CILY 5

4.3K 453 67
                                    

Disclaimer: Naruto dkk akan tetap milik MK-sensei

Pairing: Always SasuNaru (yang lain nyusul)

Rate: M (berubah seiring waktu)

Warning: cerita ini mengandung unsur yaoi, boyxboy, boyslove, dan sejenisnya. Bagi yang tidak suka alias homopobic harap meninggalkan cerita ini dengan suka rela.

Sinar Surya yang mulai tenggelam dalam peraduannya menjadi background kedatangan Naruto ke mansion mewah Namikaze. Ia turun dari mobil Garra yang yang memang mendapat undangan pernikahan Dei. Naruto dapat melihat kemewahan resepsi yang sejujurnya sakit untuk ia hadiri.
"Kau yakin akan masuk Naru?"
Itu suara si puppy Kiba yang baru sampai dengan kekasihnya. Nara Shikamaru. Naruto hanya mengangguk. Ia berusaha meyakinkan bahwa ia bisa dan kuat dengan semua ini. Naruto masuk ke dalam kemegahan pesta itu. Pemandangan pertama yang ia dapatkan adalah kemesraan sepasang pengantin baru. Walau ia tahu ekspresi yang ditujukan oleh mempelai pria adalah ekspresi datar untuk menutupi perasaannya yang tak menentu. Dari mana tokoh utama kita tahu? Tentu karena sebelumnya ialah yang selalu disamping'nya'.
Ia melangkah dengan perlahan. Entah bagaimana tapi suasana yang ada terasa berat. Berpasang-pasang mata seolah menelanjanginya. Ia menggenggam tangan Garra yang tiba-tiba ada di sampingnya. Ia takut. Takut jika hatinya kembali terluka.
"Kamu harus kuat Naru! Tunjukkan bahwa kamu baik-baik saja tanpa mereka!," Ujar Garra yang di angguki oleh Kiba.
Naruto mencoba mengukir seulas senyum walau hanya garis tipis patah yang tercipta.
Grep
Sebuah tangan merengkuh pinggang Naruto dengan tiba-tiba. Tak mempedulikan Garra yang terhuyung sedikit kebelakang.
"Aku tahu kau akan datang Dobe," ujar suara yang entah kenapa sangat di hafal di luar kepala oleh tokoh utama kita. Dengan gerakan terpatah-patah Naruto menolehkan wajahnya untuk berharap bahwa apa yang ia takutkan tak menjadi kenyataan.
"Uchiha Sasuke, lepaskan tanganmu dari sahabatku!"
Suara itu milik Kiba. Ia tak menyangka bahwa sahabatnya mengenal seorang uchiha. Sasuke hanya mendengus. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya dan menaruh kepalanya di ceruk leher Naruto.
SRETTT
Sebuah tarikan yang kuat membuat Sasuke terpaksa harus melepaskan diri dari sang pujaan.
"Jauhkan dirimu dari adikku dasar pantat ayam sialan!"
Sasuke hanya mendengus. Tanpa memperdulikan Kyuubi, Sasuke maju dan memeluk pinggang ramping Naruto. Kecuekkan Sasuke bagai menyiram minyak pada harga diri Kyuubi. Ia sudah akan menempeleng bungsu Uchiha jika tak ada sepasang lengan yang mencegahnya dari belakang.
"Sudahlah Kyuu! Biarkan mereka menikmati pertemuan itu."
Kyuubi ingin membantah ketika gendang telinganya menangkap jerit orang terkasih.
"Naru-chan? Syukurlah kau baik-baik saja. Kenapa tak pernah pulang? Apa kau masih marah pada tou-san?"
Jujur, ini terlalu mendadak untuk Naruto. Ia awalnya tak ingin keluarganya mengetahui bahwa ia datang ke pesta ini. Ia ingin jadi bagian dari pesta tanpa diketahui. Tapi kini semua berantakan hanya gara-gara manusia 'teme' yang mengganggunya. Memang pertemuan mereka di lalu membawa sial bagi Naruto.
"Ya Tou-san, ini Naru. Maaf tak pernah menghubungi. Dan yang lalu biarlah berlalu. Tak perlu di ungkit kembali."
Minato langsung membawa sang anak dalam pelukannya. Ia begitu merindukan si bungsu yang telah ia lukai tanpa sadar. Sedangkan Sasuke hanya dapat mendengus ketika kesenangannya kembali terusik. Dengan langkah tegap ia kembali merengkuh pinggang Naruto.
"Maafkan aku paman! Naru tidak bisa sering menghubungi paman karena kami sibuk untuk menyiapkan pesta pernikahan kami."
Ucapan gamblang Sasuke menarik eksistensi para penikmat. Tentu saja semua berminat untuk mengetahui info dari Uchiha bungsu. Karena selama ini Uchiha Sasuke adalah sosok yang sulit dijangkau oleh awak media. Dan kini kabar itu bagaikan bom yang mengejutkan karena kenyataannya bahwa Sasuke menjalin hubungan dengan bungsu Namikaze.
"Apa yang kau maksud teme? Kita tidak dalam tahap seperti itu. Jangan mengada-ada!," ucap Naruto lirih. Bagaimanapun jika ada yang tahu bahwa ini semua hanya sandiwara sang uchiha, maka Naruto juga akan terkena imbasnya.
"Diam dan menurutlah Dobe! Jika kau macam-macam aku tak akan segan untuk membuatmu mengerang panas di bawahku saat ini dan di tempat ini juga."
Perkataan Sasuke yang terlalu dekat dengan titik sensitive nya membuat Naruto bergidik ngeri. Walau cuma bertemu sekali tapi Naruto tahu bahwa Sasuke bukan orang yang suka bercanda.
Minato bergeming mendengar apa yang baru saja terjadi. Ia juga tak berkedip untuk mengetahui bahwa Sasuke memeluk putranya posesif. Minato hanya dapat menghela nafas masygul.
"Oh Kami-sama. Apa dosa dan salahku hingga kedua anakku menyukai Uchiha semuanya?"
"Yak pak tua, aku dan keriput tak memiliki hubungan seperti itu!," Bantah Kyuubi. Itachi membiarkan apa yang diucapkan pujaannya. Karena ia sangat tahu bagaimana seorang Namikaze Kyuubi itu.
"Neji, apa tidak masalah kita membiarkan Naru bersama Sasuke?," Tanya Garra pada sang kekasih yang notabene nya adalah sahabat kental si pantat ayam. Neji hanya tersenyum untuk menenangkan hati belahan jiwa.
"Tenanglah. Walau searogan apapun Sasuke tapi ia akan melakukan apapun untuk melindungi apa yang sudah ia klaim menjadi miliknya. Mendokusei."
"Tapi Shika, benarkan kalau Sasuke mencintai Naruto?"
"Kalau mencinta aku tak tahu. Tapi yang jelas ada kilat keposesifan pada Sasuke untuk Naruto. Aku yakin cinta akan hadir setelahnya."
Sebenarnya jawaban Neji tak sesuai dengan harapan Garra dan Kiba. Tapi mereka akan coba percaya bahwa bungsu Uchiha adalah penyelamat hati si pirang.
Abaikan suasana di depan pintu masuk yang berisi tokoh utama kita. Di sisi lain, Deidara tampak memerah marah. Ia tak suka jika perhatian yang seharusnya sepenuhnya miliknya teralihkan. Apalagi ketika ia melihat sang suami tak mengalihkan pandangannya dari sosok yang sangat dibencinya. Ia benci ketika ia tahu bahwa tatapan itu penuh rindu, cinta, dan penyesalan.
Akan ku buat kau menderita bocah kurang ajar, batin Deidara.
-XxX-
Entah apa yang terjadi hingga terdapat dua insan yang saling menghangatkan di bawah selimut yang sama. Samar-samar terdengar rinai hujan di balik jendela salah satu kamar hotel. Dua anak adam tanpa busana tampak mencoba mencari kenyamanan walau canggung menghiasi. Si pirang kita mencoba menahan debaran yang entah kenapa mengencang setiap menitnya. Mengabaikan sosok dibelakangnya yang tengah menyeringai. Seram tapi tetap ganteng. Hehehehe
"Teme,"panggil Naruto pelan.
"Hm."
"Kenapa kita ada dalam kondisi seperti ini?"
"Hn."
"Itu, Teme," panggil Naruto lagi.
"Apa si Dobe," Sasuke tak bisa jika Naruto terus memanggil namanya seperti itu. Ia takut lepas kendali jika sang pemilik hati terus melontarkan namanya penuh hasrat.
"Etooo.... Tolong 'itu'nya dikondisikan dong!"
"Itu apa Dobe?"
Sasuke pura-pura tak paham padahal ia sangat tahu apa yang dimaksud si pirang nan menawan itu. Apalagi ketika tubuh bagian selatannya mengeras dan membelai belahan pantat Naruto tanpa penghalang. Dengan kesadaran penuh Sasuke menghentakkan pinggulnya tepat di belakang tubuh Naruto.
"Enngghh."
Tanpa sadar bibir mungil itu mendesah. Membangkitkan sisi gelap yang masih dapat di kendalikan oleh Sasuke.
"Desahanmu membuatku tak sabar Dobe sayang."
"Jangan macam-macam Teme! Atau aku akan babat habis milikmu itu."
"Kamu nggak akan bisa. Untuk menghentikan ku saja kau tak akan mampu."
Sasuke menjawab santai semua nama binatang yang dilontarkan oleh Naruto. Sasuke cuek dan terus memainkan tonjolan kecil di dada Naruto. Sedangkan si korban berusaha sekuat mungkin untuk tidak mendesah.

Apa yang sebenarnya terjadi antara Sasuke dan Naruto?

TBC
hai Minna...
Mian karena Akai up malam2. 
Selamat idul Fitri mohon maaf lahir dan batin...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

'Coz I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang