Buat yang udah baca Karina_lima mohon maaf karena di dalamnya terdapat banyak alur cerita yang salah,jadinya secara mendadak saya merevisi bagian belakang. Jadi,kalo penasaran sama revisi yang baru silahkan kembali ke Karina_lima😊
-Happy Reading❤Karina yang sedari tadi tidak mau kalah,kini menyerah dengan sendirinya.
"Yaudah gue bareng sama lu da" kata Karina lirih tak ikhlas
"Botak? Rumah kita berlawanan arah kalik!" Rusda mengelak.
"Yaelah da! Elu ngamal dikit aja berat banget sih?" sahut Karina.
"Lagian sepeda gue nggak ada boncengan nya" sambung Rusda.
"Pakek sepeda gue,terus biar gue yang bawa sepeda elu! Hari senin gue balikin tenang aja! Percaya deh sama gue" Selia menguraikan solusi yang faidah nya hanya akan menyelamatkan dirinya seorang.
"Ehh Sel? Btw,elu antusias banget buat ngejauh dari gue? Kenapa?" tanya Karina heran.
"Emang. Gue nggak betah lama-lama sama elu! Kasian gendang telinga gue. Tapi percaya deh gue sayang kok sama lu" jawab Selia.
"ngapusi!" sahut Karina datar.
"Da? Itu kan sepeda lu?" tanya Selia menunjuk sepeda berwarna putih milik Rusda.
Rusda mengangguk.
"Oke. Ini sepeda gue. Anterin Karina ya? Jaga Karina baik-baik. Kalo dia bandel tinggalin aja di pinggir jalan. Oke?" ujar Selia yang kemudian meninggalkan Karina dan Rusda.
Karina dan Rusda diam bertatap muka. Mata sipit versus idep lentik.
"Udah! Lu mau pulang? Apa buat tenda disini?" tanya Rusda.
"Lu pikir gue mau kemah?" Karina balik bertanya.
"Siapa tau elu pramuka sejati" jawab Rusda ringan.
"Tapi juga tau waktu kalik! Dasar O2N!!" sahut Karina.
"Apa elu bilang tadi?" tanya Rusda.
"O2N!" jawab Karina.
"Apa?" Rusda mengulang pertanyaan nya.
"O2N!!!" jawab Karina dengan lantang.
"Oke fiks! Gue nggak mau barengin elu!" ancam Rusda.
"Rusda!!!!!" ujar Karina yang melihat Rusda mengambil sepeda.
"Udah naik!!! Cepetan!!" pinta Rusda yang sudah siap dengan sepeda berwarna biru milik Selia.
***
Karina yang terbonceng di belakang tidak henti-henti nya mencetak suara dengan kaki mengayun melawan angin. Sesekali gerakan yang bergeliat dari tubuhnya membuat sepeda yang berawakkan Rusda itu oleng."Botak? Lu bisa diem nggak?" tanya Rusda.
"Nggak." jawab Karina ringan.
Bagi Rusda diam merupakan kemengan paling hakiki.
Karina menarik satu per satu rambut Rusda dari belakang.
"Auw!!"
Karina melepaskan tarikannya.
"Ehh botak!! Elu ngapain sih?" tanya Rusda heran dengan mengelus bekas 'kekerasan dalam permusuhan yang terjadi di jalanan'.
"Gue cuma mau mastiin kalo elu nggak punya kutu." jawab Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Simple Love
Fiksi RemajaKarina seorang gadis yang takut menyebrangi jalan raya dg menggunakan kedua kaki nya. Yang pada akhirnya selalu merepotkan orang orang terdekatnya. Terutama ke 4 sobat karibnya yaitu Selia,Lila,Fatimah,dan Asna. Pada suatu pagi Karina merepotkan pri...