W.1★

156 17 4
                                    

"Selamat pagi  anak-anak semuanya....hari ini bapak akan membahas tentang musikalisasi puisi..."  jelas Pak Anton diawal jam pelajaran.

"Rani...tolong kumpulkan tugas puisi kemarin" ucap Pak Anton kepada Rani lalu dijawab anggukan kepala  oleh Rani.

"Pak musikalisasi puisinya bagaimana?...satu meja?"teriak Dito sang ketua kelas dari pojok kelas.

"Bapak akan mengadakan kelas gabungan" penjelasan singkat pak  Anton cukup membuat seluruh kelas menjadi riuh.

Sementara seluruh kelas riuh,Raya masih sibuk dengan buku catatan hariannya, ia membolak-balik buku itu seraya memahami isinya.

Raya sadar sekarang ia sudah kelas 9 dan ia memiliki banyak tuntutan untuk tetap mempertahankan nilainya agar dapat masuk SMA Denand.

Sementara Salsa masih sibuk dengan tugas puisinya .  Sudah 3 kali Rani balik kemeja Salsa dan Raya dan cewek berponi itu belum selesai mengerjakannya.

"Ray...bantuin gue ngapa?" Ucap Salsa memohon.
"Kurang apaan emang?" Raya mengalihkan pandangan nya dari buku bersampul coklat rapi.
Cuma butuh waktu 2 menit Raya sudah selesai menambahkan 1 bait untuk puisi Salsa.

"Agil...unceh unceh maacih yaw" ucap Salsa lebay disambut gelengan kepala sakratis dari Raya.

"Jadi semuanya...ambil kertas sobekan kecil lalu tulis nama kalian" ucap Pak Anton.

"Buat apa pak?" Tanya teman-teman Raya.
"Buat kelas gabungan donk"
"Sama kelas berapa sih pak?" Ucap Dito.

"Kelas 9 E ...kan kelas musik jadi biar klop" ucap Pak Anton lalu disambut teriakan bahagia dari siswi putri, mengingat kelas 9 E adalah gudangnya cogan angkatan.

"Pak saya sama Alan aja ,  ato
Fariz juga gapapa....." teriak Sisi cempreng disambut sorakan dari teman-teman yang lain.

"Der...lo mau sama sapa?" Ucap Salsa seraya membalikkan badanya menghadap Dera.

"Siapa aja deh" jawab Dera acuh
"Kalo gue nih ya...sama Alan juga gapapa" ucap Salsa sambil mesem - mesem sendiri.

Raya dan Dera langsung menjitak kepala Salsa menyadarkan sahabatnya.Rani hanya tersenyum lalu memposisikan pantatnya setelah memberikan tugas puisi dan undian kepada pak Anton.

□□●□□

45 menit berlalu, pelajaran bahasa pak Anton sudah selesai.

"Daftar partnernya saya umumkan di papan pengumuman lorong besok siang....baiklah sekian...terimakasih anak- anak" ucap pak Anton menyudahi.


"Budiiiii...panggil bu Sri sana...lo kan piket" teriak Salsa lalu dijawab anggukan oleh Budi.
"Siap gerak majyuuu jalan " ucap Budi .

"Ntar pulang sekolah...kemana gitu yuk..." ajak Salsa.
"Kuy" jawab Dera dan Rani antusias
"Lo ikut kan Ray?" Tanya Salsa
"Gue cek dulu ke RS" jawab Raya dengan cengiran
"Sekalian aja deh..habis cek otw apart gue kita curhat time aja" jawab Salsa.
"Boleh tuh" setuju Rani
"Apart lo ada makanan ga?" Tanya Dera
"Kagak ada....hehe....ntar beli deh" ucap Salsa dengan cengiran
"Oke deh ntar kabar- kabar yak" ucap Rani.

Tak berselang lama,Bu Sri guru matematika memasuki ruang kelas 9A siap memulai pelajaran.

□□●□□

"Dek nanti dijemput Yusuf ya..."
Raya membaca pesan dari kakaknya Arkan.
"Lo dijemput Yusuf?" Tanya Dera tiba-tiba
"Heeh " jawab Salsa

"Cus Sal pesen bakso..." ucap Rani seraya menepuk bahu kiri Salsa.
"Cus kan" dua cewek itu berjalan beriringan meninggalkan Raya dan Dera.
"Ray....lo bener-bener  ngga inget masa kecil lo?" Ucap Dera seraya melihat kedepan ke arah gerombolan kelas 9E
"Ada apa sih sama masa kecil gue?" Tanya Raya
"Gapapa sih ....B aja" jawab Dera mengalihkan pandangan nya ke arah bu sosro ,yups ibu-ibu yang jual teh sosro dikantin SMP Denand.

"Gue beli minum dulu yak..." seru Dera."gue ikut" jawab Raya
"Lo sini aja jaga tempatnya...hehe" jawab Dera lalu berjalan menuju kios bu sosro.

Raya mengalihkan pandangan nya ke gerombolan anak kelas 9 E yang sejak tadi berteriak riuh, ntah karena apa.

Raya menangkap kejadian Sisi and the genk sedang centil-centil dengan seorang cowok.Yang Raya tau itu Fariz,salah satu most wanted di SMP nya namun katanya ia tidak pernah menunjukan muka ramah,selalu saja datar.

Mungkin karena itu banyak cewek yang sangat mengidolakan Fariz.Tapi tidak buat Raya,masa iya dia ngeidolain cowok yang datar gitu,iuhhh banget pikir nya.

□□●□□

Fariz pov¡
Kemana sih nih sih bocah mencicil itu,sekarang gue lagi di kantin dan lebih parahnya cewek cewek gatel ini godain gue karena si Alan gatau minggat kemana gara-gara seminar.

Dan jadilah gue disini,udah ga bisa santai makan...apes gue

"Fariz...satu kelompok sama siapa musikalisasinya?" Tanya Sisi

"Au ah" jawab gue acuh.

Gue ngerasa sekarang semua mata dikantin ngeliatin gue,dan parahnya Raya.
Dia ngeliatin gue.Shit.
Walaupun dia ga inget gue,tapi gue ga akan pernah lupa dia ,dan gue bakal buat dia inget gue.

Tapi bodohnya gue ga pernah bisa deket sama dia...gue udah coba.Tapi susahnya naudzubillah....

Gue emang dingin dan irit bicara,itu karena emang gue ga mau bicara kalo emang itu ngga perlu.oke fix sekian..



WHY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang