Jujur

5 0 0
                                    

" mengapa kau masih disitu?.."

seruku sambil tetap berjalan lurus..

" gadis ini benar - benar.."

dia berlari ke sebelahku..
sambil menyuruhku untuk berhenti sejenak.

" tunggu dulu.."

" kenapa?.."

" pakai ini.."

laki - laki ini melepaskan sepatunya.. dan menyuruhku untuk memakainya..

" tidak usah.. kau pakai saja?.."

" kau benar - benar keras kepala ya.."

aku hanya melihatnya dan tidak menjawab peryataannya.

" bagai mana kamu bisa seperti ini..
aku ini seorang laki - laki..
Bagai mana biasa aku melihat seorang gadis berjalan tampa mengenakan alas kaki.

jadi jangan membantahku dan pakai."

omelnya sambil menarik kakiku agar mengenakan sepatunya..

" Trima kasih..."
seketika kalimat itu terlontar dari dalam mulutku..

" iya.. tidak masalah."

" kira - kira, kapan kita akan sampai? "

tanyaku sambil berjalan perlahan.

" sekitar 5 perempatan lagi.."
sambil menunjuk jalan.

"oh ya...
maaf sudah membuatmu..
malu di depan
teman - temanku "

" ah.. tidak masalah..
Mungkin aku salah orang..
jadi ya..
aku asal berbicara."

jawabku karena merasa tak enak padanya.

" tidak..
sebenarnya kamu benar...

aku adalah laki - laki yang hampir menabrak mu.."

" apa!!!..

kau!!..."

aku mulai emosi.. tapi seketika pikiranku menyuruhku untuk mendengarkannya dan tidak memarahinya.

" sudahlah..
aku juga sudah melupakan kejadian itu."

" kau tidak apa - apa?.."

" aku baik - baik saja?..
ayo.. kita cepat.. sebentar lagi sampai.."

seruku..

* sampai *

" ini rumah mu?..."

tanyaku sambil melihat sekeliling rumah dari luar.

" ia.."

" wah.. sangat besar ya...?
kelihatan sepi....
apa kau tinggal sendiri?.."

lagi - lagi aku bertanya

" ya.. begitulah..
dan aku tinggal sendiri.."

Healer MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang