Him

2.9K 333 10
                                    

.
.
.
Him
.
.
Min Yoongi x Park Jimin
.
.
This FF © Chimichims
.
.
*budayakan komen. Karena komen adalah asupan tersendiri buat author*
.
.

Angin musim gugur berhembus dengan dinginnya. Menerbangkan helai-helai rambut hitam yang menutupi kening. Menyibakkan jaket hitam hangan yang memeluk tubuh. Mengelus pipi basah yang terlewati air mata.

Tangannya mengepal. Matanya menatap lurus. Punggungnya membungkuk. Dan bibirnya membiru.

Park Jimin. Lelaki berumur 19 tahun yang sedang mengalami patah hati pertamanya. Eum.. di tikung sahabatnya sendiri? Hey, siapa yang kuat dengan seuatu yang seperti itu.

Jadi disini dia sekarang. Terduduk di bangku taman. Sendiri. Dengan sebuah jaket yang memeluk tubuh ringkih patah hatinya. Sedikit menangis. Hanya sedikit sekarang, karena dia sudah lelah menangis.

Ingin pulang sebenarnya. Tapi tidak bisa. Dia bilang ke ibunya akan menginap di Jungkook. Padahal Jungkook sudah menjadi mantannya sekarang. Mau bagaimana lagi? Ya tidur di taman adalah satu-satunya cara bagi siswa yang tidak ada uang seperti dirinya.

Punggungya di luruskan. Matanya memandang taman yang sudah sepi. Lalu melihat jam yang menggenggam erat lengannya, jam 11 malam. Badannya pun bergidik. Entah karena dingin, entah karena ketakutan. Salah sendiri pakai sok-sokan kabur dari rumah. Dasar anak kecil.

Dijatuhkan tubuhnya di atas bangku taman. Meringkuk memeluk tubuhnya sendiri. Mata memejam mencoba meraih alam mimpi. Namun tiba-tiba pipinya terasa hangat. Keningnya berkerut. Lalu metanya terbuka dengan cepat.

Yang dia lihat pertama kali adalah sepasang kaki yang berdiri tegak di hadapannya. Bukan pohon besae rimbun yang seharusnya dia lihat. Sedikit bergidik ngeri, dirinya mencoba menatap ke atas. Melihat seorang lelaki berjaket kulit hitam, berkacamata, serta berambut hitam legam seperti langitnya malam.

Saling menatap satu sama lain. Sedetik, dua detik, tiga detik...... Sepuluh detik. Akhirnya lelaki yang baru datang itu berdecak malas melihat Jimin yang hanya menatapnya tanpa berkedip.

"Ck.. duduklah. Habiskan coklat hangat ini." Ucapnya sambil terus menyodorkan sekaleng coklat hangat yang dia peganh dari tadi.

Jimin berkedip beberapa kali. Lalu langsung mendudukkan dirinya dengan cepat sembarinmenggeser bokongnya ke samping. Mempersilahkan beberapa tempat untuk lelaki di depannya ini. Dengan sedikit malu dan bingung tangan kecilnya pun meraih kaleng hangat itu. Membukanya pelan dan meminumnya sedikit.

Lelaki asing itu pun duduk di samping dirinya. Menyilangkan kakinya dengan sedikit angkuh. Jimin melirik sedikit. Melihat lelaki itu mengambil sekotak rokok dari kantung jaketnya. Satu batang di keluarkan lalu ujungnya di bakar sedikit dengan pematik api yang Jimin akui itu cukup keren dan membuat matanya tidak bisa berkedip untuk keselian kalinya.

"Min Yoongi."

"Huh? Sepertinya kau salah orang. Aku bukan-"

"Namaku Min Yoongi. Kau?"

Jimin lagi-lagi terdiam. Matanya memandang mata kecil di balik kacamata yang bertengger manis di hidung lelaki itu.

"Jimin..Park Jimin." Jimin kembali menyesap coklatnya. Lelaki itu menghembuskan asap rokok yang segera di tiup angin malam dengan cepat. Bahkan jimin tidak sempat menghirup asapnya.

"Aku melihatmu menangis dari tadi." Ucap Yoongi tiba-tiba.

"A..ahh benarkah? Ku pikir tidak ada orang di taman ini." Ucap Jimin gugup.

"Aku melihatnya dengan jelas. Dari situ." Balas Yoongi sambil menunjuk kedai kopi kecil di sebrang jalan.

"Anak kecil sepertimu tidak seharusnya berkeliaran jam segini."

"Yoongi-ssi, aku bukan anak kecil."

"Hyung. Panggil aku Yoongi hyung."

"Eum baiklah. Yoongi hyung, aku bukan anak kecil."

"Ya terserah kau saja Park Jimin. Jadi ada apa?"
"Apanya yang ada apa?"
"Kenapa kau menangis bodoh."
"A..ahh itu yah. Mataku kelilipan."

Seketika Yoongi memutar kepalanya menatap Jimin. Matanya menatap tajam. Alisnya berkerut kesal. Jimin merinding. Bukan karena udara dingin. Melainkan karena tatapan menusuk yang Yoongi lemparkan kepadanya.

"Kelilipan serpihan hatimu yang hancur lembur?"

"Serpihan? Pfft...puahaha bahasa macam apa itu Yoongi Hyung." Jimin tertawa hingga matanya semakin mengecil. Kaleng di tangannya berguncang bersamaan dengan tububnya yang bergerak-gerak karena gelak tawa.

"Syukurlah kau tertawa." Yoongi berdiri seketika. Kepalamya menunduk untum menatap Jimin yang masih terduduk di bangku. Kelelahan karena tertawa.

"Ikut aku. Duduklah di kedai bersamaku. Ceritakan masalahmu. Anggap aku tempat sampahmu malam hari ini."

Yoongi melenggang pergi. Meninggalkan Jimin yang terduduk bingung. Bertanya-tanya apa maunya orang asing yang baru di kenalnya beberapa menit yang lalu.

Jimin bisa saja memilih diam dan memhiarkan Yoongi sendiri di kedai itu.

Tapi..

Seakan terhipnotis, Jimin berdiri. Kakinya ikut melenggang pergi mengikuti lelaki di hadapannya.

.
.
.
End
.
.
.

The Story Of Us [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang