Ketujuh_7❤

51 6 3
                                    

"Rusda! Ambilin gue aqua dua." ujar Karina meloncat sekaligus melambaikan tangan ditengah antrian membeli sarapan.

"Nih," ucap Rusda muncul dari balik desakan dan memberikan sebuah aqua kepada Karina.

Karina menerima aqua tersebut dengan mimik yang mengambil posisi menyalahkan Rusda.

"Ehh! Rusda! Telinga lu kesumpetan becak ya?" ujar Karina yang memukul kepala Rusda dengan aqua yang saat ini di tangan kanannya. "Gue kan nyuruh nya ngambil dua. Kenapa cuma satu?" lanjut Karina kesal.

Rusda memasang wajah datar dan mengatungkan tangan "Mana uangnya? Tadi pakek uang gue."

"Noh!" sahut Karina yang memberikam sekeping uang logam lima ratusan.

Rusda tetap diam ditempat dengan memandangi uang logam tersebut.

"Kurang? Perasaan ini harganya 500 deh" ucap Karina.

"Tadi berdesakan di tengah antrian? Elu pikir itu nggak butuh usaha?" sahut Rusda.

Karina mendengus seakan pagi nya telah getir terkena percikan aura micin yang berlebih dari Rusda.

"Berapa?" tanya Karina malas.

"2.000" jawab Rusda datar.

Karina yang saat ini saling berhadapan, meraih kepalan tangan Rusda. Mengeluarkan uang logam dari genggaman Rusda dan menggantinya dengan aqua pembawa bencana.

"Udah! Bye!" ujar Karina antagonis dan memasukkan uang logam ke sakunya.

Rusda mengerucutkan bibir dan menyiniskan mata.

"Dasar! Cewek nggak tau terimakasih" gerutu Rusda.

Salah satu teman Rusda membuyarkan gerutuannya dengan menepuk pundak Rusda. "Woe brow! Kenapa?"

"Itu Karina udah di bantuin nggak tau terimakasih" jelas Rusda.

"Awas terkadang hal sepele kaya gini bisa mendatangkan aura cinta loh" teman Rusda mencoba menggoda mengembalikan mood Rusda yang hanyut terbawa oleh uang lima ratusan yang gagal mendarat di genggaman.

"Gue? Suka? Sama Karina? Mustahil" Rusda membantah. - "Udah, balik kuy? Gue udah laper, cacing di perut gue udah Qasidahan." sambung Rusda

"Ehh tapi tunggu dulu deh, gue jarang ngelihat elu deket sama cewek kaya nya baru kali ini deh." teman Rusda menyela.

"Ehh ada PR?" Rusda mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Nahkan! Elu ngalihin pembicaraan. Sudah bisa dikatakan hati elu saat ini sedang membuat pondasi buat mencintai si Karina." ujar teman Rusda sok tau.

"Ohh. Gitu ya?" sahut Rusda sinis yang terbalas oleh kekehan tawa dari temannya.

"Udah, bercanda brow. Tapi siapa tau beneran. Setidaknya kan bisa mengurangi jumlah jomblo di dunia ini." ucap teman Rusda menepuk pelan pundaknya dan mendapat respon wajah datar sedatar dataran.

***

Karina pendulap-pendulup di balik pintu kelas Rusda. Dengan penasaram dan buku yang terbopong di tangan kanannya.

"Ehh! Karina! Elu ngapain?" pekik Rusda dari dalam kelas.

Karina menepuk jidat nya sendiri. Mengangkat telunjuk nya sejajar dengan mulut "sssssttt."

Seisi kelas menertawakan Karina. Karina menghentikan desissannya. Diam dengan posisi telapak tangan menutup mulut sekaligus mencakup hidung yang tak kunjung tumbuh keluar.

Rusda menghampiri Karina yang benar-benar menampilkan kebodohannya sendiri yang telah menjadi rahasia publik.

"Sekarang jadwal lu siapa?" tanya Karina yang masih penasaran akan isi kelas Rusda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Simple LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang