My Lovely Gemini

55 11 0
                                    

"Hai Leo, sudah tiba saatnya kamu harus bersih-bersih. Hari yang baru akan membuatmu menemukan hobby baru," Nath membaca keras-keras ramalan bintangnya.

"Betul, kan kata gue? Ramalan bintang di majalah ini bener semua! Buktinya akhir-akhir ini lo mulai hobi bikin cake!" seru Winny antusias.

Nathalie menatap geli, senyumnya yang manis mengembang di bibirnya yang tipis.
"Lo aja kali yang gampang percayaan!" serunya, "mau aja dibo'ongin apa kata zodiak! Ada hobi baru ato enggak yaaa emang udah seharusnya kita beres-beres keles!"

"Ya udah kalo lo ga percaya! Kalo kata bintang gue, sekarang waktu yang enggak pas buat memulai usaha dan hindari baju warna kuning. Jadi gue balik dulu ya! Soalnya Lo pake baju kuning!" teriaknya sambil melangkah pulang.

"WINN!! Majalah lo ketinggalan!" teriak Nath yang hanya dibalas lambaian tangan. Winny memacu sepeda sekencang-kencangnya melintasi jalan komplek yang sepi. Mama mengajaknya membeli sepatu di mall Parahyangan yang baru buka. Biasa, tempat baru pasti banyak diskon, jangan sampai mereka kehabisan.

Tiba-tiba sebuah mobil pick up muncul dari balik rumah di perempatan jalan. Winny terkejut dan menekan rem seketika, mobil itu nyaris menabraknya. Gadis itu menarik napas lega, teringat akan Nathalie dengan baju kuning yang melambaikan bukunya tadi. Untung saja dia segera menghindar darinya, jadi dia juga bisa menghindar dari mobil tadi.

Winny kembali memacu sepedanya menuju rumah. Kali ini dia lebih berhati-hati dan menghindari semua orang yang berbaju kuning.

*
Winny kembali membuka lembaran majalahnya dengan terburu-buru. Seperti biasa matanya berhenti di rubrik zodiak dan segera membaca bagian gemini.

"Minum banyak air putih, tidur yang cukup dan kurangi makanan manis akan membantu dietmu. Kamu akan bertemu dengan seseorang yang istimewa dan memberimu kenangan yang tidak terlupakan." Winny menutup majalahnya. Jantungnya berdegup kencang dengan senyuman tipis menghias di wajahnya. Di kepalanya penuh pertanyaan tentang siapa orang yang istimewa dan memberikan kenangan itu. Winny menutup matanya dan mengingat peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.

"Winny!" suara Nathalie yang nyaring terdengar dari balik jendela. Winny segera berlari dan menyambutnya.

"Nath, kira-kira siapa orang istimewa yang bakal ketemu gue ya?" Winny menatap Nathalie dengan mata yang berbinar-binar.

"Mana gue tau! Gue ajalah Win, gue juga istimewa kok!" Nathalie mengambil majalah dari tangan Winny. "Lo masih percaya ama yang beginian? apa kata si Bejo kalau tau tingkah lo masih kekanakkan begini?"

Winny mendelik sambil mengambil dua buah minuman kaleng dari dalam kulkas dan menyerahkan salah satunya pada Nathalie.

"Bawel! Jadi enggak ke imigrasi sekarang?" tanya Winny yang tengah bersiap-siap. Walau bagaimanapun Nathalie adalah satu-satunya sahabat yang paling mengerti tentang dirinya. Walaupun bintangnya Leo yang terkenal paling ganas.

"Ya iyalah! Ngapain gue kesini pagi-pagi? mau olahraga?" Nathalie mendengus. Winny tersenyum masam. Kedua gadis itu segera memesan grab dari ponselnya. Bulan depan mereka akan karya wisata ke Thailand, jadi mau tidak mau mereka harus mengurus paspornya dari sekarang.

"Nath, lu gak mau baca ramalan bintang lu hari ini?" suara Winny perlahan. Nathalie membelalakkan matanya.

"Iyaaa kalo lo enggak mau enggak usah marah kayak gitu keles!" ujar Winny manja. Nath tidak menjawab, mobil mereka telah tiba di pekarangan dan waktu semakin cepat bergulir. Antrian di Imigrasi pasti akan lebih panjang dan bisa-bisa mereka tidak bisa daftar lagi hari ini.

Winny menarik napas panjang. Entah apa jadinya bila dia harus datang sendiri. Nath memang cerewet, tapi dia teman terbaik yang dimiliki Winny. Apakah orang istimewa yang dimaksud adalah Nath?

Mengantri di imigrasi memang sangat membosankan. Winny dan Nath tak putus-putusnya bercerita hingga seorang pria yang ikut mengantri memperkenalkan dirinya, membuat antrian menjadi menarik dengan cerita-ceritanya.

Nath yang mengenakan kemeja biru langit terlihat cerah dengan riasan tipis. Sementara Winny sendiri tadi tidak sempat berdandan, hanya menggunakan kaos polo merah muda dan celana denim. Winny memperhatikan pria yang baru dikenalnya dengan seksama. Pria itu tidak tampan, tapi menyenangkan untuk diajak berbicara. Dia mahasiswa jurusan bahasa Jepang yang menarik. Rambutnya sedikit gondrong dan dicat dengan warna cokelat terang, serasi dengan kulitnya yang juga cokelat. Bibirnya tipis dan sejak tadi mengulum permen, bukan pemuda yang suka merokok.

"Winny! giliran elo tuh!" Nathalie menegur Winny yang asyik dalam pikirannya sendiri, tak menyadari kalau gilirannya sudah tiba.

"Ok." ujarnya sambil segera masuk ke antrian dan mulai mengerjakan satu persatu dokumen yang harus diisinya hingga Nath kembali hadir di sebelahnya.

"Siapa nama cowok itu Nath?" bisik Winny ketika mereka telah kembali duduk bersama menanti nomor mereka dipanggil.

"Loh, gue kira lo tau namanya!" Nath tertawa geli. "Emang perlu ya?"

Winny menyikut Nath yang masih tertawa. Pria itu ikut duduk di sebelah mereka.

"Gue lupa enggak ngasih tau nama gue, Winny," ujarnya memberanikan diri. "Dia Nathalie, kalau boleh tau nama lo siapa?"

"Oh iya, kita dari tadi ngobrol tapi enggak tahu nama ya? Nama gue Robbie. Boleh tau berapa nomer WA lo?" tanyanya.

Winny memberikan nomornya diikuti Robbie dan Nath.

"Bintang lo apaan Rob?" Winny bertanya dengan spontan, diikuti tatapan Nathalie dengan bibirnya yang terbuka.

Robbie sendiri hanya tersenyum, "Libra." ujarnya pendek.

"Soalnya kata bintang gue bakal ketemu sama seseorang hari ini." Nathalie dan Robby hanya mengangguk dan melanjutkan cerita mereka hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat.

Robbie memang menarik dan mereka mulai sering pergi bersama. Beberapa kali Bejo menghubungi Winny tapi tak digubrisnya hingga pagi ini, saat Winny membuka rubrik kesukaannya, zodiak.

"Hai gemini, senang sekali akhirnya impianmu selama ini akan terwujud. Si dia akan kembali padamu dan mengembalikan kenangan manis yang hilang."
Winny tertegun. Bukankah dia sudah dekat dengan Robbie? Apa benar dia selama ini memimpikan Bejo?

Winny mulai bimbang hingga berkali-kali menolak ajakan Robbie. Sementara Bejo sendiri sudah tidak pernah meneleponnya lagi.

"Gue jadi galau, Nath." Curhat Winny pagi itu dalam perjalanan ke bandara.

"Nyantai aja kali Win, kalo emang jodoh ya pasti ga akan kemana-mana." ujar Nathalie tenang.

Wajah Winny masih keruh, di kepalanya berkecamuk berbagai pertanyaan yang tidak bisa dijawabnya. Baik Bejo maupun Robbie tidak ada yang membuat kenangan manis bagi Winny.

"Win, gue mau tanya sama lo, tapi jawab dengan jujur ya! Sebenernya lo naksir Bejo atau Robbie?"

Winny menatap Nathalie dalam-dalam. Hatinya mulai bimbang, keringat dingin mengalir di ketiaknya.

"Toni," bisiknya lemah.

"Terus kenapa waktu itu lo tolak? Bukannya dia pernah nembak lo?"

"Soalnya dia gemini!"
Nath menatap Winny tak percaya, kini kepala Nath yang berdenyut-denyut kebingungan mendengar jawaban Winny.

"WINNY!"

The Sound of a Dark Room (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang