: Day 23 :

15 0 0
                                    

Senin, 23 Oktober 2017

****

10.30

Babak kedua diadakan hari ini.
Babak pertama dimenangkan oleh SMA Skala membuat SMA Skala tak henti-hentinya menyanyikan lagu kemenangan.

Batang hidung Jaya tak terlihat sedari tadi, membuat Dara sebentar-sebentar celingak- celinguk mencari keberadaannya.
Padahal beberapa makanan sudah Dara siapkan ditrimbun agar ia dan Jaya bisa makan bersama. Namum, nyatanya cowok itu menghilang.

"Dara?"

Dara menoleh saat mendengar namanya.
"Alki?"

Alki mendekati Dara, melewati desak-desak ramai ditrimbun. Beruntung akhirnya Alki bisa keluar dengan selamat.
"Sendiri?"

Dara mengangguk.

"Boleh gue duduk sisini?"padahal tempat duduk yang dutunjuk Alki adalah bangku yang ia siapkan untuk Jaya.

"duduk aja"

Alki tersenyum tipis, duduk, dan mulai menikmati pertandingan.
Tak kalah dari kemarin Dara tetap saja bersorak keras dan penuh semangat membuat Alki kadang terkekeh melihat semangat memburu Dara.

Beberapa menit kemudian, permainan kacau. Adu otot tak dapat terhindari. SMA Rikter sengaja atau tidak sengaja telah menyenggol Alan simurid kelas 11. Ipa 6, membuat cowok itu cedera serius.

Adu mulut, dan otot terjadi semedikian rupa, penonton berdiri memberi komentar menyalahkan lawan. Wasitpun masuk untuk melerai.

Permainan dihentikan sementara. Kekecewaan tak dapat terhindari. Yang pasti SMA Skala sedang ribut karna tak punya pemain cadangan.

Dara yang mengerti itu lanaung menyenggol siku Alki.
"Lo bisa main basket gak?"

"Gue-"

Penonton kembali heboh, saat pemain kembali kelapangan. Sontak Dara lansung melihat siapa yang menjadi pengganti Alan sementara.

Mata Dara menyipit.

"Jaya?"

Dara lihat dengan jelas, cowok berjersey 7 itu adalah Jaya Winata. Yang tentu membuat Dara syok adalah.

Sejak kapan Jaya pandai bermain basket?

Permainan dimulai kembali. Tampak panas tanpa kendala. Jaya mengambil alih bola. Tangannya memantulkan bola tinggi didaerah lawan.

Dan.....

Jaya berhasil mencetak angka.

Dara bertepuk tangan meriah, tatapannya masih tak beralih saat Jaya kembali mengejar sibundar oranye.

Beberapa menit kemudian, Jaya selalu bisa mencetak angka untuk timnya sendiri. Dara selalu memperhatikan gerak gerik Jaya, saat cowok itu tiba-tiba meringit dan selalu memegangi perut bagian kirinya.

"Jaya..."

Selang beberapa lama, akhirnya permainan selesai. Pemain keluar dari lapangan dengan hasil 10:8
Yang lagi-lagi dimenangkan oleh SMA Skala.

Tanpa pamit, Dara meninggalkan trimbun dan Alki yang duduk disebelahnya. Menghiraukan suaea panggilan dari cowok itu.

Ketika Dara sampai. Hal pertama yang ia cari adalah Jaya. Ia menemukannya, menemukan cowok itu yang tenfah berhigfive bersama teman-temannya.

Wajah pucat Jaya semakin membuat Dara cemas, Dara terus melangkahkan kakinya mendekati Jaya. Namun, tiba-tiba ia berhenti.

Ada seorang gadis, denfan berpakaian cheerleader tengah memberikan Jaya sebotol minuman mineral. Dan Jaya menerimanya sembari tersenyum.
"Makasih, je"

Jelita tersenyum manis pada Jaya.

Nafas Dara serasa dicabut paksa dari tempatnya

***

SS[1] OktoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang