SEMUT

62 3 0
                                    

Aku menyusuri jalan jalan untuk mencari alamat yang diberi ibu pada ku. Setelah berputar-putar dan bertanya kesana kemari. Akhir nya aku tiba di tujuan.

Satu yang kupikirkan.

Ibu pasti bercanda.

" Ini Rumah Sakit Jiwa terbesar yang ada di Jakarta Timur" ujar ku.

Yasudahlah..aku masuk saja dulu. Lalu muncul analisa lainnya. Apa jangan-jangan Budi dan Dave terdapat di tempat ini. Dan orang yang bernama Dr.Lauren itu adalah psikiatri penanggung jawab mereka.

Ku berjalan mencari tempat resepsionis untuk bertanya dimana tempat praktek Dokter Lauren.

"Auugghhhhh..augghhhhh..."rintih ku.

Heyy..kenapa kepala ku terasa sakit. Mengapa tempat ini rasanya tak asing. Aku kenal bau rumah sakit ini. Apa aku pernah mengunjungi tempat ini sebelumnya??

Setelah sakit di kepala ini sudah terasa pulih aku lalu melanjutkan perjalanan ku menuju tempat resepsionis.

Lalu tampak seorang laki-laki dan seorang wanita berada di meja resepsionis

.

Aku menghampiri ke resepsionis laki-laki itu yang nampak sedang sibuk menulis sesuatu.

"Hmmm maaf mas....."ujar ku singkat padanya.

Ia menatap kewajah ku dan melihat dengan seksama lalu berbicara agak berteriak kemudian.

"Andiiiiii?", tanya nya

"Yaa saya Andi...Bagaimana anda bisa mengenali saya", lalu aku pun memeriksa baju ku. Takut takut aku memakai tanda pengenal dosen. Tapi ternyata tidak.

Tapi sejurus kemudian resepsionis itu seperti membungkam mulutnya dan meminta maaf.

"Maaf pak...saya pikir bapak adalah teman saya...ada yang bisa saya bantu pak?", tanya nya padaku.

Dia berbohong. Pupil mata nya membesar,lalu setelah itu ia agak menundukkan kepala nya. Tanda nya ia malu akan kebohongan yang ia sampaikan. Aku pun lantas mencurigai orang ini.  Mungkin dia Budi atau Dave. Lalu aku melihat tanda pengenal nya. ANTON WIBOWO. Itu nama nya. Berarti bukan. Analisa ku salah.

"Ummm saya mau tanya dimana letak tempat praktek dokter Lauren" tanya ku.

"Ruang praktek dokter Lauren ada di ruang melati lantai 2 no.204" katanya lagi.

"Baik terima kasih",

"Sebentar.pak"laki-laki ini menahan langkah ku.

"Apa bapak sudah buat janji dengan nya?", tanya nya.

"Belummm", ujar ku enteng.

"Hmmmm. sebentar kalau begitu."

Ia lalu tampak mengambil telepon di sebelahnya,dan berbicara dengan seseorang.lalu nampak juga mata nya berkaca-kaca. heyy ? ada apa dengan orang ini fikir ku.

"Baiklah..silahkan bapak ke ruangan Dr.Lauren, kebetulan dia sedang tak ada pasien"ujar nya.

"Baiklahh terima kasihhh..." aku masih berpikir....orang itu tak asing..sepertinya aku pernah melihat nya di suatu
tempat.

tapi dimana?

AKU Andi BUKAN Budi DIA DaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang