pembatas antar kelas.
Aisyah yang masih memainkan ponsel nya pun masih belum sadar akan Ari yang sudah duduk di sebelahnya.
Dan semua pasang mata terlihat tidak suka ketika Ari duduk berdua dengan Aisyah.
"Kenapa sih harus sama si jalang itu! Cantikan juga gue!"
"Anjir! Si pecun make pelet apa dah sampe Ari mau duduk dengan dia!"
"Ari matanya siwer apa yah? Muka pucet banget kaya gitu gara-gara keseringan dapat pelanggan gitu."
Beberapa orang berdesas-desus mengenai Aisyah. Namun karena Aisyah seseorang yang gak terlalu peduli dengan sekitarnya jadi dia cukup pura-pura tuli aja lebih baik.
Terkadang jika kita membalas ocehan mereka itu percuma, karena angsa akan kalah dengan perbuatan ular. Biar Tuhan saja yang membalas.
Positive thinking lebih baik, meskipun yang nama nya garam pasti rasanya akan tetap asin.
"Hai!" Sapa Ari.
Namu, ternyata yang di sapa nya tidak merespon.
Ari menoel pipi Aisyah yang chubby.
Dan berhasil Aisyah bisa mengalihkan pandangan nya tertuju kepada sosok laki-laki yang tepat berada di depan nya. Yah dia Ari.
"Kamu?" Tunjuk Aisyah seakan terkejut atas kehadiran Ari.
*
A/N
Haii aku kembali lagi!! Makasih buat yang udah baca sama vote.
Btw kok Ari sama Aisyah bisa satu bangku gitu yah?
Seperti biasa 20 pembaca akan aku publish chapter selanjutnya.
Salam manis
Rliaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Reputation
Fanfictionjudul awal "The Only One" "I don't care what they, say about you baby! meskipun kamu mempunyai reputasi yang buruk. Aku akan selalalu disamping mu! Remember that!" Irham Nuran Harir "Go away!! im bitch like my mom! semua orang menyebut aku pelacur...