Gadis berjilbab warna navy itu sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam sebuah koper berukuran sedang.
"Alia, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang yang masih berdiri mematung di ambang pintu.
"Kak Zahra... A-aku ingin pergi Kak, aku ingin menenangkan pikiran dan hatiku," ujar gadis bernama Alia itu.
"Pergi, untuk apa Alia? Kenapa harus pergi?"
"Kakak tidak mengerti, jika aku tetap di sini kenangan pahit itu terus saja bermunculan di kepalaku, aku tidak bisa terus seperti ini Kak ... aku tidak bisa, aku harus bangkit, aku tidak mau menjadi Alia yang lemah," ujarnya sembari menghapus air mata yang membasahi pipinya.
Tepat dua hari setelah lelaki yang bernama Muhammad Kahfi menyampaikan maksud untuk meminang dirinya, Alia pergi ke sebuah restoran bersama kakaknya, Zahra. Ketika memasuki restoran itu ia terkejut saat matanya menemukan sosok yang ia kenal, Kahfi. Lelaki itu duduk di tengah kedua orang tuanya begitu pula dengan gadis berjilbab jingga di depannya.
Ia mendengar cukup jelas bahwa mereka akan dijodohkan, inilah yang Alia takutkan, Kahfi belum memberitahukan niatnya pada orang tuanya. Meski Alia tahu bahwa dirinya belum bisa menjawab maksud Kahfi, tetapi entah mengapa hatinya masih terasa sakit melihat kejadian itu.
Alia berlari meninggalkan kakaknya dan masuk ke dalam sebuah taksi, butiran bening itu terus saja keluar dari pelupuk matanya meski ia tidak menginginkannya.
Drzz... Drzz..
Terdengar ponsel Alia bergetar, ia segera mengeluarkan ponsel itu dari tas selempangnya.
✉ M. Kahfi
Alia maafkan aku, orang tuaku ternyata sudah memilihkan pasangan hidup untukku, aku kira mereka tidak serius mengatakannya, aku benar-benar minta maaf. Semoga kau mau memaafkanku.Dengan tangan bergetar Alia mengetik balasan untuk Kahfi.
📝 Tidak masalah, aku mengerti.
Alia turun dari taksi dan berlari menuju kamarnya dengan deraian air mata yang tidak mau berhenti.
"Alia...."
"Kak Zahra... kenapa Kak, kenapa jadi seperti ini, baru saja aku akan menerimanya, tapi kenapa seperti ini."
"Mungkin inilah jawaban atas doamu selama ini, kau selalu berdoa agar Allah memberikan seseorang yang baik dan pantas untukmu bukan? Mungkin inilah jawaban yang Allah berikan untukmu, Kahfi bukan orang yang tepat untukmu sehingga ia pergi darimu. Allah pasti telah mengatur semuanya dengan sebaik-baiknya Alia, ambil hikmah dari semua ini," ujar Zahra sambil memeluk adiknya itu.
"Lalu kau akan pergi kemana Alia? Aku akan ikut bersamamu."
"Tidak Kak, Kakak harus mengurus Nirma juga bukan? Kali ini biarkan aku pergi. Tidak usah khawatirkan aku kak, semoga Allah selalu melindungiku," ujar Alia seraya memeluk Kakaknya itu.
"Apa kau akan pergi ke Eropa seperti tahun lalu?"
"Aku rasa tidak Kak. Entahlah."
"Kau memang memiliki hobi yang aneh Alia, tetapi dimana pun kau berada semoga kau selalu dalam lindungan-Nya," ujar Zahra sambil tersenyum pada adiknya.
"Aamin Ya Rabb," ujar Alia lirih.
"Aku rasa setiap orang punya cara tersendiri untuk melupakan rasa sakitnya Kak, termasuk aku."
"Aku mengerti," ujar Zahra.
----------------
Selamat membaca;)
Semoga suka😊091017
Nao Isiana
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In Kashmir
SpiritualSetiap orang punya cara tersendiri untuk melupakan rasa sakitnya, begitu juga dengan Alia yang melupakan rasa sakitnya dengan mengembara. Bertemu dengan saudara seiman di tanah yang sama sekali belum ia kenal. Melihat kekuasaan dan kebesaran Allah m...