At Present

123 13 2
                                    

Pantulan sinar jingga yang merebak masuk ke jendela ruang kerja ku kali ini terlihat lebih indah dari biasanya. Senja di langit Ibu Kota acap kali menguarkan sebuah rindu tentang cerita lama di masa lampau yang menjadi kan ku sosok yang begitu berbeda. Sebuah kegelapan, kegagalan, keputusasaan, lelah, hingga terasa ingin menyerah saja. Sembari menyesap Vanilla Latte yang ku pesan tadi, aku berdiri di hadapan sebuah kaca jendela besar dari lantai 12 di sebuah Kantor Perpajakan milik negara. Menerawang langit dan gedung-gedung yang menjulang tinggi, terlihat indah dan menenangkan.

Pada senja ku hari ini, aku ingin sekali mengucapkan banyak terima kasih pada mereka-mereka yang datang dan pergi sebagai tamu di rumah hingga mereka yang akan selalu memilih menetap, menghantar kan banyak kisah dan pengalaman kepada hidup ku. Perihal lika liku hidup yang acap kali terasa berat namun membahagiakan pada ujung nya.

Pada kisahku, aku ingin menceritakan nya kepada mu. Kepada kamu, yang memilih menyerah padahal impian mu sudah tinggal seujung kuku, sangat dekat. Perihal jangan pernah memilih berhenti untuk seterusnya jika gagal sedang menguji. Perihal, jangan pernah merasa tersakiti jika seseorang yang memilih pergi dari mu dan meninggalkan bekas luka mendalam untuk mu, hingga saat ini.

Aku Kinka Andita si Penyuka Senja. Ibu, Ayah, Keluarga dan kawan-kawan terdekat ku biasa memanggil Kinka atau Ka. Aku lahir di sebuah kota kecil penuh kenangan manis dan menjadi magnet rindu tersendiri untuk selalu kembali. Kota kecil di Jawa bagian Timur. Jauh memang dari Jakarta tetapi akan selalu dekat dalam relung. Bahkan setiap sudut kota nya yang akan selalu menjadi kenangan tersendiri bagi ku ketika kembali pulang.

Aku telah menikah dengan seorang pria Pelindung Negara berseragam loreng yang sudah menemaniku dan berjanji di sisi ku hingga maut memisahkan, 2 tahun ini. Hidup sebagai seorang wanita karir dan sebagai istri tentara memang tak semudah dan seindah eskpetasi. Merelakan nya untuk pergi bertugas di medan yang membahaya kan kapan pun negara membutuh kan. Menerima segala konsekuensi ketika Sang Pemilik Hidup harus membuat nya gugur dalam medan perang. Ah tidak! Jangan sampai itu terjadi pada nya.

Namun kali ini, dalam sebuah tulisan panjang akan ku ceitakan berbagai kisah ku. Perihal datang dan pergi nya orang-orang di sekitarku. Jatuh bangun yang ku rasa perih. Kehilangan orang-orang terkasih dan berbagai proses tentang kehilangan yang begitu membawa banyak pelajaran hingga di titik ini.

Untuk mu, semoga kamu nyaman membaca nya hingga akhir.

***

A/n : Mohon maaf sebelumnya, cerita kali ini akan saya perbarui dengan kalimat dan versi yang lebih baik. Maaf juga sudah lama hiatus dari wattpad. Karna banyak sekali kendala dan beberapa kesibukan mulai dari lulus, tes, ospek sampai saya jadi mahasiswa sekarang. Terimakasih yang sudah membaca dan menunggu.

Tentang RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang