Siang itu panas begitu terik. Karina keluar dari kelas sembari menyitipkan mata.
"Karina!" terdengar suara memanggil nama nya.
Karina bingung mencari arah datang nya suara.
"Karin!! Gue disini!! Gue dibawah!!" Kelvin mencoba melambaikan tangannya. Berharap Karina melihatnya.
Ya! Tepat sasaran. Karina tersenyum melihat Kelvin. Karina bergegas berlari menuruni satu per satu anak tangga dan langsung menghampiri Kelvin.
"Vin?" sapa Karina tersenyum manja.
Kelvin sejenak menatap senyum Karina dan tak lupa membalas nya dg senyuman pula.
"Yakin? Mau tatap tatapan disini? Nggak mau pulang?" ujar Karina.
Kelvin menahan tawa lalu menggandeng tangan Karina dan mengajak Karina pulang.
Kedua nya berjalan menyelaraskan langkah dan membuat bayangan hitam yg nampak mesra.Karina siswa kelas X dari SMA Rajawali. Siswa yg mempunyai kutukan takut menyebrangi jalan menggunakan kedua kaki nya.
Tempat parkir sepeda dan sekolah yg terpisah oleh jalan raya membuat kutukan itu semakin bersarang di dalam dirinya.***
Pagi itu Karina datang ke sekolah lebih lambat. Bukan kecemasan jika dirinya nanti telat melainkan kecemasan harus 'dengan siapa dirinya nanti menyebrangi jalan' itulah yg Karina pikirkan di setiap kayuhan sepeda nya.
Keberuntungan hari ini masih berada di pihak Karina. 2 meter dari posisi nya saat ini seorang siswa laki laki berdiri hendak melangkahkan kaki nya menyebrangi jalan.
"Woe!! Elo yang disana!! Tungguin gue!!" Karina berlari mencoba meraih tangan si siswa tersebut. Dan sampailah jemari Karina meraih pergelangan tangan siswa tanpa nama tersebut.
"Gue ikut lo nyebrang ya? Plis!! Ijinin gue nyebrang bareng lo. Gue takut nyebrang sendirian." ujar Karina menutup kedua matanya dan dengan sepuluh jari memegang erat pergelangan tangan siswa tanpa nama tadi.
Siswa tanpa nama itu terdiam datar.
"Oke. Kalo lo diam. Gue anggap elo mau bantuin gue." Karina mengambil kesimpulan sepihak.
Siswa tanpa nama itu mendengar perkataan Karina, melihat wajah melas Karina, namun membisu tanpa suara rupa nya dia tak mau adu mulut dengan Karina. Mungkin dirinya sadar bahwa dia tidak bakalan menang menghadapi Karina. Dan hal itu hanya akan merusak pagi nya secara sia sia.
Akhirnya, kedua nya berjalan menyebrangi jalan berdampingan terlihat serasi. Membuat mata adem melihatnya.
Sesampainya di depan gerbang sekolah Karina melepaskan pergelangan tangan siswa tanpa nama. Tak lupa kata terimakasih terucap lalu pergi meninggalkannya. Dan lagi lagi si siswa tanpa nama hanya terdiam seribu bahasa.
Belum sempat Karina mengucap salam bel masuk menyambut kaki kanan Karina yang melangkah memasuki kelas.
Kak Nadya, OSIS cantik bergigi ginsul hari ini terhitung untuk yang ke 5 kali nya menjaga ngaji di kelas Karina. Dan untuk yang kelima kali nya juga Karina mendengar nama Rusda. 'Rusda si pujaan hati Kak Nadya' itulah kalimat yang terlontar untuk Kak Nadya.
Karina yang masih berdiri tanpa dosa memasang wajah melas dengan menggendong tas di punggung nya mencoba duduk secara perlahan dan ikut melakukan kegiatan mengaji.
15 menit berlalu, kini saat nya jam pertama dimulai. "Berenang di kolam angka untuk 3 jam mata pelajaran ke depan." gumam Karina yang menggeletakkan kepala nya di atas meja.
Bu Tiwi guru matematika tersohor di sekolah Karina. Salah guru yang merupakan guru dari ibu bapak guru. Paham kan maksudnya?:v
Namanya juga guru matematika senyum pun turut di perhitungkan. Untuk 3 jam pelajaran satu senyuman terlontar itu sudah merupakan keajaiban.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Simple Love
Teen FictionKarina seorang gadis yang takut menyebrangi jalan raya dg menggunakan kedua kaki nya. Yang pada akhirnya selalu merepotkan orang orang terdekatnya. Terutama ke 4 sobat karibnya yaitu Selia,Lila,Fatimah,dan Asna. Pada suatu pagi Karina merepotkan pri...