05

50 3 0
                                    

Sepertinya minum wine tak menghilangkan rasa lelah yang didera oleh Ructavius. Ya,  setelah dari rumah gadis tadi dia minum. Padahal masih pagi hari. Pintu kamarnya terbuka menandakan seorang akan masuk.

"Kau minum wine dipagi hari?" Kata orang tersebut.
"Terserah! Yang punya mulut adalah aku!" Kasar Ructavius. "Apa yang kau lakukan disini Bray?" Lanjut Ructavius.
Brayka hanya mengangkat bahunya tak peduli. Kembali meninggalkan kamarnya. "Dasar tak berguna!" Teriak Ructavius.

JESSY POV

Ah rasanya hari ini benar-benar malas untuk kuliah. "Ada apa denganmu?" Tanya Yui yang ada disampingku. Aku menggeleng lemah. "Kau masih berhubungan dengan Bray?" Yui sambil menyenggol lenganku. Aku menatapnya tajam.

"Bisakah kau tak membicarakannya!!"

Dia terkikik melihatku. "Ayolah bukankah kemarin kau sangat menikmatinya, tak sia sia aku mengajakmu ke reunian hehehe," ucapnya sambil menggodaku. Ya sebenarnya aku tak begitu menyesal. Bukankah aku merasa senang bertemu dengan Bray, si penulis puisi indah di kampus.wow! Rasanya seperti bertemu artis.

"Jess! Kau dapat bunga dengan coklat!" Seorang laki-laki menghampiriku. Aku mengernyit, "dari?" Laki-laki tadi menggeleng tak tau. Yui menyenggol lenganku sambil mengangkat wajahnya ke bunga dan coklat tadi. "Ambil saja!" Kata Yui.

Aku menggeleng, "tak enak diambil begitu saja, aku tak bisa berterima kasih."

"Ambil saja Jess, nanti kau tahu sendiri siapa yang memberi," ucap lelaki tadi.

Akupun mengangguk setuju. Mengambil bunga tulips dengan coklat tadi. Sebenarnya aku tak menyukai bunga, tapi pengecualian untuk tulips.

Kuliah selesai sudah. Rasanya benar-benar lelah sekitar 7 jam hanya dikampus dan kantin.
Sebaiknya aku cepat pulang dan istirahat! "Sy! Ada Brayka menunggumu di parkiran!" Kata Yui tiba-tiba.

Aku membulatkan mataku. "Apa yang dilakukannya disini?!!" Kataku sedikit tinggi.

Yui hanya menggeleng tak tau. "Cepat kau hampiri saja dianya, biar kau tau."

Oh, please. Tidak jangan sekarang. Aku melihat Brayka melambai dari jauh saat melihatku. Aku tak membalasnya, hanya menghampirinya dengan langkah cepat. Siapa yang tak mengenal Brayka dikampus ini? Dia salah satu legend dikampus ini! Bahkan saat ini semua orang beralalu lalang menatap kami!

"Bray apa yang kau lakukan disini?"  Ucapku sedikit memelan. Dia hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Aku hanya ingin bertemu denganmu!"

"Oke sekarang bertemu dicafe diujung jalan, jangan disini."

"Kenapa?" Tanyanya dengan polos.

"Kau tak lihat?! Semua orang memperhatikan dirimu!"

"Oh jadi sekarang Jessy sudah mulai protektif terhadapku," ucapnya sambil memainkan alisnya.

Aku hanya menghela nafas kasar. Sepertinya aku salah bicara. Aku menggeleng, langsung pergi meninggalkannya. Tak dirasa, tanganku langsung ditariknya. Bray memelukku? Didepan banyak orang?! Meronta dalam pelukannya sekeras mungkin. Dia tetap menahan, semakin keras aku mencoba semakin keras dia memelukku. Oke, aku menyerah.

"Aku merindukanmu Sy, bagaimana ini? Padahal kita baru bertemu."

"Apa?" Kataku dengan polos.

Dia melepaskan pelukannya. Kemudian menyubit pipiku, "aku merindukanmu!"

Aku mengernyitkan dahiku. "Brayy lee..phass," ucapanku yang tersendat karena pipiku dicubit olehnya.

"Ayo kita kecafe," sambil merangkulku.

⚣LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang