yogaessssss....lama tidak berjumpa!!
maap ken aing karena terlalu lama up yak!!
selamat membaca:*
***
Mungkin sekarang situasi ini membelenggu Raya,1 bulan sudah Fariz benar-benar berpindah sekolah. 2 minggu pertama kepergian Fariz , Raya menjadi orang yang tertutup dan sering melamun. Semua sahabat ,keluarga,dan teman-temannya sudah berusaha membuat mood Raya membaik,tapi sia-sia.
Murung dan melamun menjadi rutinitas gadis itu. Untung saja itu hanya bertahan 2 minggu,karena minggu selanjutnya gadis itu mulai terbiasa. Terbiasa tanpa kehadiran Fariza Johan,terbiasa dengan ruang music yang sepi,terbiasa dengan kehadiran Alan,Giza,dan Sai tanpa Fariz,terbiasa dengan suasana kantin yang tidak se-akward dulu saat Fariz tiba-tiba duduk disebelahnya. Terbiasa, satu kata yang sangat sulit dilakukan oleh gadis itu.
Seperti hari-hari sebelumnya, gadis berkepang itu duduk didepan piano di ruang music sekolahnya. Bukan tanpa alasan gadis itu disini selain untuk bermain alat music,gadis itu disini untuk mempersiapkan penampilannya di acara tahunan sekolahnya. Karena penampilan musikalisasinya bersama Fariz,ia dipilih untuk menjadi pembuka acara itu.
Masa bodoh dengan Fariz,dan sekarang gadis itu juga tidak bisa memainkan alat music dan berpuisi bersama-sama. Dan alhasil keputusan gurunya untuk menduetkan dia dengan salah satu siswa kelas lain yang bahkan Raya tidak kenal. Dominiko Abimanyu? Nama yang aneh bukan,bahkan Raya mengerutkan keningnya saat sang guru menyebutkan nama itu.
Tok tok tok
Raya menoleh dan berjalan menuju pintu berlapis karpet itu, tangan nya memegang kenop dan membuka pintu itu. Homina,homina,homina ...Cowok berperawakan tinggi,dengan hidung mancung dan kacamata bertengger sempurna di wajah tegasnya.
"Dominiko Abimanyu?" Tanya Raya
"iya,panggil gue Niko" Jawab cowok itu lalu menggeser sedikit tubuh Raya dan membiarkan dirinya memasuki ruang music itu. Cowok itu menaruh tasnya di atas piano lalu mendudukan dirinya diatas bangku piano.
Raya yang masih berada didepan pintu kemudian berbalik dan berjalan menuju piano tadi,tangannya meraih beberapa folio pemberian gurunya yang sudah berisi puisi yang ia buat dan sudah direvisi.
Keadaan diruang music itu hening,Raya yang sibuk dengan puisinya dan Niko yang menyesuaikan dirinya dengan piano dihadapannya. Entah karena terlalu sibuk atau canggung namun suasana diruangan itu sangat hening.
"Niko...lo udah dibilangin lagunya sama Pak Anton?" akhirnya setelah bungkam,Raya mencoba untuk berbicara,memulai pembicaraan yang mungkin berakhir singkat.
"udah..." jawab Niko masih terfokus di kertas not ditangannya.
"lagu apa?" Tanya Raya seraya menengok ke kertas itu.
"ada dua, tetap dalam jiwa sama—" niko menggantungkan kalimatnya
"pelanginya HIVI " sambung Niko lalu mendongak mencoba melihat tanggapan dari Raya. Nihil,gadis itu menatap Niko dengan mata sendu. Pelangi? Lagu itu? Kenapa harus itu? Why? . pikiran Raya berkecamuk.
"yang mana menurut lo?" Niko menjentikkan jarinya didepan muka Raya,gadis itupun menerjap matanya dan sesegera mungkin mengkondisikan mukanya.
"terserah lo aja..." jawab Raya.
***
"Raya!! Aya!!"
Merasa terpanggil gadis itu menoleh mencari-cari sumber suara. Gadis itu menyipit melihat Salsa dan Dera berjalan kearahnya, tangan Salsa melambai menyapa Raya.
"tumben dateng pagi Sal?" pertanyaan pertama yang lolos dari mulut Raya membuat Salsa mengerucutkan mulutnya.
"udah bagus gue berangkat pagi" seru Salsa lalu berjalan mendahului Dera dan Raya.
Raya menggelengkan kepalanya sarkastis,lalu Dera merangkul Raya dan mereka berjalan menyusul Salsa.
"hey Sal !!" Dera dan Raya menepuk pundak Salsa yang tiba-tiba berhenti berjalan.
Kedua orang itu mengikuti arah pandangan Salsa. Dan, Gusti?. Cowok itu tengah berada didepan koperasi dengan gadis manis bergelanyut di lengan kekarnya.
"iyuh " ucap kedua orang itu bersamaan.
"jyjy ya Sal" Raya menepuk pundak gadis disebelahnya. Salsa masih diam,lalu ia tampak menghela nafas kasar dan berlari kecil meninggalkan tempat itu.
"cemburu" ucap Dera dan Raya dengan saling tatap,dua orang itu tau. Se bagaimana Salsa , seangkuhnya Cewek itu,sekeras kepalanya cewek itu,ia tetap bisa CEMBURU.
"buru kejar" Dera berlari dan disusul Raya,sementara Rani yang baru saja hendak menyapa dua orang itu juga ikut berlari.
***
"dimakan gih" Dera menyodorkan semangkuk bakso ke hadapan Salsa,Raya juga menyodorkan jus manga kesukaan Salsa.
Salsa hanya melirik tanpa berniat menyentuh makanan dan minuman dihadapannya. Raya memilih berdiri dan memanggil Gusti yang sedari tadi memperhatikan Salsa.
"Ti..Gusti.." Raya melambaikan tangannya dan disambut tanggap,karena Gusti langsung berjalan menuju Raya.
"ini salah lo!" lirih Dera dengan tatapan tajamnya,membuat Gusti mengalihkan pandangannya ke gadis yang duduk memunggunginya.
"tanggung jawab gue" Gusti menghela nafasnya lalu memegang pundak Salsa,membuat empunya mendongak.
Sepersekian detik Salsa membuang jauh-jauh pandangannya dari Gusti. Tapi bukan Gusti jika hanya pasrah,cowok itu meraih tangan Salsa dan membawanya menuju rooftop,ia akan menjelaskan semuanya disana untuk Salsa.Semua.
***
maapken jika terlalu singkat ,dan tidak jelas ya??
jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya kawan!! :))
dadahhh!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY?
Teen FictionJangan beri harap jika kamu tak juga mengharapkan,ini hubungan antara dua orang. Kamu dan aku. Kalau kamu bisa pergi dan lupa seharusnya aku juga bisa , bukan? 《Typo bertebaran》 《Jangan lupa vote dan comment》 《Ayok kenalannn...!!! Hehe》