First Love - Page 3

44 7 0
                                    

Setelah mengenal beberapa bulan lamanya, Aditpun mulai menyadari bahwa dia benar-benar menyukai Dhea dan ingin menyatakan cintanya. Hingga sampai akhirnya Adit memberanikan diri untuk memulainya.

"Dhea, Maukah kamu jadi pacarku?" Tulis Adit dalam pesan teks kepada Dhea

"Ya berhentilah menggodaku" Jawab Dhea karena Adit sering menggodanya

"Akutidak sedang bercanda." Jawab Adit meyakinkan

"Aku tidak percaya." Balas Dhea

Adit melihat jawaban Dhea, Aditpun berfikir bagaimana cara meyakinkan Dhea untuk percaya bahwa dia serius menyatakan cintanya. Akhirnya Adit mencoba menelponnya.

"Dhea" Sapa Adit melalui telepon

"Ya" Jawab Dhea

"Dhea, Kamu mau jadi pacarku?" Tanya Adit lagi

Dhea yang tidak percaya bahwa Adit akan menyatakan cintanya melalui telepon Dhea pun menjawab "Apa yang kamu lakukan?"

"Aku sedang bertanya kepadamu" Tanya Adit

"Kamu bercanda?" Jawab Dhea

"Untuk apa aku bercanda soal ini. Aku serius" Balas Adit

Dhea tidak membalas perkataan Adit karena dia tidak tahu harus berkata apa. Mereka pun berhenti berbicara dan tiba-tiba Aditpun mulai untuk bertanya lagi

"Baiklah, bagaimana kalo kita bertemu? Apa kamu ada waktu?" Tanya Adit

"Bertemu?" Jawab Dhea

"Iya bagaimana?" Tanya Adit lagi

"Hm ya, aku ada waktu besok Minggu pagi sekiytar jam 10.00." Balas Dhea

"Oke,kalau begitu sampai ketemu besok Minggu jam 10.00 di tempat pertama kali kita ketemu yaa" Jawab Adit

"Oke" Balas Dhea singkat dan mengakhiri teleponnya

Saat hari Minggu tiba mereka bersiap diri dan pergi ke tempat janjiaan mereka, Dhea yang terlihat gugup mencoba berjalan santai memasuki Café tempat janjian mereka.

Melihat Adit belum datang diapun lega dan dia duduk didekat jendela agar mudah ditemukan.

Tak lama kemudian Adit datang dan menghampirinya.

"Maaf terlambat" Kata Adit sambil bergerak duduk

"Ya aku juga baru datang kok" Jawab Dhea

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Adit

"Coffeelate" Balas Dhea singkat

Aditpun memanggil pelayan dan memesan pesanan mereka.

"Ah aku benar-benar minta maaf tadi dijalan macet" Kata Adit

Dhea yang melihat Adit berkeringat diapun mengeluarkan tissue dari tasnya

"Kamu berkeringat" Kata Dhea sambil menyerahkan tissue kearahnya

"Oh terimakasih" Katanya sambil menerima tissue itu

Dhea tidak menjawab perkataannya hanya memandangnya yang sedang mengelap keringatnya "Bahkan dia terlihat tampan saat mengelap keringatnya. Ah aku pasti sudah gila" Gumam Dhea dalam pikirannya.

Pemikiran Dhea pun hilang saat Pelayan datang membawa pesanan mereka.

"Terimakasih" Kata Adit kepada pelayan itu

"Sama-sama silahkan menikmati" Jawab pelayan itu sambil tersenyum kearah mereka

"Diminum Dhe" Kata Adit

"Hm" Jawab Dhea

" Apakah kamu masih di suka diganggu sama Fahri?" Tanya Adit

"Yaa seperti itulah, aku ingin ngga membalasnya atau mengangkat telponnya tapi aku ngga enak sama dia." Jawab Dhea sambil cemberut

"Hm aku tadi beli kartu perdana, ada dua sih kalo mau kamu bisa pake salah satunya" Kata Adit sambil menyodorkan kartu perdana barunya

Dhea tidak menjawab dan hanya menunduk melihat kartu perdana baru yang di suguhkan oleh Adit.

"Aku pilih yang ini ya" Kata Dhea

"Ya tapi tidak gratis kamu harus membayarnya" Balas Adit

"Berapa?" Tanya Dhea

"Cukup kamu jawab aja pertanyaan aku" Balas Adit

"Apa pertanyaannya?" Tanya Dhea

"Kamu membuatku bertanya untuk ketiga kalinya" Kata Adit pelan

"Apa?" Tanya Dhea yang mendengarnya dengan samar-samar

"Would you be mine?" Tanya Adit sambil menyilangkan tangannya dimeja dan memandangnya

"Ha? Hm" Kata Dhea tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

"Hm apa?" Tanya Adit

"iam yours" Jawab Dhea malu

"Ah akhirnya, Terimakasih" Jawab Adit

"Untuk?" Kata Dhea sambil memandangnya

"Terimakasih karena kamu telah membuatku bertanya untuk ketiga kalinya." Kata Adit tersenyum

"Ah aku minta maaf telah membuatmu melakukan hal yang sama untuk ketiga kalinya." Jawab Dhea sambil menundukkan kepala

"Tidak, aku malah berterimakasih untuk itu. Karena kamu ngebuat aku yakin kalau aku ngga salah untuk memilihmu" Kata Adit sambil memegang tangannya

Dhea tersentuh dengan ucapan Adit. Karena Dhea tidak tahu harus membalas bagaimana dia mulai untuk menggoda Adit "Wah kamu memang benar-benar tahu bagaimana membuat hati wanita deg-degan"

"Iya sepertinya begitu" Goda Adit

"Kamu pasti sudah sering mengatakannya dengan semua wanita" Tanya Dhea

"Hm mungkin?" Kata Adit sambil tersenyum

"Sudah berapa banyak?" Tanya Dhea

"Hm berapa ya" Goda Adit

"Minumlah, aku sudah memberi racun di minumanmu" Kata Dhea sambil meminum minumannya

"Benarkah? Aku akan memastikannya" Jawab Adit sambil meminumnya

Dhea terlihat senang karena Adit dengan senang hati menerima leluconnya itu.

Adit dan Dhea pun tertawa bersama-sama. Dan Dhea mulai menggodana sekali lagi

"Apa kau gila?"

"Ya kayanya seperti itu" Balas Adit

"Ah ternyata aku salah memilihmu" Goda Dhea

"Apa kamu ingin menggantinya?" Goda Adit juga

"Haruskah aku melakukannya?" Jawab Dhea

Dan merekapun tertawa lagi bersama-sama.

To be Countinued^^.

First Love 💖 [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang