Shock

56 4 1
                                    

Hola, 

untuk Part satu, dua, dan tiga kenapa ada revisi sedikit? hehe, karena ada beberapa kalimat yang kurang aku sukak :3 dan kalau mau baca ceritanya bisa kalian refresh lagi ya. Love you all.


Sasa berjalan ke arah kelas, sambil bersiul dan memegang tasnya. Hari ini dia masuk tidak terlambat, berkat Raina yang memberinya cinta dan kasih sayang di pagi-pagi buta, juga Raina memberikannya bonus sarapan. Walau Raina sudah berangkat sekolah terlebih dahulu. Dan pagi ini, Rika tidak ada di rumah. Rika pergi bersama teman-temannya ke Lombok, seperti pesan Rika pada hari rabu lalu.

Dan untuk pagi ini, Sasa mendapat kabar dari Dewo. Dewo datang tergopoh-gopoh menghampiri Sasa dan memberitahukannya tentang anak baru. Hari ini anak baru itu tidak masuk sekolah. Sasa langsung tertawa dengan menepuk-nepuk bahu Dewo seraya berkata, "bonus guenya mana? Enam cokelat ya."

Mau tidak mau Dewo menjawab, "iya."

Dan sekarang Sasa duduk dengan tenang di atas bangkunya, dia tidak mendapatkan Dita yang biasanya bernyanyi-nyanyi di depan kelas. Pagi ini, Sasa membawa bekal juga. Berkat Mba Kina yang datang pagi-pagi. Rika yang menyuruhnya untuk datang pagi-pagi, biasanya Mba Kina akan datang jam setengah sembilan pagi untuk mencuci pakaian dan bebenah.

Sebelum Sasa membuka kotak bekalnya, seorang siswi melongok ke dalam kelas dan melirik ke arah Sasa. 

"Ka Raisa." Sasa menoleh dan berkata ya. Perempuan itu menghela napas, kemudian baru menjawab. 

"Kaka dipanggil Pak Jayko."

"Buat?" tanya Sasa.

"Engga tahu, kayanya diomelin."

"Oke. Makasih ya," jawab Sasa dengan santai, perempuan itu mengangguk. 

"Iya, kak." Namun Sasa menyuruh perempuan itu tidak buru-buru pergi. lantas adik kelasnya masih berdiri di depan pintu. 

"Ada apa kak."

"Nama lo siapa?"

"Lia."

"Lia," panggil Sasa segera menghampiri. Perempuan bernama Lia itu menjawab ya menunggu Sasa datang ke dekatnya. Setelah Sasa sudah di dekat Lia, Sasa ikut menghela napas dan menepuk pundak Lia. 

"Lo orang ke tiga puluh dua untuk menyuruh gue ke ruangan Pak Jayko. Jadi, lo termasuk orang yang mau disuruh sama Pak Jayko. Dan, besok-besok kalau Pak Jayko menyuruh lo lagi, bilang aja. Sibuk." Lia sepertinya berpikir tiga kali untuk mencerna ucapan Sasa. Lia langsung mengangguk polos walau sebenarnya tidak mengerti. 

"Iya, Ka."

"Engga perlu bilang terima kasih." Lianya mengangguk dan pamit permisi. Sasa kemudian berjalan ke dalam kelas, dipikir-pikir ini masih terlalu pagi, Sasa benar-benar butuh tidur. Jadi, Sasa akan menyempatkan kepalanya untuk bersandar.

"Terima kasih Tuhan." Katanya.

1

Sasa memandang laki-laki itu dari sana, dari tempat duduknya. Sepertinya dia sedang menjadi terdakwah. Sasa nyengir kuda, kebiasaannya setelah memberikan pencerahan terhadap guru-gurunya yang kewalahan dengan Sasa. Sasa juga tahu, dia bukan perempuan yang baik-baik, walaupun begitu Sasa masih sadar dan masih merasa kalau perempuan tidak baik-baik itu juga masih punya perasaan dan punya insting.

Pernah dia ditanya oleh salah satu guru, "kenapa kamu nakal?"

"Bapak capek ya?" tanya balik Sasa, gurunya menghela napas kesal. 

NEVERAISA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang