Tiga Tujuh

20.7K 1.3K 1.1K
                                    

Setahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun atau bahkan sudah sepuluh tahun masa itu terlewatkan?

Tiffany kini sedang mengamati ponsel lamanya yang sudah lama tak lagi ia gunakan. Hatinya mencelos ketika melihat deretan nama ataupun grup teratas yang dahulu begitu sering memenuhi notifikasi ponselnya, kini tak lagi terlihat.

Kapan terakhir kali mereka berkumpul bersama? Jangankan berkumpul, komunikasi mereka saja sudah sangat jarang mereka lakukan, dan jika ada itu mungkin hanya untuk meberitakan hal yang penting.

Mereka sama sekali tak bertengkar, hanya saja mereka sudah beranjak menjadi wanita dewasa dan memiliki kesibukan sendiri sehingga tak ada lagi waktu untuk mendengar celotehan sunda dari Yuri atau ketika Sooyoung yang sering memamerkan ke-holangkaya-annya namun selalu ingin mentraktir mereka makanan mahal, tak sempat lagi menaruh perhatian ketika notifikasi tentang Taeyeon yang masih saja membicarakan tentang bagaimana ia merindukan mantan kekasihnya atau Sunny yang sering mengirimkan pesan dakwah dari official account favoritnya, tak bisa lagi membalas saat Seohyun yang sering kali mengingatkan mereka untuk menjaga kesehatan dengan olahraga dan menjaga pola makan atau Jessica yang perhatian dibalik percakapan pendek yang selalu ia kirim, tak lagi punya keberanian untuk memarahi Yoona yang selalu saja memiliki kamus bahasa sendiri dan tak pernah mereka mengerti atau Hyoyeon yang tanpa sepengatahuan dirinya sering kali mengirimkan voice note aneh dan spam foto yang ia sama sekali tak tahu kapan ia kirim, ataupun.. dirinya sendiri, Tiffany yang selalu mengeluh tentang keinginannya untuk kembali ke masa lalu, ke masa dimana senyum sabitnya terasa begitu natural, tanpa ada paksaan, yaitu masa ketika ia bersama dengan delapan sahabat idiotnya itu.

Tiffany meletakkan ponselnya dan mengalihkan pandangannya ke kartu undangan pernikahan yang tak jauh berada di dekatnya. Ia mengambilnya dan senyum haru mengembang di bibir tipisnya.

"Mimpi apa Kyung Ho mau sama lo Soo?"Kekeh Tiffany ketika melihat nama sahabatnya Sooyoung dan Jung Kyung Ho yang merupakan kakak tingkat Sooyoung di kuliahnya dulu kini terukir dalam undangan berwarna violet dengan pita yang melingkar dengan warna yang senada tersebut, "Dan siapa nyangka kalo lo yang paling pertama nikah diantara kita?"

Tiffany tertawa geli, ketika mengingat Sooyoung adalah orang yang sama sekali tak pernah memiliki niat untuk menjalin hubungan dengan siapapun selain makanan kesayangannya. Dan bagaimana ketika dirinya mengomeli gadis itu agar dapat berpikir sesuai dengan umurnya serta tak lagi bertingkah kekanakan seperti yang selama ini ia lakukan. Apa waktu berlalu begitu cepat sehingga kini childish Sooyoung berubah menjadi mature Sooyoung?

Ia melingkari tanggal penting tersebut dalam pengingat di ponsel barunya namun fokusnya kini teralihkan pada tanggal yang juga ia lingkari dua hari sebelum tanggal pernikahan Sooyoung, "Loh, bukannya ini tanggal wisudanya Seohyun ya?"

Seohyun, gadis itu dalam beberapa minggu ke depan sudah resmi menyandang gelar sebagai dokter spesialis bedah jantung terbaik di Harvard Medical School University. Setelah lulus di universitas yang sama dengan delapan sahabatnya dan mendapatkan gelar S. Ked, Seohyun melanjutkan koas dalam waktu yang terbilang sebentar dan langsung terbang ke Amerika setelah mendapat beasiswa penuh untuk melanjutkan sekolah medisnya. Dan bisa dibayangkan betapa bahagianya Tiffany dan seluruh sahabatnya, ketika Seohyun berhasil membuat mereka bangga dengan nilai sempurna dari hasil jerih payahnya. Tiffany juga mengingat, ketika Seohyun menghabiskan waktu untuk bermalam di rumahnya bersama tujuh sahabatnya untuk menenangkan gadis itu yang menangis semalaman karena tak ingin berpisah dari mereka dan keluarganya, juga bagaimana rasa tak percaya dirinya untuk berjuang mendapatkan gelar dokter.

SosmedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang