Takdir yg akhirnya akan membawamu kembali padaku. Takdir memang selalu bermain teka teki dengan kita, tetapi dua jiwa yg memang ditakdirkan bersama akan selalu untuk bersatu kembali. -VanoAmbar menatap pantulan dirinya pada cermin dihadapannya dan menghela nafas gusar. Ia bukanlah seorang wanita yg mahir bermain dengan alat make up dan ia merasa tidak percaya diri dengan penampilannya saat ini. Ia tau jika pesta dengan rekan perusahaan itu pasti sangat penting bagi atasannya dan ia tidak ingin mempermalukan atasannya itu.
Dengan ragu ia menghubungi Nisa melalui ponselnya, berusaha meminta masukan dari sahabat barunya itu. Jika ia berhasil membujuk wanita itu, ia ingin wanita itu yg menggantikan tempatnya di pesta yg akan ia hadiri dalam hitungan jam. Ia hanyalah seorang karyawan baru, merasa tidak pantas dan takut akan mengacaukan pesta yg sangat ditunggu tunggu oleh atasannya itu.
"Hallo...." tidak lama menunggu, seorang wanita terdengar dari seberang.
"Mbak Nisa," ujar Ambar dengan ragu.
"Ambar? Kenapa? Ada masalah sama si Bos besar?" tanya Nisa dengan panik dari seberang sana.
"Nggak mbak... Aku cuma mau nanya... Hmmm... Tapi jangan marah ya." ambar menggigit bibir bawahmya, berusaha mengusir rasa cemas yg merasuki hatinya.
"Nanya apa, Am? Nggak bakalan marah kalau nggak yg aneh aneh."
"Kayaknya dandanan aku nggak banget deh, Mbak... Aku takut malu maluin Bos besar." ucap Ambar dengan suara yg tertahan.
Terdengar suara kekehan dari seberang. "Ambar... Kamu kok gak pedean sih jadi orang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Hari di Bulan Oktober
Short StoryIni adalah novel pertama gue berdasarkan pengalaman yg gue rasain tiap hari. Seneng, sedih, disaat jatuh bangun, naik turun dan pasang surutnya kehidupan gue. Btw, happy reading yups!