"Kuylah, serem di sini, banyak makhluk dempul tebal udah kayak setan. Merinding gue,"
-It's (not) Fine-
"Joy! Ada Darren di depan nyariin,"kata Chika, salah satu tempat kelas Joy.
Joy mengernyit bingung. Ada apa gerangan laki-laki itu mencarinya?
Joy lalu menyimpan bukunya. "Gue ke depan bentar,"kata Joy pada Miu. Miu membalas dengan anggukkan.
Joy lalu melangkahkan kakinya ke depan kelas. Joy menoleh dan melihat Darren sedang bersandar di dinding.
"Apa?"kata Joy to the point.
"Ngantin,"
"Hah?"
"Gue mau ngajak lo ngantin,"kata Darren.
Joy menatap Darren selidik. "Atas dasar apa nih?"tanya Joy.
"Atas dasar permintaan maaf gue udah motong waktu belajar lo tadi,"
"Gak perlu,"
"Gue mau,"
"Gue enggak,"
"Gak nerima penolakan,"Setelah itu Darren menarik tangan Joy paksa.
"Eh! Eh! Hp gue ketinggalan woi!"kata Joy sambil berusaha menarik tangannya dari Darren.
"Biarin,"
"Iya deh gue ikut! Tapi ngambil hp dulu,"
Darren lalu menghentikkan langkahnya. "Bener ya?"kata Darren sambil tersenyum puas.
"Iya bacot, cepet lepas!"kata Joy sambil menggerak-gerakkan tangannya.
Darren lalu melepaskan tangannya dari tangan Joy.
"Gue tunggu di sini, awas lo gak dateng,"kata Darren.
"Ck,"decak Joy. Joy lalu berbalik menuju kelasnya, untung saja hanya beberapa langkah dari posisinya sekarang.
"Kenapa dia?"tanya Bianca sesampainya Joy di kelas.
"Tau, ngajak ngantin bareng sebagai permintaan maaf katanya,"kata Joy lalu mengambil hpnya yang ada di laci.
"Permintaan maaf soal?"
"Nanti aja gue jelasin. Duluan ya, ntar dia makin bacot,"kata Joy lalu segera berlalu dari kelas menuju Darren.
"Sejak kapan Joy nurut ke anak nakal macem Darren?"tanya Jane.
Bianca dan Miu mengangkat bahu tanda tidak tahu.
***
Berakhirlah sekarang, Joy duduk bersama Darren di kantin. Sedang murid lain curi pandang ke arah mereka berdua.
Bagaimana tidak, Joy sangat terkenal tidak suka pada anak-anak nakal seperti Darren dan kawan-kawannya.
Tapi sekarang Joy justru duduk dan makan bersama Darren.