Liburan merekapun selesai sekarang mereka kembali pada aktivitas padat yang selalu terjadi setiap hari, sekarang mereka sedang menikmati sarapan lalu Forth berpamitan untuk ke kantor karna ada hal penting yang tak bisa ditunda dan Fifian juga pamit untuk berangkat sekolah.
Usia kandungan Beam udah memasuki bulan ke sembilan itu tandanya anak mereka akan segera lahir, Beam sedang memakan buah apel di taman belakang bersama Daddy-nya Forth sambil menikmati matahari pagi sedangkan Mommy sedang menjamu tamunya.
Saat sedang asik mengobrol dengan Daddy tiba-tiba Beam sakit perut dan Daddy pun langsung panik dan memanggil sang istri, lalu istrinya langsung berlari tergopoh-gopoh ke arah taman belakang rumah setelah mendengar teriakan suminya yang sangat panik.
"Sepertinya ini sudah waktunya bayinya lahir" kata sang istri dan langsung menyuruh suaminya untuk menggendong sang menantu dan membawa ke arah mobil dam melesat ke arah rumah sakit, sang tamupun langsung pamit setelah melihat kondisi yang tak memungkinkan untuk bertamu lebih lama lagi.
Sesampainya di rumah sakit Beam langsung di tangani dokter, lalu dokter langsung mengambil keputusan cepat untuk melaksanakan operasi caesar mengingat Beam tidak punya jalan lahir untuk anaknya dan tentu saja dengan persetujuan keluarga yang menemani.
Lalu Tuan Anatapong pun menelpon anak dan besannya untuk segera datang ke rumah sakit sedangkan nyonya Anatapong duduk dengan perasaan yang sangat tidak tenang, dan Tuan Anatapong berusaha menenangkan sang istri.
Tak lama kemudian Forth datang dengan tergesa-gesa dan nafas memburu karna dia berlari dari parkiran ke ruang operasi.
"Bagaimana keadaannya?! Apakah mereka baik-baik saka?!" tanya Forth setelah sampai di depan kedua orang tuanya dengan nada panik.
"Tenanglah nak, mereka sedang di tangani dokter berdoalah semoga mereka baik-baik saja" Nasehat Tuan Anatapong dengan nada menenangkan.
Lalu Forth duduk di sebelah ibunya lalu sang ibu langsung memeluk anaknya berusaha memberikan ketenangan bagi anaknya yang sedang di landa kecemasaan yang berlebihan.
Mereka terus memanjatkan Doa kepada sang pencipta agar dua nyawa yang sedang bertarung dengan kamatian selamat tanpa harus mengorbankan salah satu dari mereka.
Tiga jam berlalu tak ada kabar dari dalam sana, mereka menunggu dengan cemas terus memanjatkan doa agar mereka selamat, sekarang orang yang menunggu bertambah kedua orang tua Beam sudah datang Phana, Wayo, Ming dan Kitpun sudah datang bahkan Fifian meminta ijin ke sekolah agar pulang lebih cepat.
Lalu lampu operasipun mati menandakan operasi telah selesai, dan dokterpun keluar dari ruang operasi dengan wajah lelah.
"Siapa disini yang menjadi suaminya?" Tanya sang dokter.
"Saya dok" jawab Forth dan berdiri di hadapan dokter.
"Selamat anda telah menjadi seorang ayah, dan mereka bertiga baik-baik saja sebentar lagi mereka akan di pindahkan ke ruang rawat inap"
"Maksud dokter dengan mereka bertiga itu apa?" Tanya Forth bingung.
"Anak kalian kembar" Ucap sang dokter dengan senyuman.
"Benarkah?" Tanya Forth tidak yakin sedangkan anggota keluarga yang lain tersenyum bahagia.
Dokter hanya menjawab pertanyaan Forth dengan anggukan yakin dan senyum yang tak lepas dari wajahnya karna ikut merasakan kebahagiaan keluarga pasien.
"Terimakasih dok telah menyelamatkan mereka, karna mereka adalah harta yang paling berharga yang saya miliki" Ucap Forth dengan nada penuh terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Ada Karna Terbiasa (FORTHBEAM)
Fanficmungkin judul gk sesuai isi cerita Bahasanya berantakan gk berfaedah,,,tp klo mau baca ya silahkan ff ini tercipta karna saia haus akan moment Fort Beam di 2moons the series udhlah langsung baca cekidot