Chapter 1 : BULLYING

50 2 0
                                    

"Cepettt! Lelet banget, kau! Ayo keluarin semua, semua!" suara Togar membahana di ujung koridor kelas 2F, karena siang itu sekolah udah mulai sepi.

Tiga anak kelas 1 itu menunduk & memberikan apa yang diminta Togar.

"Anak itu, kena dewan sekolah baru nyaho!" dumel anak-anak lain di tangga.

"Kalian sama saja, bisanya ngomong di belakang," cetus Dear. "Lawan kek, laporin kek."

"Ngomong sih gampang, emang kamu belum kena gampar si Togar?" sahut yanh lainnya.

"Emang belum..."

Aku celingukan, kenapa 'hero' yang didambakan ga kunjung lewat, bahkan ngasih attention pun ga!

"Emang kamu berani sama dia, Dear?" tanya Mey.

"Daripada harus ngadepin Mrs. killer, mendingan si Togar!" jawab Dear enteng, diiringi pecah tawa anak-anak sekelas.

Dear lalu turun menuju tempat Togar ngebully anak2 itu. Tapi belum sempat dia menyeru...

"Hey! Kurang kerjaan lo ya? Disekolahin malah jadi preman lo, ga malu apa?!"

Nah... itu dia 'my hero'... Jengjengjeng! Dengan langkah yang mantap dan style cool gitu, beuh!

"Balikin ga?! Semua!" bentak si hero.

"Ahh... iya, gue balikin. Rese banget kau!"

"Lo macem-macem lagi gue ga ada ampun ya!" si hero menjambak krag seragam Togar.

"Iye!Awas kau! Gue embat, habis kau!" ancam Togar sambil berlari menghindar. Kyaaa..!!!

"Ngemeng aja lo gede," umpatnya.

Dear bersiul, "Suit ... suit ... ehh, heronya baru nongol. Darimana aja lo? Tuh anak bertiga udah megap2..."
Si Hero digituin malah menimpuk Dear dengan gulungan karton yang dari tadi dibawanya. Tuk!

"Ais!" Dear mengusap jidatnya. "Poni gue acak2an neehh!"

"Gue haus... Kita beli es cendol yuk?" ajaknya pada Dear.

"Es cendol lagi... Kali-kali traktir gue di tempat yg enakan dikit, 'napa?" Dear mempoutkan bibirnya. Si Hero terkekeh liat Dear kayak gitu.

"Emang anak SMA kayak gue, udah dapat penghasilan? Euh... belon apa2 juga," gerutunya.

"Iya Agan... gue ngerti, tau lo belum punya penghasilan tetap," sahut Dear sambil dia pun mengamit lengan cowo itu.

    "Lo beneran nyaman jalan sama gue?" tanya cowo itu sambil menatap Dear, cewe terasyik, yang tomboy, yang pinter, di sekolahnya.

Dear mengangguk, "Perasaan dari dua bulan lalu, lo nanya itu mulu deh."

   "Ya..ga yakin aja,"

   "Kenapa ga yakin?" tatap Dear.

Cowo itu jadi blingsatan. Dear suka kalo si Hero ini udah salting kayak gitu. Imut. Lalu saking nervous-nya, dia menenggak es cendol itu hingga setengahnya.

    "Astaga!!"

                         **

LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang