Chapter 8 : Curang

6 0 0
                                    

Bayu dan Dear memandangi Togar. Mereka ga habis pikir, Togar tetap tutup mulut tentang anak-anak itu.
"Lo takut sama mereka, Gar?" tanya Bayu.
"Iya. Emang kenapa? Lo urusan sama mereka, lo cari mati." sahut Togar.
"Trus, kalo tiap ada anak cewe lewat situ, yang ada bahaya dong Gar. Kenapa pihak keamanan komplek ga laporan tentang hal ini?" sela Dear.
"Makanya gue bilang jangan kemaleman juga..."
"Kemaren kita pulang ga malem-malem banget ah, malah belum maghrib." kilah Dear.
"Ya...biasanya mereka nongkrong seudah maghrib."
Dear dan Bayu saling pandang.
"Ada yang sekolah disini ga, selain elo?" tanya Bayu.
Togar menggeleng, "Setau gue ga ada sih."
"Mereka anak geng motor apa,Gar?"
"Cari sendiri aja deh. Gue ga mo cari masalah," sergahnya.
Bayu dari tadi kayaknya udah nahan perasaannya.
"Kalo masalah ini dibiarin trus ntar ada apa-apa, apalagi kalo nimpa sesuatu sama Dear, gue cari elo! Camkan itu!" gebrak Bayu. Dear terkejut. Dia mengikuti Bayu pergi.
"Bay, anak kayak Togar jangan terlalu dikerasin." ujar Dear.
"Trus diapain? Dibaik-baikin kayak elo bersikap ke dia, gitu? Yang ada ngelunjak tuh anak! Liat aja sendiri." kilah Bayu sengit.
"Hei..Gan, ini bukan elo deh." Dear mengamit lengan Bayu.
" Lagian kan kita kemaren ga kenapa-napa. Mungkin aja Togar masih segen ngasih tau identitas mereka. Atau..emang Togar malah takut terjadi sesuatu ama kita, makanya dia tutup mulut. Iya kan?" Dear menatap cowonya itu sambil senyum. Bayu balik menatapnya.
"Bisa aja lo ngambil hati gue,"
"Gue kan pacar lo, masak ngambil hati lo aja ga bisa? Udah dong jangan ngambek... Ok?"
Bayu ngangguk.

Bayu berencana nganter Dear pulang. Hari ini Bayu ga bawa motor.
"Ga apa-apa Gannn, gue ga butuh motor lo. Kalo gue butuh motornya, gue naek gojek aja." jawab Dear saat Bayu bilang dia ga bawa motor.
"Paling bisa lo..."
Dear cuma nyengir. Akhirnya mereka naik angkot pas depan sekolah. Baru seperempat jalan, angkot distop beberapa anak muda.
"Lo turun," tunjuknya ke Bayu.
"Mo ngapain lo pada?"
"Udah turun aja."
"Bay..."
"Mending lo pulang, ok?"
"Gila apa gue ninggalin elo sama berandalan?!"
Dear ikut turun. Bayu malah kuatir sama Dear.
"Ada apa sih?"
"Lo kemaren bisa lolos dari kita, sekarang ga bisa. Apalagi ini ada cewe cantik, " kata cowo yang pakai anting.
"Ga usah ganggu dia," Bayu menghalangi Dear dengan.
"Kita pingin tuh cewe. Lo kasih dia, lo selamat."
"Gila gue ngasih dia ke elo!"
"Aahh...!" cowo itu mulai menyerang Bayu dengan tinjunya, yang lain nyerang pakai pemukul base ball. Dear ga tinggal diam, dia menendang tiap dari mereka mendekat. Dear melihat Bayu udah kewalahan. Dear menyambar lengan Bayu mengajaknya berlari.
"Bisa mati konyol kita, Bay..!! Ayo!!"
Mereka lari sekencangnya dan masuk ke gang rumah penduduk. Anak-anak itu ngejar mereka ga ampun. Dear lalu nelpon Tito. Karena kampus Tito deket dengan lokasinya sekarang.
"Mas, tolongin kita....." Dear cerita semua ke Tito.
"Ya udah, lo tunggu disitu. Gue sama temen-temen liat situasi. Lo telpon polisi kek, Dear." sahut Tito.
"Udah... Masalahnya...temen gue, luka-luka Mas."
Dear memastikan luka Bayu ga parah.
"Lo masih bisa bertahan kan, Bay?" isak Dear.
"Ga apa-apa, lo ga usah nangis gitu." Bayu coba tersenyum.
"Ya ampun, darahnya makin banyak Bay. Pake ini," Dear mengikatkan scarfnya yang sering dia pakai di kepala Bayu.
"Kenapa neng?"tanya orang yang lewat.
"Tolong Pak, kita dikejar geng motor.. Ini temen saya luka, harus dibawa ke rumah sakit." kata Dear.
"Dear..? Mereka udah ga ada. Ayo kita pergi, temen gue udah nunggu depan gang."
Dear seneng banget ketemu Tito.
Bayu segera dibawa ke rumah sakit. Dear dan Tito diinterogasi polisi.
"Lo pulang dianter bapak polisi ya? Gue nunggu disini dulu sampe keluarga Bayu datang. Ok?" kata Tito.
"Tapi..."
"Tenang aja, Dear. Bayu ga kenapa-napa kok. Lo besok boleh sini lagi,"
Dear menuruti apa kata Tito. Tapi di rumah pun dia gelisah, ingat Bayu. Begitu dengar Tito pulang, Dear langsung memburunya.
"Gimana, Mas?"
"Udah baikan. Lukanya udah dijahit, untung ga dalem. Besok atau lusa udah boleh pulang." jawab Tito.
Dear ngangguk. Tapi tetap aja kuatir.
"Bayu juga nanyain lo,"
"Ya, ga gegar otak atau apa gitu, Mas? Udah di ct scan, gitu?"
Tito tersenyum, "Kuatir banget sih lo? Udah, besok gue anterin lo ke sekolah juga ke rumah sakit."
'Bay..semoga lo ga kenapa-napa...', batin Dear.
Ponsel Dear berdering. Bayu?
"Gaannn?"
"Iye..gue nelpon buat mastiin aja. Takutnya lo kuatir, trus ga bisa tidur mikirin gue. Gue ga apa-apa," kata Bayu. Terdengar isak tangis.
"Jangan nangis dong, Dear. Swear, gue udah baikan." yakin Bayu.
"Beneran? Yakin? Udah ct scan atau di rongent gitu? Wajar dong gue kuatir, lo dipukul pake tongkat base ball gitu. Hiks.."
Bayu berdehem, dia pasti nahan ketawa.
"Ya udah,makasih udah kuatirin gue. Gue pasti sembuh dijenguk elo besok. Dateng ya?"
"Gue pasti dateng."
"Dah malem, tidur gih. Lo juga kan capek, ntar sakit lagi. Ok?"
"Ya..."
Dear sedikit merasa lega...udah denger suara Bayu.... Ahhh..syukurlah.
**

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang