Sesampai nya di rumah, aku lalu bergegas mencari dimana Ibu untuk meminta kejelasan ini semua.
" Ibuu..Ibuuu...." teriakku.
"Walaikummsalam Andi", ibu menepuk pundak ku dari belakang, seperti nya ia tadi di kamar dan menghampiri ku dari belakang.
"Iya..iyaa asalammualaikum...........", balas ku singkat setelah disindir ibu.
"Ada apa nakk??"
"Aku tau tadi Ibu berbohong tentang piagam-piagam yang kutemukan. Mengapa itu ada di dokumen keluarga kita?. Dan mengapa ada nama ku, bukan nama Budi dan Dave? Merekalah yang harus nya punya piagam pigam itu?", ujar ku penuh tanya.
Ibu hanya tersenyum simpul melihat ku menanyakan hal bertubi tubi. Dan seketika ibu memberi tahu yang sebenarnya dan aku tersentak heran dan tak percaya.
"Andi..............."
" Apa kau masih belum bisa mengingat nya?"
Apa yang harus kuingat ujar ku dalam hati.
" Budi dan Dave itu tidak pernah ada di hidup mu? Mereka tak pernah bersama dengan mu",ujar nya dengan lembut namun membuat diri ku bagai tersambar petir di siang hari.
" ibuu...seperti nya kau sudah mulai pikun", ujar ku ketus.
Lagi-lagi ibu hanya tersenyum mendengar ucapan yang menurut ku agak pedas itu. Lalu ku teringat pada foto kami bertiga yang aku letakkan di kantong belakang celana ku. Sejurus kemudian lalu aku langsung menunjukkan nya pada Ibu.
" Jika Budi dan Dave tak pernah ada dalam hidup ku lalu siapa kedua orang yang ada di foto ini?" aku menunjukkannya tepat di hadapan muka ibu ku.
"Nakk....2 orang yang ada di foto itu memang ada namun mereka bukan Budi dan Dave. kau takkan pernah bisa bertemu dengan Budi dan Dave di dunia ini....", Ujar ibu setelah ku pelihatkan foto kami.
"Maksud ibu mereka semua telah meninggal", ucap ku lirih
Aku tak bisa melihat gerak gerik yang mencurigakan dari tubuh ibu. Badan nya tenang,ia tidak melipat tangan nya di perut,dan telapak kaki nya saling bersejajaran. Dia tidak melakukkan pertahanan ego. Apa Budi dan Dave benar-benar sudah meninggal? mengapa tidak ada yang memberitahuku? Apa mereka sengaja tak memberitahu agar aku tak bersedih?
Di saat aku sibuk dengan analisa-analisa dalam pikiran ku, sepertinya ibu sibuk menulis nulis sesuaatu pada secarik kertas.
"Nak..adakala nya sebuah pertanyaan tak memerlukkan jawaban secara langsung. Tapi...kau harus mencari sendiri jawaban tersebut dengan akal,hati dan diri mu"
"Terkadang kau dapat menjawab pertanyaan yang sulit..Tapi melupakan hal yang remeh"..
"Ambil ini"....ibu menyodorkan sescarik kertas bertuliskan sesuatu.
Secarik kertas yang berisi alamat jalan dan nama seseorang.
Dr.Lauren.
Siapa orang ini??dan alamat apa ini??
"Kau sudah cukup dewasa untuk mengetahui hal ini"
Ibu merahasiakan sesuatu dari ku. Apa itu? Aku tak bisa menganalisa nya. Tapi yang pasti ini berhubungan dengan Budi dan Dave.
"Baiklah bu..aku akan mengunjungi alamat yang ibu berikan ini"
Lalu aku pun berlalu. Untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dalam hidup ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU Andi BUKAN Budi DIA Dave
Short StoryBudi yang jago matematika. tapi ketika ikut olimpiade, dia malah melakuakn hal yang tak terduga. menggambar di kertas yang seharusnya ia tulis rumus matematika. Dave yang jago gambar, tapi ketika ikut lomba gambar, kertas yang seharusnya ia gamba...