Di rumah
Sesudah kejadian tadi gua memutuskan untuk bolos. Gua langsung ke rumah dan sekarang gua sedang beristirahat di salah satu sofa ruang tamu.
Gua langsung mencopot sepatu gua dan melemparnya ke sembarang arah. Gua membuka baju gua, asalkan kalian tahu aja gua memakai kaos lagi di dalamnya jadi jangan mikir jauh kemana-mana.
Gua melipat baju seragam gua asal dan menaruhnya di samping gua. Gua menghela nafas berat, gua pusing, entah kenapa rasanya kepala gua ini berat banget.Lama kelamaan mata gua pun tertutup dan gua tertidur.
Gua merasakan ada seseorang yang seperti memanggil nama gua.
Tapi gua mencoba untuk pura-pura tidak mendengarnya, gua capek banget, gua juga ngantuk dan mata gua susah banget untuk dibuka.
"Satella"panggil orang itu.
"Hmm"gua hanya berdehem karena gua benar-benar capek dan ngantuk.
"Kamu kalau tidur jangan disini, lebih baik tidurnya di kamar aja" ucap orang itu.
Gua hanya diam dan tidak menjawab ucapan orang itu. Pendengaran gua jelas tapi gua males banget buat buka mata gua, gua ngantuk.
Tiba-tiba gua merasa badan gua melayang, hah apaan ini? Apa gua mati gara-gara kecapekkan? Kenapa bisa badan gua jadi melayang gini?
Tangan gua mencoba untuk mencari pegangan agar gua nggak terbang terlalu jauh, kalau beneran melayang gua jadi nggak melayang terlalu jauh.
Gua merasa ada yang mencubit hidung gua. Otomatis gua membuka mata gua cepat dan betapa kagetnya gua, dia pria di kantin tadi.
"Jangan belai badan gua, gua masih polos" ucapnya dengan muka polosnya itu, rasanya gua pengen tuh injek muka dia sekarang.
Gua langsung melotot kesal ke arahnya. Gua memukul dada bidangnya agar menurunkan gua dan akhirnya dia menurunkan gua.
"Kenapa bisa lu ada disini?"ucap gua langsung.
"Kenapa? Memangnya gua nggak boleh kerumah calon istri gua?"ucapnya.
"What! Are you kidding me?"ucap gua kaget dan sekaligus tidak percaya.
"I'm not kidding"ucapnya santai seolah itu bukan masalah besar.
Arghhh bagaimana ini? Kenapa bisa terjadi dan kenapa daddy sama mommy nggaj ngasih tahu gua.
Gua pusing sama semua ini. Gua benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya yang sedang terjadi sekarang.
"You're lying, right?"tanya gua memastikan bahwa pendengaran gua ini benar.
"I will never lie to you"ucapnya dengan nada manis yang membuatku agak mual dengan kata-katanya itu.
Gua harus cari mommy dan daddy, gua harus minta penjelasan mereka. Mungkin saja pria ini berbohong denganku dengan mengaku sebagai calon suami gua.
Mommy dan daddy tidak mungkin melakukan itu, karena gua ini masih sekolah dan masih banyak yang harus gua jalani.
Gua meninggalkan pria itu dan mencoba mencari mommy dan daddy gua. Gua benar-benar risih, kenapa bisa pria ini dengan santai mengikuti gua?
Ini kan rumah keluarga gua, kenapa dia jadi kaya dirumahnya aja sih. Gua kesel, gua berhenti berjalan agar pria itu juga berhenti, tetapi.
Brugh
Pria itu menabrak gua dan akhirnya kita berdua jatuh. Apa pria ini tidak punya mata? Kenapa dia menabrak gua?
"Bangun"suruh gua karena sekarang posisi gua adalah dibawah dan pria itu berada di atas badan gua.
Gua mencoba bergerak agar bisa bangun dan menghindar dari pria ini. Tiba-tiba pria ini menahan kedua tangan gua.
Dan gua pun berhenti bergerak karena sepertinya pria ini akan bangkit. "Jangan bergerak, nanti bangun bahaya, susah tidurinnya lagi"ucapnya ambigu dan tersenyum ke arah gua.
Gua langsung melotot kesal, pria ini benar-benar mesum. Gua langsung mendorong badan pria itu dengan sekuat tenaga gua, agar gua bisa bangun dan tidak dengan posisi seperti ini.
Tapi nihil, tenaga gua nggak sekuat tenaga dia. Bagaimana ini? Akhirnya gua punya ide cemerlang.
"Mommy"teriak gua.
Pria itu langsung dengan cepat bangun dan melepaskan genggaman gua dan akhirnya gua bisa bangun.
"Maaf tante, ini bukan yang seperti dilihat tante, tadi kita jatuh"ucap pria itu sambil membungkuk ke arah yang tadi gua lihat.
Sebenarnya tadi gua bohong, mommy nggak ada kok. Dan kenapa bisa pria ini dengan mudahnya dibohongi seperti ini.
Gua menahan ketawa gua, pria itu langsung melihat ke depannya dan ternyata tidak ada orang.
Gua langsung tertawa terbahak-bahak. Benar-benar lucu muka pria itu, muka dia menjadi merah karena malu.
Dia, lalu menatap gua kesal. Gua hanya membalas tatapannya, gua nggak mau kalah dengan pria itu.
Gua menatap dia tajam dan dia juga menatap gua tajam. Dia mendekat kearah gua.
Gua hanya diam dan tidak lupa gua masih menatap tajam dia. Makin lama dia menajdai dekat dengan gua.
Chup
Pria itu mencium pipi gua dengan cepat dan langsung tersenyum kemenangan. Pipi gua udah ternodaaa.
"Arghhhh kenapa lo cium pipi gua yang masih suci ini"ucap gua kesal sambil mengusap-usap pipi gua yang bekas dia cium.
"Eits kalau lu hapus bekas ciuman gua, gua nggak segan-segan bakal cium bibir lu sekarang juga" ucap dia menakutiku.
"Hah,apa? Gua nggak takut dengan ancaman lu itu"ucap gua yang masih mengelap pipi gua.
Pria itu menatap gua, gua hanya menatapnya malas. Dia menarik kepala gua agar mendekat dengannya.
Sekarang kita hanya berjarak beberapa cm. Gua melotot kaget, apa yang akan dilakukannya?
Gua panik, bahkan hidung kita sudah bersentuhan karena wajah gua dengan wajahnya sangat dekat.
Bahkan gua bisa merasakan nafasnya. Apa? Apa yang bakal dia lakuin?
"Mau ngapain lu"ucap gua takut.
"Kan gua udah bilang tadi"ucapnya.
Dan pada saat dia ingin mencium bibir gua dengan cepat gua menutup bibir gua dengan telapak tangan gua.
Pada saat bibir dia sudah mengenai tangan gua, dia mencoba menarik tangan gua agar lepas dan dia bisa mencium gua.
Seenaknya saja pria ini, dia ingin mencuri first kiss gua. Gua nggak akan biarkan itu terjadi.
Gua langsung menendang tepat ke arah perutnya dan membuat dia tersungkur menjauh dari gua.
Gua menatap kearah pria itu dengan kesal. Pria itu masih memegang perutnya yang kesakitan itu.
Biarin aja gua dibilang nggak punya hati karena udah nyakitin anak orang. Lagipula kan itu salahnya yang sudah seenak kambingnya mau ngambil first kiss gua dengan semudah itu.
Gua langsung lari ke kamar mommy dan daddy gua untuk menanyakan apa benar yang dikatakan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATELLA
Fiksi RemajaSatella seorang gadis nakal dan dia juga dijuluki sebagai preman sekolah. Penampilannya yang urak-urakkan dan dia juga selalu melanggar aturan. Suatu hari Satella tiba-tiba menjadi berubah, nyali dia yang biasanya seperti preman tiba-tiba nyali dia...