5

18 3 0
                                    

Sudah hampir satu pekan ini kami selalu mengobrol di gawai pesan. Pun, di satu pekan ini pula kami sudah saling mengakui perasaan kami satu sama lain. Ia mengatakan padaku bahwa ia menyukai ku. Ah sungguh! Saat itu rasanya aku sedang berada di langit dan terbang disana bersama para bintang dan bulan yang indah. Maaf, aku terlalu senang hari ini.

-

Esok adalah hari ke 6 Ujian Akhir Semester ku. Tapi karna ada Rama semua berubah. Entahlah, tapi aku merasa aku lebih bersemangat belajar sembari membalas beberapa pesan nya dan kami akan mengobrol hingga hampir tengah malam.

Saat itu, aku sedang membaca beberapa bacaan di buku catatan ku untuk mata pelajaran Sejarah, karena ujianku besok adalah Sejarah dan Bahasa Inggris. Namun, tiba-tiba ponselku berdering. Ada satu pesan masuk. Segera aku membuka nya karna tertera nama "Rama" disana.

Ia bertanya apa yang sedang ku kerjakan dan menanyakan apa aku sudah makan malam. Lalu entah mengapa tiba-tiba ia bertanya satu hal yang cukup membuatku gugup.

Ka, boleh ngomong sesuatu nggak?
07.30pm

Ada apa Ma?
07.31pm

Hmm, boleh aku suka sama kamu? Boleh aku percaya untuk meletakkan hatiku ke kamu? Aku punya perasaan yang lebih dari teman sama kamu.
07.35pm

Aku terdiam, meletakkan ponselku di meja. Lalu, memegang dadaku kuat-kuat. Suara degup ini lagi, kembali menguar hingga telingaku sendiri dapat mendengarnya, bahkan suaranya sungguh keras. Aku mengambil kembali ponselku. Ku baca sekali lagi untuk memastikannya bahwa aku benar-benar tak salah menatap nya. Tapi ini semua benar. Astaga, mimpi apa ini!!

Ha maksudnya, Ma?
07.40pm

Aku suka dan aku nyaman sama kamu, Ka.
07.41pm

Rama? Aku kira, perasaanku bakal bertepuk sebelah tangan.
07.43pm

Yah, begitulah kira-kira pesanku dengannya. Dan hari ini, aku dan Rama telah memulai tahap awal pendekatan kami yang sebenarnya. Hehe.

***

Hari ini, hari ke 7 puasa ramadhan. Dan hari ini pula, teman-teman sudah berencana akan pergi ngabuburit. Tepat siang itu juga Rama menelpon ku. Ia berjanji akan menjemputku dan berangkat ngabuburit bersama. Ini adalah hari pertamaku dibonceng motornya. Kupikir, kalian pasti paham kan bagaimana rasanya?
Gugup. Sangat gugup. Bahkan ketika ia berada di depan rumahku. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di perutku dan menembus dadaku. Astaga, bukan Kinka namanya jika tidak kelabakan.

Sore itu, sekitar 15 menit lagi akan buka puasa. Tapi ia baru saja sampai rumahku. Karna hujan, semua batal. Jadi aku dan ia telat datang ngabuburit bersama teman-teman yang lain. Sudah pasti, reaksi teman-teman ketika tau kami semotor, mereka langsung bersorak dengan ejekan mereka. Menyebalkan, tapi aku suka, hehe.

"Udah hampir mau buka baru dateng, parah nih anak" Ujar Reyca yang saat itu juga ikut ngabuburit.

"Mau nyalahin hujan, tapi takut dosa" Jawabku sembari melepas helmku.

"Udah kelar udah kelar, mikir buka dimana aja deh sekarang" Balas Andin.

"Yang low budget ya tempatnya" Ujar Fara.

Tentang RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang