: Day 9 :

39 7 3
                                    

Senin , 09 Oktober 2017

****

13.31

"Dara, pulang bareng gue yuk"

"....."

"Buku yang lo suka, ada digramed deket rumah gue lo, Ra. Mau gue anterin?"

"....."

"Oh, ya Ra. Kedai escream yang waktu--"

Dara berjalan keluar kelas, menghiraukan suara Jaya yang terus mengajaknya berbicara.
Dara memainkan ponselnya dan berjalan santai dikoridor 11 yang sepi itu.

"Dara...."

Dara diam.

Jaya menyaingi langkah kecil Dara. Jaya, cowok itu tersenyum lembut dan berusaha sabar mendekati Dara. Tangan Jaya berusaha memegangi bahu Dara.
Namun, tiba-tiba nyeri muncul diperut bagian kirinya.

Jaya kembali menggapai bahu Dara.
"Dara...."

Dara menepis tangan Jaya kasar, matanya menyiratkan yang membuat Jaya menatapnya memelas.

"Lo bisa gak sih gak ganggu hidup gue? Gak usah deket-deket sama gue lagi! Lo kayak benalu tahu gak!"ucap Dara sarkas.

Hati Jaya mencelos. Rasanya perih tapi, tak berdarah saat Dara berucap seperti itu padanya. Dara sudah menyampaikan uneg-unegnya selama Dara ada didekat Jaya.

Setelahnya, Dara meninggalkan Jaya sendirian. Jaya terus menatap punggung kecil Dara yang semakin menjauh. Sangat jauh hingga membuat Jaya merasa kecil untuk menggapainya.

Jaya tersenyum getir.
"Emang, gue ini benalu, Dar?"

Drrt

Drrt

Sebuah panggilan masuk, Jaya menatap sipemanggil sebelym mengangkatnya. Sebelum itu Jaya menghela nafas.

"Hallo, ma?"

"....."

"Iya, Jaya kerumah sakit sekarang"

"....."

"Iya, mah"

Tut

*****

SS[1] OktoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang