”Kita PUTUS! Tak ada lagi hubungan diantara kita, aku sudah bosan! Jadi jangan ganggu aku lagi!”kata Rio bernada tinggi tadi pagi masih membekas di benak Dara.
Seseorang yang selama ini di cintainya dan banyak pengorbanan dilakukan. Tapi malah harus melihat orang dicintainya bergandeng tangan dengan wanita lain bermesraan. Bersikap tak peduli padanya.
”Aargh!”teriak Dara sambil menjatuhkan semua barang di meja riasnya.”Aku benci kamu, Rio!”Dara menatap tajam dirinya di cermin meja rias. ”Apa yang kurang, Rio? Semua telah kulakukan! Apakah kau tak tahu betapa aku Mencintaimu!”
Dara memutar dan menurunkan badannya yang menempel di meja rias, kedua kaki di selonjorkan. ”Kenapa kau lakukan ini padaku? Aku tak bisa hidup tanpamu!”lirihnya dengan air mata menetes.
Drrtt ... Drrtt ... Getaran serta suara dering handphone di dalam ransel Dara berulang-ulang. Dara tak mempedulikannya terlalu larut dalam luka hatinya. Drrtt ... Drrtt... suara handphonenya kembali terdengar, Dara tak mau beranjak untuk mengangkatnya.
****
Sementara di cafè Kayla terus menghubungi Dara. Bermaksud memberitahu Dara bahwa Rio itu pria tidak baik untuknya. Dan membuktikan perkataannya selama ini yang di anggap bohong oleh teman dekatnya itu.”Ayo, Dara please angkat, dong!” geregetnya. ”Dimana sih, kamu, Dara!”Kayla pun berhenti menghubungi Dara. Melirik Rio dari luar sedangkan Rio di dalam cafè sambil bermesraan dengan wanita lain. Tiba-tiba saja perasaan Kayla tidak enak dan terus memikirkan Dara. ”Jadi kepikiran Dara, yah? Tumben Dara enggak angkat telepon dariku, apa dia baik-baik saja?”Kayla bicara sendiri. ”Kalo Rio ada di sini, mungkin Dara berada dirumah, sebaiknya aku ke rumahnya”.
Akhirnya Kayla pergi ke rumah Dara tinggal. Sampai di rumah Dara, Kayla melihat dari jendela ada seorang wanita duduk dekat meja rias.”Itu pasti Dara! Tapi kiranya sedang apa?” gumamnya.
Segera dia melangkah mendekati jendela. ”Dara!” panggilnya di jendela. Kayla memperhatikan Dara yang diam, dia terkejut melihat teman dekatnya itu mengenggam pisau seakan ingin memutus urat nadi di tangannya. Kayla berlari menuju pintu kamar Dara, untung pintunya tidak terkunci.
”Jangan lakukan!” pinta Kayla sambil menahan pisau tangan Dara yang hampir memutuskan urat nadinya sendiri. ”Kau sudah bosan hidup, Dara?” kesalnya sambil mengambil paksa pisau ditangan Dara dan di lempar jauh.
”Iya, aku bosan hidup, Kayla. Rio sudah tinggalkan aku, dia sudah tak mau aku berada dalam hidupnya!” isak tangis Dara.
”Begitu pentingkah Rio dalam hidupmu? Sehingga nyawamu tak berarti!” tanya Kayla sedih.
Dara hanya menangis. Kayla memeluk Dara dengan mata berlinang. ”Sungguh, apa yang kau lakukan hal paling terbodoh! Kau itu berarti bagiku, kau sahabatku. Aku tak mau kehilanganmu begitu saja” kata Kayla mencoba menenangkan hati Dara.
”Aku memang bodoh. Terlalu mencintai Rio. Hidupku hanya Rio!” isak Dara.
”Hey, Rio itu bukan akhir hidupmu? Jangan korban nyawamu karenanya? Masih banyak pria yang baik untukmu, ingat hal itu!” hibur Kayla.
”Tapi di hatiku hanya Rio!”
”Baiklah, aku ingin kau bisa tenangkan hatimu! Jika memang Rio adalah cintamu, dia akan menyesal dan kembali padamu! Dia akan merindukanmu, dia akan tahu siapa wanita yang selalu mengerti tentangnya, ” hibur Kayla menatap Dara. ”Jadi tolong kau jangan seperti ini! Jika kau tak ada, bagaimana nasib Rio?”
Dara terdiam. Hatinya sedikit tersadar. ”Terima kasih, Kayla!” ucap Dara. ”Kau telah datang tepat keadaanku seperti ini. Menenangkan diriku, aku bersyukur bertemu denganmu”.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek
Short StoryBerbagai cerita pendek ada di sini. Yang suka baca yang langsung cepat habis ya di sini ヽ('▽`)/