7. Negeri Dua Benua?

102 16 25
                                    

Haider menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah berukuran sedang, bahan dasar rumah itu kebanyakan terbuat dari kayu. Rumah klasik yang sederhana tetapi memikat mata, Alia rasa itu rumah Selma. Haider segera turun dari mobilnya dan setengah berlari menuju pintu rumah Selma. Alia mengikutinya, sepertinya Haider mulai mengkhawatirkan Selma.

"Pintunya dikunci," gumam Haider.

"Sepertinya Selma sudah pergi, tidakkah lebih baik kita mengejarnya sebelum terlambat?" tanya Alia

"Aku tidak yakin dia masih ada di sekitar sini. Mungkin sekarang dia sudah berada di Srinagar, jika memang dia ingin meninggalkan Kashmir," jelas Haider.

Ia tampak mengingat sesuatu yang pernah dikatakan Selma padanya. Kalimat rahasia yang hanya diketahui keluarga Selma, Tanaman kesukaan Ibu.

Bibi Farah, Ibunya Selma sangat suka bercocok tanam terlebih menanam bunga. Dan bunga yang paling disukainya adalah bunga mawar.

"Mawar," gumam Haider. Ia mendekati pot bunga mawar yang ada di depan rumah Selma. Kemudian dia seperti mencari sesuatu di dalam pot itu.

"Apa yang kau cari?" tanya Alia.

"Sesuatu yang akan membantu kita menemukan Selma," jawab Haider.

"Dapat," pekik Haider dengan menggenggam sebuah kunci. Ia segera membuka pintu rumah Selma dengan kunci yang baru saja ia temukan dalam pot bunga mawar itu.

Haider memasuki rumah Selma. Alia terlihat ragu tetapi ia menepis keraguan itu, ia ingin Selma kembali pada keluarganya. Setidaknya Selma bisa pergi secara baik-baik setelah kedua orang tuanya memang mengizinkannya pergi, karena percaya atau tidak restu orang tua sangat penting.

"Aku akan memeriksa ruangan yang biasa digunakan Selma untuk membaca. Kau cari di kamarnya, jika kau temukan sesuatu beritahu aku," jelas Haider.

Haider pergi ke ruangan yang mungkin bisa disebut sebagai perpustakaan pribadi Selma, sedangkan Alia memeriksa kamar Selma. Alia membaca tulisan nama Selma yang disusun dengan bebatuan kecil yang menempel di daun pintu, ia baru tahu jika marga Selma adalah Siddiqui.

Alia memasuki kamar Selma, ia rasa Selma sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka. Alia menyibak tirai jendela kamar Selma agar cahaya matahari bisa masuk. Ia membuka lemari Selma, bukan bermaksud lancang tetapi ia hanya ingin memastikan apakah Selma juga membawa baju-bajunya.

"Apa pakaiannya sesedikit ini? Kurasa dia mengemasi pakaiannya juga," gumam Alia.

Alia tidak tahu apa yang bisa dia temukan dan bisa dijadikan kompas untuk mencari Selma. Manik mata hitam pekat itu menyisir seluruh sisi yang ada di dalam kamar Selma, pencariannya berhenti saat ia melihat lipatan kertas yang diletakkan di atas buku.

"Atau mungkin Selma menulis surat sebelum dia pergi?" batin Alia.

Alia segera membuka lipatan kertas itu, matanya mulai memindai tulisan tangan Selma. Tetapi ia tidak mengerti apa yang Selma berusaha katakan lewat secarik kertas, surat itu ditulis dengan Bahasa Urdu dan Huruf Urdu. Sekilas Huruf Urdu terlihat mirip tulisan Alia saat memaknai kitab gundul, sama-sama diadaptasi dari Huruf Hijaiyah hanya saja bahasa yang dipakai berbeda.

Alia juga membuka buku yang tadinya terletak di bawah surat tersebut, tetapi ia juga tidak mengerti apapun karena isi buku itu juga ditulis Selma dengan Bahasa Urdu. Alia bergegas keluar setelah menutup kembali tirai jendela Selma, ia ingin memberikan petunjuk yang ia temukan kepada Haider. Untuk diterjemahkan pastinya, ia juga ingin tahu kan apa yang sebenarnya Selma tulis.

Something In KashmirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang