Chapter Three

991 73 11
                                    

Chapter III

Malam ini udaranya cukup dingin dengan hembusan angin yang cukup kencang, namun tetap saja atap rumah Chi adalah favoritku. Kulihat jam tangan ku menunjukkan pukul 07:08, mungkin aku juga ingin menunggu kedatangan sedan abu-abu itu menjemputku. Aku melihat raut wajah jujur Sam saat ia bilang ingin mengundangku ke rumahnya. Sembari menunggunya aku menyibukkan diri dengan koran-koran yang sudah ku kumpulkan hari ini, namun sialnya semua beritanya sangat membosankan, tidak ada yang menarik perhatianku. Bahkan setelah memperhatikan 30 lembar lebih, tak ada berita yang bagus. Aku memutuskan untuk tidur sebentar, tak ada tanda-tanda akan kedatangan Sam dan tak ada yang mencurigakan di sekitar rumah Chi. Angin malam ini sangat lah menyejukkan meskipun sedikit terlalu kencang, namun aku sangat menyukainya.

Tiba-tiba aku mendengar suara mesin mobil yang tak asing lagi bagiku. Kubuka mataku perlahan. Kulihat sedan yang ku tunggu sudah tiba tidak jauh dari rumah Chi, aku tersenyum kecil ketika melihat jarum jam tanganku menunjukkan pukul 07:48. Aku segera turun dari atap dan menghampiri mereka. Kulihat mereka berjalan menuju rumah Chi.
"oh Eren, aku baru saja mau memanggilmu" kata Sam
"suara mesin sedan mu sangat familiar di telingaku tuan" jawab ku sembari menutup pagar rumah Chi perlahan. Kulihat raut wajah Sam terlihat tidak nyaman denganku. Aku menghampirinya yang masih diam mematung menatapku.
"bisakah kita berangkat sekarang?" tanyaku dengan sedikit tersenyum padanya.
"tentu" jawab Sam singkat lalu berjalan menuju mobilnya, aku mengikuti di belakangnya. Ya seperti biasanya, dia tak sendirian, sudah ada Chris yang menunggu di dalam mobil.
"selamat malam tuan Chris, ada apa dengan matamu? Tidurmu tak nyenyak?" sapa ku setelah duduk di kursi belakang sedan.
"ah.. hanya saja aku sedang banyak pekerjaan" jawab Chris gugup lalu mulai menyalakan mesin. Tidak lebih dari 17 menit sedan ini berhenti disebuah rumah yang cukup menarik dengan cat abu-abu dengan coklat muda itu. Sam turun disusul dengan Chris
"ayo Eren" ajak Chris setelah mematikan mesin mobil. Aku pun turun dari mobil
"perjalanannya tak begitu lama, sekitar.. 16 menit, tetapi kalian sampai di rumah nenek bagitu lama"
"ah.. aku masih menunggu mu hingga lebih dari jam 7:15 Eren, aku hanya memastikan kau datang sendiri atau tidak" jawab Sam sembari membuka gerbang rumahnya. Aku hanya menganggukkan kepala lalu mengikuti Sam dan Chris memasuki rumah yang cukup besar itu. Rumah Sam terlihat sangat bersih dengan lantai kayu dan karpet-karpet lantainya yang mewah menghiasi kesederhanaan lantai kayu tersebut.
"duduklah Eren, aku buatkan teh untuk mu" ucap Sam lalu pergi ke dalam meninggalkanku dan Chris di ruang tamunya.
"silahkan duduk Eren" kata Chris
"ya, terima kasih tuan" aku pun duduk, ku perhatikan sekitar ruang tamu Sam, tertata dengan begitu rapi dan bersih. Ku lihat karpet dibawah meja yang ada didepanku, aku sangat suka coraknya yang sederhana namun terlihat mewah, ku coba membuka sedikit karpet tersebut dengan jari-jari kakiku yang terbungkus kaos kaki. Aku hanya tersenyum melihat banyak kotoran dibawah karpet tersebut. Normal saja jika itu debu, tetapi yang kulihat adalah banyak kotoran seperti potongan-potongan kecil kertas dan abu rokok disana. Tak lama Sam kembali dengan menbawa tiga cangkir teh panas.
"apa rumah ku cukup membuatmu nyaman Eren?" tanya Sam sembari meminum teh nya, aku tersenyum lalu menghirup aroma teh buatan Sam, ku minum sedikit teh panas itu.
"ya, rumah mu sangat rapi dan... sedikit bersih" bisa kulihat ekspresi Chris berubah menjadi sangat tidak nyaman dengan ucapanku.
"tuan Sam, bisa kau ceritakan padaku apa hubungan mu dengan nenek?"
"ah ya, nenek adalah ibu mertuaku, istriku meninggal 5 tahun yang lalu"
"apa penyebabnya?"
"sakit"
"lalu kenapa kau tak hidup dengan nenek atau... mengajak nenek hidup dengan mu disini?"
"aku tidak bisa hidup disana, dan nenek tak mau hidup disini"
"mungkin nenek tak mempercayaimu"
"hm?"
"tuan Sam, bagaimana orang lain akan mempercayaimu jika dalam hal kecil saja kau sudah curang dan tidak jujur"
"apa maksudmu?"
"Tidak semua orang hanya melihat tampilan luarmu, beberapa orang akan melihat kedalam hati dan akal pikiranmu. Sekarang anggap saja rumah mu ini adalah tampilan luarmu dan dibawah karpet ini adalah hati dan akal pikirmu. Aku permisi dulu tuan Sam dan tuan Chris, selamat malam dan terima kasih atas teh panasnya".

I'm (not) InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang