Pengalaman Pertama

30.8K 283 0
                                    

Sorry yah agak telat nge-uploadnya, soalnya lagi banyak tugas.. maklumin yah..
Oh iyaa tolong yah jangan cuma jadi SIDERS tapi di vote jg hargain

-----------------------------------
.
.
.
.
.
.
 
  Jenny menundukkan wajahnya, wajahnya pucat pasih, giginya nampak gemeletak menunjukkan keguguppannya.

  Perlahan Jenny memegang kejantananya yang sangat besar, membayangkannya saja membuatnya mual. Secara tiba-tiba lelaki itu mendorong kejantanannya kedalam mulut Jenny, membuat Jenny tersontak kaget.

  "Rasanya mulutku akan sobek!" Gumam Jenny dalam hati

  Dengan sedikit keberanian aku mulai menanggapi permainannya, aku mulai mendekati kejantanannya dan mengulum ujungnya. Hal itu membuatnya sedikit mengerang. Aku mulai membuat kejantanannya keluar dan masuk secara perlahan di dalam mulutku.

  "Yes, Babe. Kau bisa memasukkannya lebih dalam"

-----------------------------------

*Jenny POV*

  Sebelumnya aku memang pernah belajar melakukan blowjob dengan pisang, namun itu tidak sebanding dengan kejantanan pria yang sedang kuhadapi sekarang. Rasanya bibirku akan sobek saking besarnya kejantanan Andrew.

  Dengan terpaksa aku mulai mendesak kepalaku maju mundur dengan perlahan, aku mulai mengimbangi permainan ini. Semakin lama temponya semakin cepat, hal ini membuat penisnya masuk lebih dalam dan tanpa sengaja...

Plopp..

  Kepala penisnya menghantam bagian belakang tenggorokanku. Hal itu membuatku kaget dan tanpa sengaja menggigit bagian sensitif penisnya.

  "Ochh!! Shittt!!" Teriaknya kesakitan dan hal itu membuatku kaget dan sedikit ketakutan "Apa bahkan kau pernah melakukan Blowjob sebelumnya, hah?"

  "Sebenarnya.. aku tak per-"

  "Fuck! Dari awal aku merasakannya!"

  Kini mukanya menunjukkan rasa marah yang begitu dalam dan bercampur kecewa. Aku bisa merasakan hawa panas menimpa kamar ini.

  Aku hanya menunjukkan rasa takut dan memandanginya yang sedak duduk dengan kerutan yang sangat jelas dimukanya, matanya berapi-api dan giginya tampak gemetar saking kerasnya ia menahan amarahnya.

  "Kau pasti sengajakan?" Bentaknya memecah keheningan.

  "Jujur saja aku benar-benar tidak sengaja melakukannya!"

  "Lalu, apa kau sebelumnya pernah melakukannya?" Dengusnya.

  "Baiklah, aku mengaku aku tak pernah melakukannya. Dan aku tahu kau sangat kecewa karena telah membayarku sangat mahal... maaf aku mengecewakanmu tapi itu hal yang alami ketika seseorang kaget dan merasakan sesuatu yang mendesak tenggorokan, Jerk!"

  Dia hanya bisa duduk dan mengalihkan pandangannya dariku. Aku merasa kesal dengan perlakuan itu dan hanya menunduk.

  Secara spontan ia mengambil celananya lalu memasangnya "Bangunlah!"

  "A.. apa?"

  "Cepat bangun!" Bentaknya.

  "Ki.. kita mau kemana?"

  "Kita akan pulang kerumah pakai pakainmu cepat"

  "Bukannya kau marah?"

  "Sebenarnya aku marah tapi aku berusaha menahannya, tapi jangan berharap kau akan lolos, aku akan melampiaskannya ketika kita sampai dirumah!" Ancamnya

  Dia pun bergegas dan menuju keluar tanpa mempedulikanku, aku hanya mengekori dirinya dari belakang. Sepanjang jalan kami hanya diam membisu hanya suara langkah kaki kamilah yang terdengar.

  Begitu sampai parkiran akupun melihat sebuah limosin hitam sedang terparkir dengan seorang pria muda disamping mobil tersebut.

  "Tuan Shang" ucap seorang pria muda tersebut seraya membungkuk memberi hormat dan membuka pintu limosin itu.

  Apa dia pria yang sangat kaya?

  "Justin" Ucapnya pada pria muda tersebut. Diapun menekan bahuku dan memasukkanku kedalam limosin itu "Kembali ke rumah".

  "Baik Tuan!" Sikapnya ini menunjukkan bahwa ia punya kekuasaan yang cukup besar. Ia duduk tepat di sampingku dan menyilangkan kakinya.

  Pria itu Andrew Shang menghembuskan nafasnya kasar dan menarik-narik celananya yang membuat aku cukup tersenyum.

  "Kau dari Los Angeles?" Ucapnya memecah suasana hening dalam limosin itu.

  "Tidak aku dari Las Vegas" ucapku yang perlahan mulai terbiasa dengan suasana ini.

  "Kenapa kau mau menjual dirimu?" Pertanyaan yang cukup menyudutkanku. Aku mencengkram dress yang kupakai.

  "Dan kau? Kenapa kau mau masuk ke tempat jijik seperti itu?" Ucapku balik. "Apa hubungannya denganmu?" Dia menyela.

  "Dari apa yang kulihat bukannya kau seorang pria muda yang tampan dan juga mapan?" Aku bertanya. "Sudahlah kau tak usah menanyakan hal pribadi-ku" Dia berucap "Lagipula kau akan bersamaku selama satu tahun ini jadi kemungkinan aku tidak akan memasuki tempat seperti itu lagi" tambahnya.

  "Well, aku memang akan bersamamu selama 1 tahun ini tapi jangan harap aku akan menikmati semua permainan ini!" Ucapku tegas.

  "Apa kau yakin?" Ucapnya tiba-tiba "Tapi, kupikir kau akan tergoda dengan permainanku nantinya, dan.. jangan salahkan aku bila nanti kau tidak bisa melepaskan diriku!" Tambahnya dengan sedikit nada ancaman.

  Aku hanya diam dan tidak bisa berbicara, mulutku terkunci rapat dan aku mematung di suasana ini. Tiba-tiba dia menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangannya mulai menempel di pahaku. Aku sedikit gugup dengan situasi ini.

  Dia mulai membelai pahaku secara pelan dan horizontal. "Yakin-lah kepadaku Babe" gumamnya pelan. "Eunghhh.." aku mendesah kecil.

  "Apa kau terangsang?" Ucapnya kaget yang membuat ia meninggalkan bahuku dan kembali ke posisi tegapnya yang tadi. "Ti..tidak" aku gugup. Dia memperhalus elusannya di pahaku dan dia mulai mendekati leherku.

  Aku mengerang dan memejamkan mataku. Dia pun mulai menjilati leherku dan sesekali menghisapnya sementara tangannya tetap bermain. Aku menahan semua ini dengan memejamkan mataku dan meremas kursi limosin itu.

  Tangannya semakin liar, kini tangannya mulai memasuki area selangkanganku. Aku mulai berkeringat dingin. Tetesan demi tetesan membahasi tubuhku, bahkan hingga keleherku. Namun pria ini tidak ambil pusing ia tetap menjilat dan mengecup leherku walaupun dengan keringat yang tertempel di bagian tersebut.

  "Eunghh.." aku sedikit mengerang. Namun, tidak lama setelah itu ia menghentikan permainannya "Sabar sedikit Babe." Ia mengecup bibirku sekilas, lalu kembali ke posisinya semula.
.
.
.
-----------------------------------
.
.

  Kamipun sampai kerumah pria ini, dan aku cukup kagum dengan rumah ini. Sebenarnya ini bukan rumah tetapi lebih tepat di sebut mansion. Lotus Mansion itulah nama dari mansion pria ini.

  Kamipun memasuki mansion itu, aku cukup letih sehingga berjalan sempoyongan. "Justin, bersihkan kamarku dan lakukan seperti yang kukatakan!" Perintahnya. "Baik Tuan!".

  "Lalu.. kamarku di-" ucapku terpotong. "Kamu tidur bersamaku!" Tambahnya. "Apa?" Aku tersontak kaget.

  Dia pun meraih tanganku dan menarikku menuju kamar atas. Kamipun menyusuri lorong yang panjang di mansion itu dan nampak banyak sekali lukisan besar yang terpanjang di dinding lorong itu. Namun satu hal yang membuatku penasaran mengapa rata-rata lukisan tersebut adalah lukisan telanjang.

  Tiba-tiba ia meraih tanganku dan merapatkan tubuhku ke dinding. Dia merapatkan kejantanannya ke area v-ku. Aku sedikit gugup.

  "Aku tidak tahan lagi Babe!" Ia pun langsung melumat bibirku secara kasar.

  "Mmmmpphhh.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-----------------------------------

TBC ?
Vote sebanyak-banyaknya.

SHADOW (NC21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang