"Neul ttokgateun haneure neul gateun haru..
geudaega eomneun geot malgoneun dallajin ge eomneunde..
nan utgoman sipeunde da ijeun deusi..
amuil anin deut geureoke
useumyeon salgopeunde..
#Geuriwo geuriwoseo geudaega geuriwoseo
maeil nan honjaseoman geudaereul bureugo bulleobwayo
Bogopa bogopaseo geudaega bogopaseo...
ije nan seupgwancheoreom geudae ireumman bureuneyo
oneuldo..."
Dear memetik gitarnya dengan penuh perasaan. 'Gue kangen Bayu...', batin Dear.
Dia sengaja berdiam di koridor ruang ekskul musik, sambil nunggu temen-temen yang lain datang.
Dear ingat, kemaren...
"Dear, ada apa sih? Lo marah gue bareng Khansa? Gue udah bilang, gue kerkom. Lo ga percaya sama gue?" tanya Bayu sepulang sekolah, dia mencegat Dear dekat tangga. Dear cuma diam.
"Dear...kita lagi gini jangan bikin suasana tambah keruh deh. Lo ngapain jalan sama Attar? Gue udah liat lo kemana-mana bareng dia..." cetus Bayu ga bisa nahan cemburunya.
"Nih! Lo liat aja sendiri. Malam-malam orang gila ngirim foto ini ke gue!" Dear memberikan ponselnya. Bayu mengernyitkan dahinya.
"Lo main nuduh aja, Dear. Konfirm dulu, kenapa? Ini ga bener. Lo ga liat apa, ini kayak editan gitu? Hah?" kilah Bayu.
"Gue ga ngerti IT. Lo cari aja sendiri buktinya kalo emang itu editan." ujar Dear.
"Dear..ini bisa kita omongin baik-baik loh," Bayu mencoba meraih lengan Dear.
"Sori Bay, gue lagi panas. Ini bukan waktu yang tepat buat ngomong!" tandas Dear.
Saat itu Attar lewat dengan motornya. Dear langsung menyetopnya.
"Gue ikut," kata Dear.
Attar keliatan bingung. Tapi ga urung dia pergi juga dengan Dear. Bayu mengusap wajahnya dengan frustasi.
"Hey! Kok lagunya lagu sedih sih? Kamu K-popers?" Attar duduk di samping Dear. Dia ga terlalu menanggapi. Cuma diam.
"Matamu sembab gitu. Abis nangis ya? Lagi berantem sama Bayu? Kenapa?" cecar Attar.
"Nanya kok borongan..." sahut Dear.
"Tapi gue jadi ga enak sama Bayu.. Dikiranya kita ada apa-apa lagi,"
"Gaa bakalan.."
Mey, temen sebangku Dear datang tergopoh.
"Ngapain juga lari-lari gitu, Mey..." sambut Dear.
"Bayu...Bayu hah...di kantin.."
"Bayu kenapa?"
Dear mikirnya Bayu kenapa- napa karena efek pukulan waktu itu. Dia lalu terburu-buru menuju kantin.
"Gue tanya sekali lagi dan yang terakhir. Saat itu cuma ada kita berlima. Siapa yang usil bikin kerjaan ga penting kayak gini?! Heh?!" itu suara Bayu.
Dia berdiri diantara teman-teman sekelasnya.
"Kalo lo pada malu buat ngaku, gue tunggu sampai sore ini, di sini!" ujar Bayu.
"Gue janji ga bakal ngaduin hal ini ke BP dan ga ngungkapin hal ini ke temen-temen. Tapi," Bayu menghela nafas, lalu dia ga sengaja melihat ke arah Dear yang berdiri mematung.
"Tapi, kalo sampai sore nanti ga ada yang ngaku, terpaksa..gue turun tangan. Dan tentu saja selain gue aduin ke BP, nama lo akan tercemar. Ngerti?!"
Bayu berlalu dari kantin tanpa mengindahkan kehadiran Dear.
'Bayu marah ya..?', pikir Dear.
Mey menyikut Dear.
"Lo marahan sama Bayu? Kenapa? Tadi gue liat Bayu nunjukkin sesuatu ke empat orang itu. Apaan sih?"
Dear angkat bahu. Melengos.
Usai latihan ekskul, Dear mencari Bayu. 'Dimana tuh anak?'
Tapi... Bayu lagi ngomong sama siapa? Khansa? Dear mengendap-endap diantara pilar lorong kelas.
"Ngapain? Kenapa? Gue ga pernah kasar ke cewe sebelumnya ya.. Tapi kali ini... gue pingin banget nonjok lo! Tau ga?" sembur Bayu.
"Maaf..." lirih suara Khansa. " Tapi Bay, kan bukan aku aja, Tantri juga ikutan... dia yang punya ide."
Khansa mencekal lengan Bayu tapi Bayu menepisnya dengan kasar.
"Trus Tantrinya mana?" Khansa geleng kepala.
"Kalian tuh bener-bener ya..." gerutu Bayu kesal.
"Ya udah, omongan lo udah gue rekam. Kalo lo pada macem-macem, liatin aja. Pergi sana!"
Dear tercekat. Bayu emang kondang dengan juteknya gitu ke cewe. Udah lama banget Dear ga liat Bayu kasar kayak tadi. Sejak bersamanya....
"Gaannnn..." panggil Dear.
Bayu sekilas memandang arah suara itu. Dear turun menghampiri Bayu dengan senyumnya.
"Apaan?" Bayu berlagak marah.
"Gue denger semua kok, tadi..." sahut Dear.
"Denger apaan?"
"Iyaaa..kalo itu editan, kerjaannya Tantri sama Khansa. Tapi kok bisa ya? Tantri kan ga sekelompok sama lo, Gann."
"Ga tau.. Nah sekarang, gimana? Lo udah denger tadi.. Tinggal lo, ngapain lo sama Attar?"
"Iyaa.. Gue minta maaf, gue salah. Abisnya gue...jelous gitu. Gimana ga marah coba, tengah malem gue lagi tidur, trus tiba-tiba ada yang kirim foto ke gue. Foto mesra gitu. Gue aja ga pernah dipeluk gitu..."
"Hahaha...jadi lo pingin gue peluk, iya Dear? Sini, gue peluk..." Bayu tiba-tiba membawa Dear dalam rengkuhannya. Cuma sebentar.
"Bogosipeo...Gan,"
"Ups! Mianhe.. Belum boleh hehe.. Kangen juga," Bayu melepaskan pelukkannya.
"Yuk pulang..."
Dear menggenggam jemari Bayu. Mereka tersenyum. Masih panjang jalan dua anak remaja ini....
**
Thank's banget sama kalian yang udah baca LUKA. Kedepannya thor bakal bikin yang lebih greget lagi, okay? Ditunggu dukungannya guys, gaels... Nothing to lose ya...
Thor bakal bikin fanfiction marriagelife gitu. Walau mungkin pemerannya bukan kek yang udah-udah diangkat sama Author laen...
Save your life, your heart, your believe and your love...
Bye....
***
hjr
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka
Cerita PendekLuka itu sedikit ataupun banyak...tetap terasa sakit. Luka itu dalam atau tidak tetap terasa sakit. Luka itu luka lama atau baru tetap akan membekas di kemudian hari. Tapi bagaimanapun luka itu harus diobati, luka itu harus dijaga, luka itu jgn samp...
