Ketiga_3❤

77 6 3
                                    

"Sumpah panas! Kelas tanpa kipas aja kaya gini apalagi neraka yang berbahan dasar api." ujar Karina yang sesekali mengipaskan buku tulis yang dipegang nya.

"Syukur deh kalo lo paham neraka itu panas! Setidaknya lo bisa berhenti ngrepotin kita,soalnya ngrepotin orang itu salah satu penyebab masuk neraka!" sahut Fatimah yang sesekali meneguk es teh yang beberapa menit lalu di beli nya.

"Fatimah binti Belerang! Elo dapet teori itu darimana? Yang ada kalo elo bantuin nggak ikhlas itu penyebab masuk neraka!" balas Karina setengah mendebat Fatimah

"Karina Mutia? Kalo gue nggak ikhlas udah gue dorong elo ke tengah jalan raya biar sekalian ketabrak truk tronton!" ujar Fatimah menyondong nyondongkan wajah nya ke Karina.

"Ya kalo gitu neraka udah nungguin lo!" balas Karina dengan menujulurkan lidah nya.

"Bodoh amat!" jawab Fatimah sewot.

Fatimah mengalah,tau sendiri Karina yang tak mau mengalah pasti akan terus menjawab sekalipun alasan yang di buatnya kebanyakan tidak masuk akal.

Jamkos mempunyai kebahagiaan tersendiri bagi Karina. Menjaili teman sudah menjadi kebutuhan hidup Karina.

Selia yang sedari tadi hanya mengeluh sakit perut hanya terdiam menggeletakkan kepala nya di atas meja.

Dengan sangat sengaja Karina memukul meja Selia dan mencampurkan sedikit irama di dalam nya.

"Karina Mutia!!!" sontak amarah Selia meluap berdiri dari tempat duduk menghanyutkan rasa sakitnya ke dalam emosi.

Tau sendiri kan gimana amarah seekor macan tutul lagi PMS?:v

Dalam waktu seketika Karina lari dengan sepatu di tangan kanan dan kiri nya.

"Selia? Gue disini kejar gue!!" ujar Karina dari lantai bawah dengan menyepirkan bibir nya.

Selia hanya menatap Karina sinis dan kembali ke dalam kelas.

Karina hanya berjalan klontang klantung tak tau arah. Membiarkan dirinya nampak seperti orang gila.

Jarak 2 meter di depan Karina Rusda berjalan membawa biskuit kesukaan Karina dan sebotol aqua.

Cacing di perut Karina mencium keberadaan biskuit tersebut.
Dan mendesak Karina untuk merebut biskuit dari tangan Rusda.

"Da? Itu!!!!" Karina mencoba mengelabuhi Rusda.

"Apa? Mana?" Rusda bingung mencari apa yang ditunjukkan Karina.

"Hahahaha.." Karina tertawa melihat Rusda yang nampak begitu polos.

Perlahan Rusda menghembuskan nafas. Mereda amarah melihat biskuit di tangannya yang hilang seketika.

Entahlah kromosom jenis apa yang ada di dalam tubuh si Karina ini. Dirinya mampu lari secepat kilat dan sekarang menempatkan posisi nya di lantai atas.

Tak lama menikmati biskuit hasil curi an bel pulang menghantarkan Karina kembali ke kelas. Merapat kepada sahabat sahabatnya yang sedari tadi di jahili.

"Fatimah cantik? Karina yang tak kalah cantik bareng ya?" rayu Karina yang setengah memuji diri sendiri. Membuat fatimah hampir muntah.

Fatimah diam sesaat.

"Emm.. emmmm.. emmmm.."

Fatimah mencoba berfikir walaupun otak nya taj sedikitpun mampu di ajak kompromi.

"Fatimah? Ayo?" Asna tiba tiba datang menggandeng Fatimah.

Karina diam tak banyak bicara. Membiarkan keduanya berlalu dan mencari Lyla.

"La? Gue bareng ya??" ujar Karina tersenyum manja yang diikuti gerakan cantik bulu mata lentiknya.

"Karina Mutia? Yang cantik sedunia...." kata kata Lyla yang menjunjung tinggi tinggi posisi Karina.

"Ghaib." lanjut Lyla yang menjatuhkan Karina sejatuh jatuh nya.

"Maaf gue bareng Andi." Lyla mencoba mengelak.

"Berbahagialah kau nak bersama kekasihmu itu." pesan Karina dengan menepuk pundak Lyla.

Akhirnya Karina mendekati Selia.

"Apa lo!?" ujar Selia sinis.

"Slow.slow.." Karina mencoba menjinakkan Selia.

"Gue bareng." pinta Karina melas yang tidak ada satu pun orang mampu menolaknya.

"Lo tadi pagi sama siapa? Ngesot?" tanya Selia yang mulai luluh.

Karina melirik Selia sinis.

"Udah gue bareng lo!! Titik!!" keputusan Karina yang tidak lagi bisa di ganggu gugat.

Karina yang sepanjang jalan memberi nada di setiap langkah, lagi lagi membangunkan amarah Selia.

"Karin!! Lo bisa diem nggak?" tegur Selia kesal.

"Ohh.." jawab Karina dengan wajah datar tanpa merasa berdosa.

"Kelvin!!" sontak Karina berteriak. Meninggalkan Selia dan memilih mengejar kekasih nya itu yang seharian tidak Karina temui.

Selia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Karina yang mirip cacing kepanasan.

"Sel!" sapa Rusda menepuk pundak Selia.

"Apa?" jawab Selia menggerutu.

"Mana Karina?" tanya Rusda heran.

"Telen bumi!" jawab Selia sewot.

"Alhamdulilah. Mati juga itu orang." kata Rusda dengan raut wajah sumringah.

"Gue pulang duluan." ucap Selia ringan.

"Ohh. Oke. Iya." balas Rusda santai.

"Da!!" nampak geliat Karina menuju ke arah Rusda.

Rusda mengantupkan bibirnya, jiwa nya terusik.

"Lo lihat Selia?" tanya Karina dengan nafas tersenggal senggal.

"Baru saja balik." jawab Rusda polos.

"Lo gimana sih!! Kok lo biarin pulang! Terus gue gimana dong? Pulang bareng siapa??" Karina nerocos kesal.

"Itumah derita elo! Ngapain salahin gue?" sahut Rusda datar.

"Mampus lo! Jalan kaki!!!" batin Rusda dengan senyum senyum sendiri.

Karina melirik Rusda sinis.

Rusda mengeluarkan sepeda nya dari tempat parkir dengan perlahan.

"Nah!! Ini sepeda gue! Minggir lo!!" kata Karina dengan menyingkirkan tangan Rusda dari kendali sepeda.

"Terus? Sepeda gue mana?" tanya Rusda yang sudah berfirasat tak enak.

"Dirumah." jawab Karina datar.

Rusda membungkam. Seolah tak ingin menyaksikan kenyataan.

"Terus? Gue gimana?" tanya Rusda melas.

"Ehh Rusda elo udah melas nggak usah di melas melasin!" ejek Karina yang sudah mengendarai sepeda kesayangannya.

"Gini aja lo ke rumah gue tapi jalan kaki. Trus gue naik sepeda gue temenin lo kok. Gue bakalan kayuh sepedah gue pelan pelan. Gue disamping lo kok! Lo tenang aja!" Karina mencoba memberi saran yang sangat sangat tidak masuk akal.

"Tap---"

"Udah! Cuma 300 meter kok. Daripada elo pulang 500 meter jalan kaki??" Karina mencoba membujuk Rusda.

"Serah lo!!" ujar Rusda yang tak lagi mampu berkata kata.

THANKS udah mampir mau baca😍
Jangan lupa VOTE dan KOMEN ya❤
Maaf kalo banyak tulisan yang masih salah😊

The Simple LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang