Disclaimer: Naruto dkk akan tetap milik MK-sensei
Pairing: Always SasuNaru (yang lain nyusul)
Rate: T (berubah seiring waktu)
Warning: cerita ini mengandung unsur yaoi, boyxboy, boyslove, dan sejenisnya. Bagi yang tidak suka alias homopobic harap meninggalkan cerita ini dengan suka rela.
Panas mentari sarasa membakar kulit. Anginpun tampak enggan berhembus untuk sekedar membelai asap yang mengepul. Jalan-jalanpun tampak sepi memperlihatkan manusia-manusia yang memilih bergelung nyaman dengan AC di dalam rumah masing-masing. Begitu pula sosok menawan bermahkota surai pirang cerah itu. Ia memilih menghadap laptop di ruang tengah mansionnya. Walaupun ia memandang layar laptop akan tetapi shapire biru dengan kilauan asa itu tak terlihat fokus. Terbukti dengan word yang terbuka masihlah seputih kapas.
"Tidak ke kampus Naru-chan?"
Suara lembut itu memaksa tokoh utama kita, Namikaze Naruto untuk menatik semua eksistensinya yang berkelana entah kemana. Ia dongakkan kepalanya untuk melihat sumber suara yang sangat-sangat ia kenal.
"Hmm," jawab Naruto saraya menggelengkan kepalanya," dosen Naru hari ini ada workshop, jadi Naru free hari ini Tou-san. Tou-san sendiri sendiri tidak ke kantor?"
"Hari ini Tou-san juga tidak ke kantor."
Sang ayah, Namikaze Minato tersenyum teduh. Ia mengerti dengan apa yang ada dibenak putra bungsunya itu. Tapi, ia tak dapat berbuat apapun.ia hanya dapat melimpahi putra bungsunya itu dengan kasih sayang sehingga ia dapat berharap putra manisnya itu tak lagi bermuram durja. Minato merasa serbah salah. Ia ingin membahagiakan Naruto tapi di satu sisi ia tak bisa menyakiti anaknya yang lain. Ia merasa dilema.
"Ingin makan di luar? Tou-san kira Kyuubi juga mengiginkannya. Ya kan Kyuu?"
Kyuubi yang baru saja turun dari tangga hanya mengangkat dua jempol untuk ide sang ayah.naruto menunjukkan senyum lebarnya. Ia segera membereskan pekerjaannya dan bergegas menyusul ayah dan kakaknya.tepat sebelum mereka sampai di pintu depan, pintu tersebut telah terbuka dari luar dan menampilkan dua sosok wanita cantik beda usia. Yang satu berambut merah nan menawan dan yang satunya lagi berambut pirang nan lembut dilihat. Mereka adalah sosok ibu dan anak yang terlihat serasi dan bahagia.
"Are? Anata? Kalian akan pergi kemana?"
"Aku akan makan diluar dengan Kyuu-chan dan Naru-chan. Kalian ingin ikut?"
"Jangan panggil aku dengan suffix chan pak tua!," potong Kyuubi tak terima. Minato hanya tersenyum memaklumi sifar tsundere akut sang anak.
Namikaye Kusina aka Nyonya Namikaze tampak berpikir serius seolah ini adalah pertaruhan hidup dan mati. Berlebihan. Kyuubi dan Naruto dapat melihat tatapan tak suka yang tercipta dari sulung Namikaze yang berada di samping sang ibu. Kyuubi berdecih pelan sedangkan Naruto hanya dapat menundukkan kepalanya.
"Tapi Anata, kita akan membahas tentang pernikahan Dei-chan setelah makan siang. Jadi lebih baik kita makan siang dirumah agar lebih santai membahas hal ini setelahnya."
"Kalau begitu aku dan Naru akan makan diluar sendiri. Kami tidak akan mengerti dengan persiapan pernikahan dan segala tetekbengeknya."
Belum sempat Minato mengutarakan pendapatnya, tangannya telah terlebih dahulu ditarik paksa oleh sang istri. Seringai kemenangan tampak tercetak jelas di wajah ayu Deidara. Sedangkan Naruto berusaha menahan Kyuubi yang tampak berasap.
"Ayo masuk! Kalian harus membantu persiapan pernikahanku dengan Sasori-danna kan? Atouto?"
"Kau...."
KAMU SEDANG MEMBACA
'Coz I Love You
FanfictionNamikaze Naruto tak pernah menyimpan dendam pada sang kakak yang telah merebut kekasihnya. Ia juga tak marah ketika sang kekasih memilih meninggalkannya. Kecewa itu pasti.Tapi tak semata-mata membuat Naruto menjadi tokoh antagonis dalam drama hidupn...