"Ehh Asna? Elu kok makan kuaci? Kan gue nggak suka kuaci?" ujar Karina yang memojokkan Asna.
Asna diam,rahang nya yang terbuka terpaksa mengantup kembali. Memberi kesempatan kepada kuaci untuk menghirup udara beberapa detik ke depan.
"Kan gue yang beli,gue yang makan,kok elu yang repot?" sahut Asna sinis.
"Biasa aja kalik" balas Karina sewot.
"Gue suka wafernya Lyla" lanjut Karina mengambil wafer di tangan Lyla yang telah siap meluncur menuju lambung.Tangan Lyla berusaha mengejar wafer miliknya. Namun,keadaan berkata lain. Wafer Lyla telah gugur di dalam kunyahan Karina.
Lyla memasang wajah datar. Amarahnya mendidih,terlihat dari keringat yang mulai bermunculan di wajahnya.
"Maafin gue lah ly? Lu kan sahabat gue." rayu Karina mengedipkan mata berulang kali.
"Sebagai ganti nya ini gue punya kripik buat lu" lanjut Karina memberikan sebungkus kripik buat Lyla.Lyla mengambil kripik tersebut dengan sewot.
5 menit kemudian...
Fatimah yang baru saja kembali dari toilet tak langsung duduk melainkan berdiri dengan pandangan yang tidak tenang.
"Kripik gue disini mana?" tanya Fatimah heran.
Karina spontan menunjuk ke arah Lyla.
"Ehh Lyla!! Itu punya gue kok lu makan!!" ujar Fatimah yang seakan akan menghentikan perjalanan kripik tersebut di kerongkongan Lyla.
"Gue di kasih sama Karina." sahut Lyla polos tidak merasa bersalah.
"Lyla? Itu punya Fatimah. Tadi gue belum selesai ngomong elu nya udah nyerobot ngambil aja." Karina menimpali dengan maksud membela diri.
"Itu punya gue! Sekarang ganti!!!" letupan amarah Fatimah yang di tunjukkan untuk Lyla.
"Ehh Fatimah? Lu nggak boleh gitu. Walau bagaimanapun kan Lyla temen lu sendiri. Masak lu tega??" Karina menyela membela Lyla.
"KA RI NA MU TI A!!!!"
Karina menutup rapat telinga nya dengan kedua telapak tangan.
"Iya iya" ucap Karina menggeligik.
***
"Da!! Rusda!!!" sapa Karina dengan melambaikan tangan.
"Ngapain juga itu alien botak pakek ngelihat gue segala!!" gerutu Rusda.
"Da? Woe!!" ujar Karina pas di daun telinga Rusda.
"Gue nggak budeg botak!!" sahut Rusda mendongakkan wajahnya pas di wajah Karina.
"Nanti pulang anterin gue yes?" Karina mulai memohon.
Rusda hanya membuang pandangan. Karina memungut pandangan itu dengan mengikuti kemanapun arah bola mata Rusda.
"Emang temen temen lu kemana? Kan ada Kelvin! Kenapa harus gue?" tanya Rusda heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Simple Love
Novela JuvenilKarina seorang gadis yang takut menyebrangi jalan raya dg menggunakan kedua kaki nya. Yang pada akhirnya selalu merepotkan orang orang terdekatnya. Terutama ke 4 sobat karibnya yaitu Selia,Lila,Fatimah,dan Asna. Pada suatu pagi Karina merepotkan pri...